#34 (detik-detik menuju akad)

1.4K 97 3
                                    

Ahkam p.o.v

Setelah adik bungsuku keluar dari kamar, kini kegelisahan menerpa diriku lagi. Ada apa ini sebenarnya, mengapa detik-detik menuju akad aku malah di terpa kegelisahan, galau, dan pikiran-pikiran tak yakin itu muncul. Oh Allah berilah petunjuk mu.

Sudah lebih dari sepuluh kali aku guling-guling di kasur, tapi tak kunjung mengantuk yang aku pikirkan adalah tidak ada. Semua kosong, pikiranku kosong entah kenapa, harusnya aku lebih fokus untuk akad apalagi aku akan menikah dengan seseorang yang aku cintai, aku idamkan dan aku dambakan. Tapi, mengapa sekarang aku menjadi ragu, apa sebabnya ini? Ahh aku rasa aku harus ambil air wudhu untuk menenangkan pikiranku.

Selesai berwudhu di kasurku telah duduk seorang wanita cantik satu-satunya dan yang telah melahirkan, merawat serta membesarkanku tengah duduk cantik. Dengan balutan daster ungu pemberian dariku.

"Ibu? Ada apa?" tanyaku kaget.

Ibu menoleh ke arah ku tersenyum, dan memberi isyarat agar aku duduk disampingnya. Aku mengerti, isyarat ibu langsung saja aku duduk di sebelahnya.

Ibu membelai kepalaku lembut penuh kasih sayang rasanya aku seperti bayi lagi jika di perlakukan seperti ini. Ku lihat wajahnya, dan ibu menangis, sepertinya ia sedih atau bahagia aku tidak tahu.

"Nak, ibu tahu kau tidak bisa tidur. Dan ibu tahu kau sedang di landa kegelisahan, dan keraguan pada dirimu" ucap ibu yang membuatku terkejut.

"Ibu tahu darimana?" tanyaku.

"Semua orang yang akan menikah pasti di uji oleh Allah, entah itu tiba-tiba ragu pada pasangan, atau orang di masa lalu yang datang kembali, itu semua Allah uji pada kita dan kita harus bisa menghadapinya" ibu menatapku intens sambil tangannya terus mengelus lembut rambutku.

"Sekarang tidurlah, bangun lah di sepertiga malam berdo'a minta di lancarkan dan di permudah. Serta percayalah pada Allah bahwa Allah telah menyiapkan makhluk hidupnya berpasang-pasangan. Jangan ragu pada pasanganmu, karena itu sudah Allah pilihkan untukmu nak. Yasudah ibu ke kamar dulu ya ngantuk" ibu tersenyum dengan manis

"Iya bu, selamat tidur" ucapku padanya.

Ibu pun keluar dari kamarku, pintu tertutup lagi bayangannya sudah hilang di balik pintu. Ucapan ibu benar, langkah yang harus aku ambil adalah berdo'a pada Allah dan yakin bahwa nayya adalah pasangan yang Allah siapkan untukku jauh sebelum kami di ciptakan.

Setelah kurasa tenang hatiku, ku matikan lampu kamar dan terlelap di alam mimpi.

--------

Setelah semalaman aku bersujud, meminta pada Allah hingga sekarang aku tak bisa tertidur lagi. Waktu sudah menunjukan hampir subuh, dan setelah subuh aku akan melangsungkan akad.

Kenapa aku memilih akad setelah subuh? Karena aku terinspirasi dari kak muzammil hasballah  yang melangsungkan akad di waktu subuh. Selain itu, akad setelah subuh pun memiliki keberkahan-keberkahan, karena malaikat saat itu turun ke bumi dan menyaksikan para manusia di waktu subuhnya, karena selain di anjurkan untuk mencari rezeki malaikat juga mendo'akan hamba Allah yang senantiasa bangun di subuhnya.

Aduh deg-deg'an sekali ini jantung. Aku udah hafal dalam mengucapkan ijab qobul nanti, tapi tetap saja yang namanya calon pengantin menjelang pernikahannya pasti akan deg'deg an seperti ini. Apalagi aku dan nayya yang tanpa melalui proses ta'aruf, langsung lamar dan nikah. Oh ya nayya sedang apa ya sekarang? Apa aku sms aja dia? Tapi kan, masa iya sih harus sms nanti ganggu lagi takutnya lagi siap-siap mau sholat subuh kan.

Aduh nayya, calon istriku yang sudah lama ku idam-idamkan, semenjak datangnya kamu di hidupku merubah segalanya. Ketika aku terpuruk dan masih mengejar cinta yang tak semestinya kau datang dan memberi cerita baru, dengan tantangan baru juga. Aku tidak tahu bisa sejatuh ini padamu, padahal selama aku dekat dengan wanita bahkan mantan tunanganku dulu, aku tidak seperti ini. Jika di bilang dengan mantan tunanganku pun aku harus pacaran dulu, jika denganmu entah kenapa tak ada niat hati untuk mengajakmu bermaksiat walau dengan status pacaran, dan entah keberanian dari mana aku memintamu pada abahmu yang ku yakin beliau pun mempunyai kandidat calon yang lebih baik dariku untukmu. Tapi nyatanya rahasia Allah tak ada yang tahu.

"Allahuu akbar allahu akbar"

Alhamdulillah adzan subuh telah berkumandang. Lah kenapa ni jantung deg'deg an nya makin kencang, allahu tenangkanlah hati ini.

Semua keluargaku sudah siap, barang-barang seserahan pun sudah masuk mobil dengan rapi, semua sudah berdandan cantik yang laki-laki sudah ganteng dengan batik sergaman. Ibu bapak pun sudah rapi dan wangi.

"Widihh,, aten roman-romannya gugup nihh" goda om herman padaku.

"Gimana gak gugup, orang calonnya aja cantik banget. Apalagi sekarang jadi penganten, awas nih jangan sampai lupa ijab nya" timpa wak agung.

"Do'akan ahkam makanya, semoga lancar semuanya" ucapku sambil membenarkan jas ku.

"Aamiin. Berarti si ahkam udah nikah nih, tinggal ente belum man. Tua-tua belum nikah gimana sih" ucap wak ku yang kini menggoda om herman yang memang belum nikah.

"Do'akanlah, mudah-mudahan nih adikmu pulang ngabesan dapat calon" sergah om herman.

"Udah, napa pagi-pagi dah rame gini. Yaudah yuk berangkat udah pada siap semuanya" ucap bapak memisahkan adik dan kakaknya itu.

Setelah di cek semua ready, mulai dari barang serta orang kami pun sekeluarga dengan 4 mobil pribadi dan 2 mobil kolbak berangkat dari hotel menuju masjid al-khoirot yang mana tempat berlangsungnya akad kami.

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya ku ucap asma Allah untuk menenangkan hati yang semakin deg-deg'an ini. Sesampainya di masjid, kami sekeluarga di sambut dengan ramah. Di dalam masjid sudah ada keluarga dari mempelai perempuan, dan penghulu serta beberapa saksi tetapi calonku belum terlihat juga sepertinya sedang di sembunyikan.

Buyya husen menjabat lenganku, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Di ucapkan nya ucapan ijab qobul dengan suara parau orang menangis. Gemetaran 90 derajat lenganku ini, saat akan menyebutkan ijab qobul. Allah permudahkanlah.

"Saya terima nikahnya Ainayya rahima kumullah binti Kh. Husein al-mahdi, dengan mas kawin tersebut tunai!" alhamdulillah plong rasanya dengan satu tarikan nafas.

Semua audience mengucapkan alhamdulillah, para saksi dan penghulu serta beberapa ulama mengucapkan SAH  secara bersamaan. Ini seperti mimpi akhirnya aku telah SAh dengan nayya, sumpah ini bagaikan mimpi ya Allah terimakasih. Rasa syukur atas nikmat Allah tak henti-henti ku ucapkan, ternyata selama ini Allah mendengarkan do'a-do'aku dan mengabulkannya.

Pengantin wanita keluar dari arah kanan masjid, di iringi oleh dayang-dayangnya. Ada diva dan juga ima, tapi tidak ada nada. Kemana dia? Di hari bahagia sahabatnya kok tidak ada? Ah bodo amat dengan dia kembali ke nayya.

Nayya mengenakan gaun kebaya adat sunda dengan hijab syar'i. Dan betapa mangilingi nya dia, aku belum pernah melihatnya secantik ini. Kecantikan nayya berlipat-lipat ganda, Allah terimakasih kau telah kirim hamba sosok wanita yang cantik akhlaknya dan rupanya terimakasih ya Allah.

--------------------

Tinggalkan jejak kalian

A.H.K.A.M (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang