10 - First time

42 18 0
                                    

PS: Maapkan saya yang sudah tidak meng-update cerita ini selama ber'abad-abad ehe :(. hanya mau bilang bahwa, akan hiatus kayanya, tapi gatau. so maapkeun author yg sgt labil ini ya ehe☺️. xoxo, lovv u!❤️

——

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lebih dari 10 menit yang lalu. Ariana dan Vanka masih sibuk memasukan barang kedalam tasnya masing-masing. Memang tumben sekali Ariana tidak membolos pelajaran, apalagi pelajaran terakhir. Yap! sangat tidak biasa bukan? Author pun tidak tahu apa alasannya huhu :((

"Van? Jadi kan?" Tanya Ariana sekedar memastikan.

"Ya jadilah. Bisa-bisa mati gabut gue. Tapi gue mau cerita satu masalah dulu ya." Jelas Vanka. Ntahlah, Vanka sendiri pun masih belum yakin apakah dia memang mampu untuk menceritakan masalahnya kepada Ariana.

"Okedeh, tapi gue mau balik dulu. Mau ngambil baju dan yang lain-lain hehe. see you!"

Ariana berjalan menjauh, meninggalkan Vanka yang menghela nafas berat.
sebelum lupa, segera Vanka memanggil Ariana yang sudah melangkah menjauh, "Na, gue lupa. tunggu!" segera Vanka memakai tas nya, dan menghampiri Ariana yang tengah menghela nafas berat, kaget.

"Apasih Van? ngagetin tai. ga penting, auto lempar sepatu gue."sarkas.

"hehe, peace." Jelas Vanka seraya menunjukan Jari telunjuk, dan tengah. menunjukan angka dua yang berarti, damai. Lalu Vanka berbicara "mau ngingetin lo aja, supaya jangan lupa kerumah gue ntar jam 5. Soalnya ini gue bener-bener kesepian. Terus jangan lupa bawa UNO. Udah mau bilang itu aja. Gue pulang ya Na, goodbye. see you babe!"

Setelah mengatakan itu, Vanka buru-buru menjauh dari Ariana yang sepertinya kesabarannya sudah habis. Karena, selang beberapa detik kemudian, teriakan Ariana menggema di koridor sekolah yang sudah lumayan sepi,

"VANKAAAAAA BANGSATT!!"

oke bhay.

——

Vanka keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit di kepalanya. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, itu tandanya sebentar lagi Ariana akan segera sampai dirumah gadis itu.

Segera Vanka mengambil ponselnya di nakas, dan menekan nomor Ariana. Dia akan segera menelponnya.

iya kenapa Van? Jawab orang di seberang sana, sudah bisa dipastikan itu suara Ariana.

"Lo dimana?" Tanya Vanka kepada Ariana, sepertinya cewe itu sudah berada didalam mobil, namun ego Vanka memaksanya untuk tetap menanyakan itu.

udah dimobil Van, lagi dianterin sama sopir gue. soalnya barang bawaan gue banyak banget ni wkwk. kan benar dugaan Vanka.

"Oh gitu oke deh. Hati-hati Na!"

tut.

Sambungan terputus.

kebiasan. kekeh Ariana diujung sana.

sekarang Ariana sudah berada dirumah megah nan mewah milik keluarga Bramasta alias papa Vanka sendiri.

"Jadi lo mau ngomong apa Van? Katanya tadi mau cerita" Tanya Ariana seraya memakan eskrim yang memang disuguhkan oleh Vanka.

"Hmmm. Gausah deh, gue belom siap aja ceritanya. Tapi gue pengen cerita ke lo, aduh gue gimana sih?" Tanya Vanka frustasi seraya menaruh lipatan kepalanya di atas meja.

Lalu Ariana memberikan motivasi, cielah motivasi ga tuh, "Kalo kata gue si, cerita aja Van. Bukan karena gue kepo atau apapun itu, tapi kalau lu cerita seenggaknya beban lo itu berkurang. Gitu aja sih, tapi terserah lo juga whehe"

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang