#05

2.5K 152 4
                                    

"abaaahhh... Abaahhh" umi halimah memanggil suaminya dengan penuh rasa cemas.

Lelaki berperawakan tinggi besar itu keluar dari kamarnya. Lalu ia melihat seorang perempuan yang tertidur di sofa nya dengan darah yang membasahi pakaian lengan sebelah kanannya

Buyya husein kag

"nayya kenapa? Kenapa nayya bisa jadi seperti ini? Kenapa?" tanyanya pada mereka semua

Sedangkan yang lain tak bisa menjawab, kedua sahabatnya hanya bisa menangis tersedu-sedu. Sedangkan ahkam dan azmi terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Karena dirinya sendiripun tidak tahu apa yang telah terjadi.

"sekarang, ahkam azmi bantuin abah bawa nayya ke rumah sakit ayok" titah buyya husen.

Ahkam, azmi beserta abahnya mengangkat tubuh nayya menuju mobil. Semua santri yang melihat itupun terkaget-kaget kenapa nayya bisa sampai seperti itu.

Rahima adiknya yang baru saja pulang mengaji langsung menghampiri umi nya dan bertanya-tanya.

"umi, teh nayya kenapa mi? Kenapa penuh darah gitu mi?" tanya ima yang sudah dibanjiri air mata.

Umi halimah tidak bisa menjawab apa-apa ia hanya bisa memeluk ima sambil menangis.

"telepon a azzam" titah umi halimah pada ima.

Ima pun segera menuruti perintah uminya. Ia menelpon kakak pertamanya itu yang kini sudah mempunyai istri.

Betapa terkejutnya azzam mendengar kabar nayya masuk rumah sakit karena kecelakaan.

Setelah menelpon. Diva, nada, rahima, dan umi halimah menunggu kabar baik nayya dari rumah. Do'a tak pernah putus dari mereka.

••••••

Di rumah sakit...

Ahkam, dan azmi tak henti-hentinya mengucapkan do'a untuk kesembuhan nayya. Sedangkan abah mondar mandir cemas, tangannya terus memegang tasbih sambil membaca dzikir.

Mendengar bahwa kondisi nayya yang sangat parah. Apalgi ranting yang menancap tangan nayya cukup dalam, dan luka di kepala nayya cukup parah. Membuat ahkam kala itu menganga kaget.

"ya allah selamatkanlah nayya. Berilah ia, kesembuhan, kelancaran ya allah. Kuatkan dia ya allah" batin ahkam yang terus memanjatkan do'a

Entah kenapa bagi diri ahkam sendiri ia sangat mengkhawatirkan gadis tersebut. Padahal ia dan nayya saja tidak dekat, jangankan untuk dekat bahkan bicara sepatah dua patah pun tak pernah. Nayya terlalu cuek untuk orang yang baru di kenalnya

Buyya husen yang masih setia duduk menunggu dokter yang memeriksa nauua keluar dari ruangan IGD tak henti-hentinya berdo'a. Namun, hatinya masih mengganjal tentang kronologi kejadian nayya. Tapi percuma ia bertanya pun ahkam dan azmi tak tahu bagaimana kejadiannya. Yang tahu hanya nayya beserta dua orang temannya.

"ahkam," panggil buya husen lemah.

"iya buyya" jawab ahkam dengan hormat.

"sini dulu nak" titahnya sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Ahkam dengan sopan menangguk dan menghampiri sang guru yang menyurunya untuk duduk di sebelahnya.

"nak, tolong jagain nayya ya. Abah, mau ke rumah dulu, tak lama lagi azzam datang kok" ucap buyya husen pada ahkam.

Ahkam mengangguk.

"tapi ingat tetap jagain nayya jangan apa-apain dia. Abah percaya kamu lelaki baik-baik, kalau gitu abah pulang ya sama azmi assalammu'alaikum" pamit buyya husen pada ahkam.

A.H.K.A.M (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang