8 - Naren berbeda

78 25 1
                                    

"eh lo liat Vanka ga?" Tanya Naren sambil memberhentikan seorang siswi yang tengah berjalan menuju kantin, karena memang sekarang adalah waktu istirahat.

"engga." Jawab Siswi itu kemudia pergi meninggalkan Naren.

anjir, lo kemana sih Vanka?
batin Naren bertanya-tanya, kemanakah Vanka? Naren ingin mengajaknya untuk kekantin bersama.

Akhirnya Naren memutuskan untuk pergi ke kelas Dikta, dan itu kelas Vanka juga. Tadi Naren sudah ke kelas Dikta dengan tujuan ingin mengajak Vanka untuk ke kantin bersama, namun Vanka tidak ada jadi Naren pergi keluar kelas untuk mencari Vanka. Dan Dikta kebingungan dengan sikap Naren yang seperti itu.

"Ta? Ayo kantin!" Ajak Naren seraya memukul ringan pundak Dikta.

"Kan lo sama Vanka, gimana sih?" sewot. satu kata yang bisa menjelaskan gimana nada bicara Dikta.

"Ish, biasa aja dong Dikta ku sayang, mwahh." Dengan percaya diri, Naren mencium pipi Dikta.

"NAREN?! BANGKE LO, PIPI GUE GASUCI LAGI NYET. PERGI LO GOBL*K!" Dikta ingin marah, tapi tidak bisa. Sekarang mungkin bisa dibilang Dikta hanya marah sesaat. Ya, marah sesaat.

Karena, setelah itu. Dikta berjalan ber'iringan dengan Naren untuk pergi ke kantin.

"ih sumpah Ta, gue gatau Vanka kemana. Anjir banget -," mood Naren turun, hanya karena tidak bisa melihat Vanka. Dikta sendiri bingung dengan sikap Teman Terlaknat nya itu.

"Lo kenapa sih? Masa gara-gara Vanka doang, lo kaya gaada mood gitu sih?! Orang gila!" Lalu setelah itu, Dikta jalan duluan didepan Naren.

Dan kembali lagi, Naren berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Dikta, lalu Naren bertanya lagi tentang Vanka, "Ta? Lo tau ga Vanka kemana?".

"Tau." Singkat, padat, dan jelas.

"ih kalo tau kenapa ga daritadi oon. Kemana si Vanka?" Tanya Naren seraya menoyor kepala Dikta.

"paling bolos sama Ariana. kan Tadi Ariana juga gaada. Gitu aja gatau, Gimana sih? Gimana mau jadi calon pacar coba😴" Jelas Dikta sambil menggelengkan kepalanya.

"Ohiya. Hahaha, pinter juga ayang ku yang ini, aku jadi makin sayang." Sarap. Ingin sekali Dikta mengotori wajah Naren yang blasteran, dengan terigu yang ada di salah satu warung.

Lalu tanpa berkata apapun, Dikta pergi mendahului Naren.

   ***

Vanka berjalan santai dengan Ariana di sampingnya, saat ini penampilan Vanka adalah Kancing Baju seragamnya terbuka satu dari atas, memperlihatkan kawasan lehernya yang sangat terbuka. Baju yang dikeluarkan, dan lecek dibagian bawah. Serta kaos kaki yang sengaja Vanka turunkan padahal sekolah mewajibkan untuk memakai kaos kaki yang sampai lutut.

Tentu dengan gaya penampilan Vanka yang seperti ini, membuat gempar seantero sekolah. Tidak biasanya Vanka seperti ini.

Dikta, dan Naren baru saja keluar dari wilayah kantin. Langsung melongo ketika melihat, Vanka, dan Ariana dari kejauhan. Tanpa basa-basi Naren langsung menarik Dikta untuk menghampiri, Vanka dan Ariana.

"Vankaa? Lo kemana aja sih? Gue cariin juga yawlo :'" Naren langsung menyerocos panjang lebar setelah menghampiri Vanka.

"Pelan-pelan kali Ren. Oon dasar lu mah!" Ariana langsung saja menengahi Naren yang ingin ngomong panjang x lebar.

"Yee biasa aja dong nyet. Iri ya lu ga dicariin sama orang ganteng kaya gue?" Tanya Naren dengan sangat amat percaya diri, membuat Ariana dan Vanka sangat jijik dan tidak habis pikir.

"iyuh." Jelas Ariana seraya menatap Naren sinis, namun sama sekali tidak menganggap kehadiran Dikta. Sebenci itukah Ariana dengan Dikta?.

"kenapa Nyariin Ren?" Tanya Vanka mengingat apa yang dikatakan Naren pas pertama mereka bertemu.

"sebenernya tadi mau ngajakin lo ke kantin bareng, tapi lo nya gaada jadi yaudadeh gajadi. Sedih lho Abang :(" Jelas Naren seraya mengelus-ngelus dadanya sambil menatap kebawah.

ni orang otaknya gesrek kali ya?
Itulah yang ada dipikiran Vanka mengenai sikap Naren yang bisa dibilang agak miring otaknya.

"gesrek otak lo sumpah! Najis gue temenan sama lo!" Jelas Dikta lalu pergi ke kelasnya meninggalkan Naren.

"yaudadeh ya Naren. Gue mau ke kantin dulu sama Ariana. Bye" Lalu dengan itu Vanka, bersama Ariana juga pergi meninggalkan Naren sendirian, dan yang ditinggalkan hanya menatap cengo.

"YAWLO :' SALAH NAREN APA?! KENAPA NAREN HARUS DITINGGALKAN DENGAN SEMUA TEMAN NAREN YAWLO :'" Naren mengangkat kedua tangannya layaknya orang yang sedang meminta ampun kepada tuhannya, Naren berdoa seperti itu dengan volume yang cukup keras membuat orang-orang disekelilingnya menatap nya heran, dan tak sedikit pula yang terkekeh.

***

"abis ini ke kelas aja kan? Tadi kan kita udah bolos. Cape coy gua, wkwk." Jelas Vanka seraya terkekeh pelan.

"sipsip." Komentar Ariana.

"ohiya Na, tadi tumben si Dikta engga ngelarang kita. yakan? biasanya kan ngelarang-ngelarang gitu!" Kata Vanka pelan, seraya melihat keadaan sekitar.

"iya juga si. Tapi bagus deh, jadi yagitu. Kita gausah berantem sama dia, males banget gue woi!" Ariana menjawab sambil mengeluarkan handphone nya dari saku baju nya.

"wkwk."

Tidak lama kemudian, mereka berdua memasuki kelas. Dikarenakan bel yang sudah didengar, dan menghindari guru piket yang galak nya minta ampun.

                                    ***

Saat pulang sekolah. Tanpa ragu-ragu Naren langsung meluncur ke kelasnya Dikta, berharap dapat pulang bareng bersama Vanka.

"Haiii Vanka? Pulbar sama gue yuk, hehe!" Tanya Naren seraya menghampiri meja Vanka, terlihat Vanka yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Naren? Katanya lo mau main PS dirumah gue? Gajadi? Oh Yaudah." Celetuk Dikta.

"Van? Kan lo mau kerumah gue, kita mau girls day out kan? Ayuk, cepetan. Naik motor gue aja!" Terdengar jelas bahwa Ariana menekan kata-kata terakhirnya.

Tanpa aba-aba pun Dikta, Ariana, serta Vanka pergi mendahului Naren yang masih setia didalam kelas.

Merasa sakit hati, Naren pun berkata. "BUSET DAH LO SEMUA. DARITADI KERJAAN NYA NINGGALIN GUE MULU. SIALAN EMANG, AWAS LO SUMPAH! TENGGELEM SONO LO PADA KELAUT!"

Mendengar pernyataan Naren, beberapa orang yang ada dikelas itu hanya tertawa kecil, sejurus kemudian Naren memberikan tatapan tajam.

***

Haii. Jadi cerita ini lagi tahap revisi ya, so aku akan nge post ulang satu per satu.

Enjoy guys!🧡

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang