#23

1.1K 101 1
                                    

Assalammu'alaikum..

Hallo apa kabar? Aku ucapkan terimakasih buat kalian yang udah vote, dan support aku. Aku gak tau harus balas kalian dengan.apa, aku hanya bisa balas kalian dengan do'a.

Dan maaf baru sekarang aku bisa update cerita, karena kemarin-kemarin aku sibuk banget. Dan inshaa Allah aku akan update 1 minggu sekali, itu juga kalau tidak sibuk.

Selamat membaca😊😊

..................................................................................

Minggu di pagi hari menyambut indahnya hari ini. Matahari terbit dari timur menyemburkan sinarnya yang cerah, menghangatkan setiap insan yang akan beraktivitas. Kicauan-kicauan burung begitu merdu terdengar dalam telinga, ibaratkan sebuah musik alam yang Allah karuniakan untuk dunia ini.

Kebun-kebun teh hijau terang, yang bisa membuat sejuk mata siapapun yang melihatnya. Udara yang belum terkontaminasi oleh asap-asap kendaraan, membuat oksigen dalam tubuh menjadi baik.

Seorang lelaki bersarung berpaduan kaus putih bertuliskan لا اله الله sedang menghirup udara sejuk di pagi hari, dengan pemandangan yang indah ditemani secangkir teh hangat yang akan membuat tubuhnya lebih fresh dan rileks. Mulutnya terus melafalkan ayat-ayat suci al-qur'an. Sudah lama ia tidak merasakan hal seperti ini, karena kesibukan yang membuat dirinya kurang mensyukuri dan mentadaburi alam yang telah Allah berikan.

"Faa bii ayyi 'ala irobbikumaa tukadzdzibaan" ia melafalkan surah ar-rahman dengan sangat merdu.

"Ya Allah saya harap suatu saat nanti, umur saya panjang, saya masih bisa merasakan nikmatmu yang sangat segar dan indah ini bersama istri dan anak saya tercinta. Dan saya harap istri saya adalah ainayya" gumamnya di sela-sela tadaburnya.

Ahkam memang mencintai nayya tapi ia tidak berlebihan, ia tahu sesuatu yang berlebihan itu sangat tidak baik, dan rasulullah pun melarangnya. Kita hanya harus merasa cukup, cukup dengan apa yang kita punya, cukup apa yang kita rasakan, cukup apa yang kita dapatkan. Begitupun dengan mencintai seseorang maka sewajarnya saja, karena jika kita terlalu mencintainya bisa jadi di kemudian hari kita membencinya dan begitupun sebaliknya.

Namun, di sela-sela harapannya ahkam teringat sesuatu yang menyakitkan di hari kemarin. Yang mana, ia harua terima itu semua.

Siang itu, pondok sangat sepi entah kenapa dan ada apa. Pondok tidak seramai biasanya, ahkam berjalan keluar berharap ia mendapatkan alasan atas rasa penasarannya itu.

Namun, hasilnya nihil. Ia bahkan tidak menemukan sesuatu yang bisa menuntaskan rasa penasarannya yang ada ia di tambah makin penasaran, karena banyak sekali mobil pribadi yang terparkir di halaman pondok pesantren. Jikapun itu orang tua santri, tapi tidak mungkin karena pertemuan orang tua santri itu bulan depan.

"Ahkam..." panggil seseorang dari arah kanan.

Azmi, orang yang memanggil dirinya itu berlari menuju arah tempat ia berdiri. Raut wajahnya menunjukan kebingungan, dan ketakutan. Ahkam tau, dan ia bisa menangkap raut wajah yang di tutup-tutupi azmi.

"Kam, ikut ane sebentar yuk" azmi menarik lengan ahkam dan membawanya ke pintu asrama putra.

Ahkam di buat bingung, dan di buat penasaran oleh azmi. Ahkam tau azmi pasti sedang menutup-nutupi sesuatu darinya. Maka ia di ajak ke daerah yang agak tenang.

"Kam, ane tau ente pasti penasaran dengan semua ini, dan ane.. Ane" azmi tiba-tiba saja gugup, ia takut jika ia membukakan dan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada ahkam akan melukai hatinya.

A.H.K.A.M (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang