4

250 15 0
                                    

"Ah, enaknya, noona? Kau tidak ikut makan?" tanya Kai dengan kepala yang dia miringkan kekanan.

Yerin hanya menghembuskan napasnya pelan, tangannya bersidekap dengan punggung yang menyender penuh pada kursi makan dibelakangnya.

"Aku sudah kenyang, kau sudah makan bukan? Kalau begitu kau bisa pulang sekarang" kata Yerin pada Kai sembari beranjak dari tempat duduknya ke arah ruang tv.

Kai hanya menatap Yerin dengan senyum kecil dibibirnya, sembari tertawa kecil laki-laki itu membereskan peralatan bekas makannya dan menuju dapur.

Yerin melirik sebentar kearah Kai yang pergi kearah dapur apartemennya, memutar matanya bosan saat tahu laki-laki itu tidak bisa dicegah.

"Yerin noona?" tanya Kai sembari mendudukkan dirinya disofa, tepat disamping Yerin, ikut menonton tayangan berita didepannya.

"Yerin noona~" panggil Kai dengan mendayu, Yerin menggigit pipi bagian  dalamnya menahan senyum.

"Noona~" tanya Kai yang memiringkan tubuhnya kearah Yerin, kepalanya menutupi layar tv dipandangan Yerin untuk menarik perhatian wanita itu.

"Aish, kenapa kau ini? Mengganggu saja" Yerin dengan raut kesal mendorong wajah Kai dengan telapak tangannya.

"Ai~ kenapa noona galak sekali?" tanya Kai sembari menatap jam diruangan itu.

Pukul 11 malam.

"Bagaimana kalau kita keluar? Aku tahu noona sedang bosan kan?" tebak Kai dengan senyum jahil.

"Ck, sok tahu sekali kau bocah" tunjuk Yerin tepat didepan wajah laki-laki itu, Kai meraih jari tangan wanita didepannya dan memeluknya dengan kedua tangan.

"Tentu aku pasti benar noona, ayolah kita pergi keluar ya?" tanya Kai lagi.

"Tidak" jawab Yerin berusaha melepas jari tangannya yang dipeluk Kai.

"Ayolah noona?"

"Tidak dan tidak" tegas Yerin.

"Aku tidak akan lepaskan ini jika noona tidak mau" ancam Kai sembari menujukkan jari tangan Yerin yang dipeluknya.

"Yah, kau mengancamku?" dengan tatapan tajam Yerin menatap Kai.

Dan, disinilah Yerin sekararang, berjalan dihamparan bunga sakura yang berguguran dan pohon-pohon yang penuh dengan bunga sakura yang bermekaran.

"Yah bocah, sebenarnya apa yang ingin kau lakukan ha?" tanya Yerin sembari menatap Kai yang membalut dirinya dengan hoodie dan topi. Sangat aneh, pikir Yerin.

"Ayolah noona, nikmati saja pemandangan ini" dengan tangan didalam saku hoodienya, Kai berjalan menyusuri trotoar yang dipenuhi kelopak bunga sakura.

Yerin hanya mendengus dengan sebal.

"Ayo noona, aku tunjukan sesuatu" Kai menarik tangan Yerin menuju lapangan luas yang dikelilingi pohon bunga sakura.

"Lihatlah ini noona" kata Kai, tangannya sibuk mengambil sesuatu dari dalam kantung plastik bawaannya.

"Itu?" tunjuk Yerin pada apa yang dipegang Kai.

"Kau mau menyalakannya noona?" tawar Kai yang sedang memegang kembang api itu.

Yerin menatapnya dengan ragu, kemudian menggeleng pada Kai, meski tatapannya masih tertuju pada kembang api itu dengan tertarik.

"Benarkah? Baiklah jika begitu, biar aku saja yang menyalakannya" kata Kai yang diselingi tawanya.

Tangannya beralih menyalakan sumbu kembang api itu dengan korek ditangan kirinya.

Pyuuung-

Duar-

Yerin menatap bunga cahaya hasil letusan kembang api itu di awan yang gelap.

"Hahahaha" itu bukan hanya tawa dari Kai tapi juga tawa dari wanita disampingnya.

"Menyenangkan bukan, noona?" tanya Kai dengan senyum, sembari menatap wanita disampingnya.

Yerin hanya menunduk menatap sepatunya, tapi kemudian dia mengangguk dengan senyum kecil dibibirnya.

"Kau mau mencobanya? Kemarilah" kata Kai sembari mengibaskan tangannya pada Yerin.

Yerin menatap ragu pada laki-laki didepannya sebelum berjalan pelan mengampiri Kai.

"Pegang dengan erat ya noona" kata Kai pada Yerin, tangan laki-laki itu menuntun  Yerin untuk memegang kembang api itu dengan kedua tangan wanita itu.

"Kau sudah siap?" tanya Kai pada Yerin yang ada didepannya.

Yerin mengangguk pelan dengan gugup, bahkan tangannya tidak menyingkirkan tangan Kai yang ikut memegang kedua  tangannya.

Kai menyalakan sumbu kembang api itu dengan antusias.

"1..2..3.."

Pyuuung-

Duar-

Kembang api itu melesat diawan yang hitam berulang kali, Yerin menatap warna-warna indah diawan itu dengan kagum.

"Hahahaha, itu sangat indah" kata Yerin pada Kai yang ada dibelakangnya. Wanita itu sangat senang.

Tanpa peduli pada tangan kiri Kai yang memeluk perutnya erat, dengan tangan kanan memegang kedua tangan Yerin yang memegang bungkus kembang api itu.

"Kau mau lagi?" Kai terkekeh dengan lebar saat Yerin menjawab dengan anggukkan antusias.

Kai kembali mengambil kembang api itu, sekarang dia membiarkan Yerin memegangnya sediri dan membatu untuk menyalakannya.

Pyuuung-

Duar-

Saat kembang api meletus diudara, Yerin tertawa dengan lebar, tanpa peduli pada Kai yang tersenyum menatapnya dan kedua tangan laki-laki itu yang memeluk perutnya dengan erat.

...

Sabtu, 21 Apr 18

Brondong × KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang