#27

1.6K 114 9
                                    

Malam ini seperti kesepakatan buyya husein dengan ahkam yang akan mengunjungi kediaman ahkam di probolinggo. Umi nayya sudah tahu, jika nayya akan di jodohkan oleh ahkam sedangkan nayya, ia belum tahu sama sekali.

"Umi, abah berangkat dulu ya assalammu'alaikum" pamit buyya pada umi begitupun dengan ahkam yang sudah hadir di rumah.

"Abah, mau kemana?" namun, tiba-tiba saja nayya keluar dari kamar dengan hijab dan pyama nya.

Buyya husein, ahkam dan umi langsung diam kaget. Nayya melongo heran, mengapa mereka serentak diam seribu bahasa.

"Ihh abah mau kemana?" tanya nayya sekali lagi dengan kesal.

"Ini, abah mau ngisi acara dulu" jawab buyya berbohong.

"Ngisi acara kok di temani abang ustadz sih?" nayya makin curiga.

"Ya emang salah? Yaudah ya, abah pamit dulu assalammu'alaikum" tanpa mau memperpanjang lagi buyya husein langsung pamitan.

Umi, dan nayya pun mencium tangan buyya husein walau nayya sangat penasaran, dan hatinya berkata bahwa abahnya sedang berbohong.

Seberangkatnya buyya dan ahkam nayya langsung menanyakan pada uminya. Karena tidak biasanya abahnya itu mengisi acara di temani ahkam, biasanya selalu di temani mang adam atau kang haris.

••••

Sekitar 3 jam dari bandung ke probolinggo, dan kebetulan jalan sedang senggang. Kini jam sudah menunjukkan pukul 10.56, ya sudah hampir larut dan perut mereka mulai berdemo.

Sebelum lanjut perjalanan, buyya, ahkam beserta mang aging supir nya buyya, mengisi perut terlebih dahulu di sebuah warung pinggiran. Sebenarnya satu jam lagi mereka akan sampai, namun karena perut yang sudah tidak sabaran itu memaksakan mereka untuk berhenti sejenak.

"Assalammu'alaikum. Mas ahkam?" tiba-tiba seorang perempuan dengan hijab dan gamis yang lebar datang menghampiri mereka dan menyapa ahkam.

Ahkam yang akan memasukan makanannya itu, sontak tidak jadi dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Bukan hanya ahkam yang menoleh tetapi, buyya dan mang aging pun ikut menoleh.

Disana, di samping ahkam, berdiri seorang perempuan cantik dengan pakaian yang tertutup dengan senyuman manisnya.

"Hanifa?" ahkam terkejut dengan kehadiran wanita yang bernama hanifa itu.

Hanifa, ya gadis yang dulu sangat ahkam gila-gilai bahkan satu minggu lagi akan menjadi istri dari seorang ahkam. Namun, karena kesalahannya di masa lalu yang membuat ahkam kini muak akan dirinya.

"Ya Allah alhamdulillah, gak nyangka kita ketemu disini ya mas. Baru aja kemarin, kita komunikasi lewat handphone dan sekarang kita ketemu. Dan alhamdulillah Allah kabulin do'a-do'a aku" ucap wanita bernama hanifa itu dengan bahagia.

Buyya dan mang aging hanya menatap bingung dengan kehadiran hanifa. Dan bingungnya kenapa ahkam sangat terkejut dengan kehadirannya, jika memang mereka berteman lama.

"Nak, dia siapa? Sepertinya kalian akrab banget" tanya buyya penasaran.

"Saya hanifah pak kiyai. Saya mantan tunangannya mas ahkam" jawab hanifa dengan lancar tanpa ragu sekalipun.

Buyya husein hanya mengangguk-angguk saja. Ia tidak merasa kecewa, karena sebelumnya ahkam telah cerita bahwa ahkam mempunyai seorang mantan tunangan, dan kini buyya ketemu langsung dengan yang bersangkutan.

"Kalau begitu saya permisi, maaf telah menganggu. Assalammu'alaikum" pamit hanifah, dan di jawab salam oleh semuanya.

Hanifa pun pergi dari hadapan mereka, dan membuat hati ahkam lega, tenang, dan serrr makan pun kini bisa.

A.H.K.A.M (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang