7

179 14 3
                                    



Yerin terdiam dengan Kai yang menyembunyikan kepalanya di ceruk leher dan rambut Yerin yang digerai.

"Oh, anak muda yang bersemangat ya" Yerin terdiam saat seorang nenek berbicara pada teman sebayanya.

"Hahaha benar sekali, cucuku juga sama bersemangatnya dengan mereka, tidak peduli pada nenek tua sepertiku yang melihat mereka" balas wanita paruh baya disebelahnya itu.

Yerin memukul pundak Kai dengan sedikit kencang saat laki-laki itu tertawa dipundaknya.

"Awas kau ya" kata Yerin sembari mencubit pinggang Kai dengan sedikit kencang.

"Aw, sakit noona~" dengan bibir dipautkan Kai mengangkat wajahnya dari pundak Yerin.

"Selamat malam nenek" dengan senyum lebar Kai menyapa kedua wanita paruh baya itu, dengan senyum kecil Yerin sedikit membungkukkan tubuhnya pada mereka.

"Selamat malam" balas keduanya sembari menatap Yerin dan Kai dengan lekat.

"Maafkan kami nenek, kami tidak bermaksud membuat kalian tidak nyaman" kata Kai sembari menurunkan maskernya hingga ke bawah dagu.

"Ah, tidak masalah anak muda, apakah kalian penganting baru hm?" tanya nenek yang menenteng tas hitam miliknya.

Yerin membulatkan matanya, "Ah, nenek tahu saja, kami memang baru saja menikah" kata Kai buru-buru memotong Yerin yang ingin berbicara.

"Hahaha, aku doakan kalian cepat memiliki anak ya" tepuk seorang nenek yang memakai baju hangat pada pundak Yerin yang tersenyum kaku.

"Terimakasih nek, istriku memang sedang mengandung anak pertama kami" ucap Kai sembari mengelus perut Yerin yang dibalus sweeter ungu.

"Yah" bisik Yerin dengan tajam pada Kai, matanya mendelik pada lelaki itu.

Kai hanya tertawa dengan canggung, saat lift berhenti dilobby laki-laki itu segera berpamitan pada dua wanita paruh baya yang ikut keluar juga bersama mereka.

Yerin menghentak genggaman tangan Kai pada tangannya, meski tidak juga terlepas.

Saat mereka sampai didepan pintu keluar Kai menghentikan jalannya dan  menatap Yerin dengan dahi menyerit.

"Ada apa lagi bocah" dengus Yerin.

"Hari ini kita akan pergi menggunakan bis, apa noona tidak masalah?" tanya Kai.

Yerin menatap Kai dengan ragu, sebelum menganggukkan kepalnya.

Kai tersenyum dengan lebar sebelum menarik pelan tangan Yerin untuk mengikutinya.


"Kau tidak apa-apakan noona?" tanya Kai pada Yerin, mereka baru saja turun dari bis, Kai memegang kedua tangan Yerin, memastikan wanita itu baik-baik saja.

"Aku tidak apa-apa" kata Yerin sembari merapikan bajunya yang sedikit berantakan, karena saat akan menuruni bis tadi, ada seorang laki-laki mabuk yang menabraknya.

"Syukurlah" kata Kai mengusak rambut Yerin yang cemberut karenanya, "Kita makan malam dulu okay"

"Terserah saja..." jawab Yerin cuek.

"Aish noona kenapa kau menggemaskan sekali" dengan gemas Kai merangkul kepala Yerin kepelukannya dan mencium rambut wanita itu.

"Yah, jangan menciumku sembarangan" geram Yerin memukul pundak Kai dengan keras.

Sementara orang yang dipukul hanya tertawa sembari menarik Yerin untuk ikut dengannya.

Mereka berjalan ditrotoar jalan yang disisi kanan kirinya dipenuhi toko-toko dengan lampu yang menyala.

Diperjalanan itu Kai tidak hentinya untuk menjahili wanita disampingnya, entah itu memeluk hingga Yerin memberontak, mencolek pipinya, atau memiting kepala wanita itu pada ketiaknya.

"Kita sampai~" Kai menghentikan langkahnya didepan sebuah restoran bergaya minimalis yang sangat indah.

"Ayo masuk noona" Yerin hanya mengikuti laki-laki itu, tidak peduli pada Kai yang langsung masuk kedalam pintu yang memisahkan ruangan itu dengan kursi pelanggan.

"Aku langsung keatas saja.." kata Yerin pada dirinya sendiri, kakinya melangkah kelantai dua dari restoran itu, dan memilih meja untuk empat orang dengan hiasan pot tanaman kecil yang dekat dengan tangga.

Yerin mengaktifkan telponnya, memainkannya sembari menunggu Kai.

Yerin kembali menatap jam ditangannya saat Kai belum juga terlihat.

"Sudah 15 menit dia pergi, kemana perginya bocah itu, apa dia meninggalkanku?" tanya Yerin pada dirinya sendiri, saat dirinya ingin beranjak dari kursinya Yerin menghela napas.

Kai yang melihat Yerin akan berdiri dari kursinya segera berjalan kearah wanita itu dan menaruh nampan makanan yang dibawanya.

Yerin memegang mangkuk keramik diatas nampan untuk memindahkannya, matanya memandang tangan Kai yang memegang tangannya.

"Tidak perlu, noona diam saja, biar aku yang melakukannya" kata Kai.

"Aih, sejak kapan anak ini jadi seorang perayu ulung huh?" Yerin menatap seorang wanita dewasa kisaran akhir empat puluhan yang menghampiri mereka dengan sebuah nampan minuman.

"Biar aku bantu nyonya" Yerin berdiri dari kursinya untuk membantu.

"Ah, tidak perlu, duduk saja, nikmati makanannya" kata wanita itu.

"Jongin-ah, kau tidak mau mengenalkan gadis cantik ini?" tanya wanita itu pada Kai yang tersenyum malu.

"Ah, Yerin-ah, kenalkan dia ibuku, ibu kenalkan dia Choi Yerin. Kekasihku"

Yerin menahan napasnya mendengar ucapan Kai.

...

Maaf telat up, lupa kalo udah seminggu 😂
Turut berduka juga atas berpulangnya ayah dari jongin, semoga diberi jalan yang terbaik...

Jumat, 11 mei 18

Brondong × KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang