14

101 6 2
                                    

Up cepet karena sebelumnya udah ngga update lama, maapkeun kalo agak ilang feelnya yak. Monggo di baca 👍





Yerin menatap Choram yang  sedang sibuk dengan komputer didepannya, “Ini sudah saatnya makan siang Choram-ah” kata Yerin mengingatkan, Choram menatap sekilas padanya.

“Aku sedang sibuk eonni, aku akan makan nanti” dengan tidak sopannya Choram mengibaskan tangannya berusaha mengusir Yerin pergi.

“Yah! Eonni, apa yang kau lakukan?” tanya Choram saat tiba-tiba Yerin membalikkan layar komputer kearahnya.

“Pergi saja kalian ke neraka dasar haters sia*an” dengan mata membulat Yerin membaca kolom komentar yang belum sempat Choram posting ke dalam sebuah situs.

“Apa yang sedang kau lakukan dasar bocah” dengan sedikit emosi Yerin menjitak kepala Choram saat Yerin mengecek berbagai komentar lain di situs itu.

“Ini sakit eonni, kenapa harus memukulku, aku kan hanya membela apa yang harus aku bela saja, mereka harus tahu akibatnya melawan kami” sungut Choram dengan penuh emosi di wajahnya.

“Aku tidak mengerti apa yang kau maksud Choram” Yerin menggeleng bingung ingin berkata apa pada sikap Choram yang baru saja dia ketahui.

“Sudahlah eonni jangan kau pikirkan” dengan wajah cuek Choram kembali merapikan posisi layar komputernya.

“Apa yang ingin kau lakukan? Jangan bilang kau ingin melakukan itu lagi, ini sudah jam makan siang Choram, awas saja jika kau melakukannya lagi, akan kulaporkan pada Kai”

“Yah eonni! Kenapa kau malah mengancamku!” teriak Choram beralih mengikuti Yerin yang berjalan kearah lift.

“Ye? Aku sedang ingin makan siang” Choram menatap Yerin yang sedang menelpon seseorang, mereka baru saja menuruni lift dan berjalan keluar dari lobby kantor ketika tiba-tiba sebuah mobil van hitam berhenti tepat dihadapan mereka.

“Aku akan masuk” ucap Yerin yang membuat Choram menjadi bingung, “Kau mau ikut denganku atau tidak?” tanya Yerin saat memasuki mobil van hitam itu dibagian belakang pengemudi.

Choram hanya menganggukan kepalanya saja sebelum memasuki pintu disebelah pengemudi, nasib orang jomblo batin Choram ketika menatap pada Yerin yang sedang dipeluk oleh Kai yang ternyata duduk disebelahnya.

“Kita akan kemana oppa?” tanya Choram pada Kai yang sedang merangkul Yerin.

“Hm? Ah Choram, kau ikut dengan kami juga ternyata” kata Kai dengan terkejut, Choram merasa ada perempatan timbul dikeningnya karena kesal, kemudian menatap kakak sepupunya yang juga sedang menahan tawa.

“Iya oppa, aku juga ikut” balas Choram dengan senyum yang dipaksakan, kembali meratapi nasib jomblonya didalam hati.

“Kami akan pergi makan siang, kebetulan sekali jika kau bisa ikut, aku juga bisa mengenalkanmu pada yang lain” kekeh Kai yang hanya dilirik Yerin dengan ragu.

“Ada apa denganmu hm?” tanya Kai pada Yerin yang terlihat tidak nyaman, “Kau mau kita batalkan saja makan siangnya?” tanya Kai lagi sembari mengelus rambut Yerin.

“Tidak perlu, aku akan tetap ikut dan juga aku tidak apa-apa, jangan khawatir” ucap Yerin setelah menghembuskan napasnya.

Kai menatap kekasihnya dengan dalam sebelum beranjak mencium kening Yerin dengan lembut, “Jangan membuatku khawatir, itu akan membuatku merasa gelisah karena memikirkanmu” kata Kai yang dibalas pelukan pelan oleh Yerin.

Choram hanya menatap kedua orang dikursi penumpang itu dengan wajah datar dan jengah, apa mereka tidak punya tempat lain untuk bermesraan, pikir Choram dan memutar matanya.

‘Kita senasib’ tepuk Choram pada dadanya dengan keras saat menatap supir mobil van yang duduk disebelahnya.

Choram beranjak turun dari mobil ketika mobil van itu berhenti disebuah kafe minimalis, tempat yang cukup bagus saat mengingat rute yang ditempuh saat ingin mencapai tempat ini, seperti masuk kedalam pemukiman yang terlihat sepi.

“Hati-hati, aku sudah bilang padamu untuk tidak memakai benda runcing yang terlalu tinggi itu kan” protes Kaki saat mentap kaki Yerin.

“Asal kau tahu saja tuan, benda ini namanya heels”’ tunjuk Yerin pada heels 13 centinya.

Kai hanya  memutar bola matanya jengah, “Terserahlah, ayo masuk” Kai langsung merangkul pinggang Yerin masuk kedalam kafe itu.

“Bagus, aku dilupakan lagi” runtuk Choram saat menatap sepasang kekasih itu yang sudah melenggang pergi.

Choram menatap kaca gelap yang menutupi gedung dilantai dua kafe itu.

“Mungkin hanya perasaanku saja” gumam Choram saat merasa ada yang sedang menatapnya.

Kakinya terus melangkah melewati kursi kayu kafe yang sepi, matanya mengedar sebelum menaiki tangga menuju lantai dua yang ditutup oleh pintu dorong yang berbahan kayu, Choram melihat Yerin dan Kai yang menghilang masuk kedalam pintu itu tadi.

“Ergghhh” erang Choram saat berusaha membuka pintu itu sekuat yang dia bisa. Matanya menatap tajam pada pintu yang sangat berat itu.

“Aku sudah bilang untuk mengganti pintu berat itu kan” protes seorang laki-laki dengan sedikit kesal.

Choram menatap laki-laki yang tadi berbicara, gadis manis itu membeku dengan tiba-tiba, sembari memegang handle pintu yang tiba-tiba terasa ringan, Choram mengutuk dalam hati mengingat tingkah anehnya beberapa saat lalu.

“Harusnya aku masuk dengan lebih cantik lagi tadi, tuhan, tenggelamkan saja aku sekarang” gumam Choram saat menatap mahluk-mahluk tuhan yang sedang tersenyum didepannya itu.

“Harusnya aku masuk dengan lebih cantik lagi tadi, tuhan, tenggelamkan saja aku sekarang” gumam Choram saat menatap mahluk-mahluk tuhan yang sedang tersenyum didepannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

06sep18

Brondong × KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang