"Pagi eomma appa" sapa seulbi tersenyum.
"Pagi juga sayang, kamu hari ini mau susu atau teh?" Sapa eomma seulbi.
"Susu aja eomma, eomma hari ini kita sarapan apa?" Tanya seulbi bersemangat.
"Masak roti bakar saja, memangnya ada apa? Tumben kamu nanya"
"Anii hanya bertanya saja" ucap seulbi sambil tersenyum.
"Hey ada apa dengan anak appa ini,dari tadi appa lihat kamu tersenyum. Apa yang membuat kamu senang sayang?" Tanya appa seulbi sambil mencubit pipi anaknya.
"Aduh appa itu sakit, hmm tidak ada appa hanya ingin tersenyum saja. Apa tidak boleh? Baiklah aku cemberut saja" ngambek seulbi.
"Hey bukan begitu maksud appa, appa senang kamu tersenyum seperti itu hanya saja appa ingin tahu apa yang membuat anak appa ini tersenyum" sambil mengelus kepala anak kesayangannya.
"Hey sudahlah jangan ribut di ruang makan, itu tidak baik. Ini sarapannya dan harus dihabiskan ya" kata eomma seulbi menengahi.
Selesai sarapan seulbi berpamitan untuk kembali ke asrama karena dia sudah janji akan kembali tepat jam 10 dan setelah selesai membantu orangtuanya beres-beres restoran, seulbi pergi keluar dan mencari taksi untuk mengantarnya ke kampus agar bisa sampai lebih cepat, setelah mendapatkan taksi seulbi memilih tidur sebentar didalam taksi untuk beristirahat.
Seulbi berjalan dengan penuh senyum kearah asrama, hari ini dia benar-benar bahagia karena mulai hari ini dia akan bekerja sehabis kuliah dan ini adalah pekerjaan pertamanya maka dari itu senang sekali. Dan jika dia mendapatkan gaji pertama maka dia akan mentraktir appa,eomma, sooji dan yejin. Itu adalah janji seulbi. Sedang asyik nya berjalan tiba-tiba tangannya diseret dari arah belakang oleh seseorang membuat seulbi hampir berteriak jika mulutnya tidak ditutup oleh orang itu.
Seulbi tidak tahu siapa yang membawanya karena mata dan mulutnya ditutup oleh jaket hoodie jadi dia hanya menunduk dan melihat jalanan yang ada dibawah tanpa tahu tujuannya kemana. Namun setelah sampai seulbi baru sadar kalau dia dibawa kedalam ruangan olahraga. Tempat dia pertama kali bertengkar dan memulai permusuhan dengan pria itu. 'Apa jangan-jangan yang menyeretku pria mesum itu?' Tanya seulbi dalam hati.
Tiba-tiba jaket yang dipakaikan ke seulbi dilepas oleh orang tersebut. Seulbi yang merasa lega dan ada kesempatan bersiap untuk kabur tapi ketika akan membuka pintu tersebut ternyata pintunya sudah dikunci membuat seulbi kembali mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu dengan pria mesum itu. Keringat mulai bercucuran ditubuh seulbi, dia benar-benar merasa dejavu. Bagaimana tidak? Kejadian beberapa minggu yang lalu harus terulang kembali. Sedangkan dia hanya bisa diam mematung tanpa tahu harus berbuat apa.
"Hey kenapa diam? Bukannya kau akan kabur lalu mengapa diam? Aku sudah memberi kelonggaran untuk kabur tapi kau malah berdiam diri seperti itu. Memang dasar gadis bodoh" mendengar perkataan orang tersebut yang dia yakini itu adalah pria mesum itu membuat seulbi naik darah. Pria itu mengatakannya bodoh? Hey apa dia tidak sadar kalau dia lebih bodoh ha? Dia berciuman di area kampus. Sungguh memalukan ucap seulbi dalam hati.
Seulbi membalikkan badannya menghadap orang tersebut, dia ingin membalas perkataan orang itu yang mengatakan kalau dia bodoh. "Hey kau, sopanlah sedikit. Aku ini perempuan, apa kau tidak pernah diajarkan sopan santun oleh orangtuamu? Kau berkata begitu kepada orang yang baru kau kenal ha? Tadi kau bilang apa? Aku bodoh? Lalu kau apa ha? Orang yang berciuman diarea kampus tanpa tahu malu? Heh itu lebih bodoh dan menjijikkan kau tahu! Untung saja aku masih berbaik hati tidak memberitahunya kepada semua orang tapi ini ternyata balasanmu. Dasar tidak tahu terimakasih dan tak punya sopan santun" ucap seulbi menggebu, dia benar-benar geram dengan tingkah pria ini. Rasa marah nya muncul karena pria ini menyebutnya bodoh, seandainya pria ini tidak sekasar itu maka seulbi akan berbaik hati padanya tapi ah sudahlah.
Pria itu hanya menatap seulbi dengan tatapan tajam tapi seulbi yang ditatap begitu hanya acuh dan tidak peduli. Dia juga emosi karena perkataan pria itu dan sudah seharusnya pria itu meminta maaf padanya karena hal yang telah dia perbuat kemarin tapi mungkin hati pria ini memang terbuat dari batu jadi perkataan maaf pun tidak sedikitpun keluar dari mulutnya itu.
Pria itu perlahan mendekati seulbi dengan masih menatapnya tajam tanpa berpaling. Seulbi semakin mundur ketika pria itu semakin mendekat namun naas karena sekarang seulbi terhalang oleh dinding yang berada dibelakangnya. Sekarang dia terhimpit antara dinding dan badan pria mesum itu, pria itu mendekatan wajahnya ke telinga seulbi membisikkan sesuatu yang membuat seulbi gelisah.
"Kau tahu kalau kau sudah menghancurkan kesenangan ku dan kau tahu balasan apa yang cocok untuk seorang penganggu sepertimu? Jawabannya adalah..." tiba-tiba pria itu memundurkan wajahnya dari telinga seulbi tapi tak berapa lama dia mendekatkan wajahnya kembali namun bukan di telanga seulbi melainkan di wajahnya seulbi membuat seulbi panik setengah mati.
CUP...
Kejadian itu begitu cepat membuat seulbi termenung namun tak berapa lama seulbi sadar dari rasa kagetnya ketika sebuah benda yang licin dan kenyal melumat dengan pelan bibirnya. Dia langsung mendorong tubuh pria itu dan termenung beberapa saat.
'Itu adalah first kissku dan dia mengambilnya?' Ucap seulbi dalam hati lalu dia menatap sengit kearah pria itu sedangkan pria itu kini malah menatap seulbi dengan senyuman meremehkan sambil mengelap bibirnya dengan gerakan seduktif. Seulbi yang melihatnya memalingkan wajahnya dari pria itu, dia benar-benar syok dengan kejadian tadi.
"Hmmm rasanya manis, apa ini pertama bagimu? Kalau iya maaf karena aku telah mencurinya tapi itu lumayan karena rasanya manis membuat aku ketagihan" dengan senyuman menyeringai pria itu berkata.
Seulbi yang mendengarnya terkejut karena tidak menyangka bahwa pria itu mengetahuinya. "Buka pintunya,aku ingin keluar. Aku ada kelas setelah ini" ucap seulbi ketus. Lalu pria itu berjalan menuju pintu dan membuka pibtu itu, seulbi langsung berjalan keluar namun langkahnya terhenti karena pria itu menahan lengannya.
"Ada apa lagi? Kau belum puas ha? Lepaskan tanganku sekarang. Aku ingin pergi dari tempat ini" namun bukannya melepaskan, pria itu malah mendekatkan dirinya kepada seulbi lalu membisikkan sesuatu ketelinga seulbi.
"Aku tidak akan menyerah untuk mengerjaimu. Ini belum berakhir kim seulbi" setelah itu pria itu mengecup pipi sebelah kanan seulbi dan berlalu meninggalkan seulbi yang masih syok. Kalau dia punya riwayat serangan jantung maka sekarang dia akan mati secara mendadak karena kejadian yang menimpanya sekarang.
^^^
"Aku pulang..."
"Kyaaa kim seulbi dari mana saja kau ha? Telpon tidak aktif dan tidak memberi kabar kalau kau pergi. Aiiiish kau ingin balas dendam?" Ucap yejin kesal sambil menghampiri seulbi dan menarik nya duduk diranjangnya.
"Astaga yejin ini sakit, kau menarik ku terlalu keras. Sabarlah akan ku ceritakan oke tapi aku akan meletakkan ini tasku dulu" sambil meletakkannya di meja belajar, seulbi kembali menghampiri yejin.
"Ceritakan sekarang, kami ingin dengar" angguk yejin dan sooji pertanda setuju.
Seulbi menceritakan semua kejadian yang dialami kemarin namun ada pengecualian yaitu masalah utang orangtuanya lalu soal dia bekerja dan kejadian beberapa menit yang lalu yang menimpa dirinya di ruang olahraga lalu selebihnya dia ceritakan kecuali yang itu. Dia juga beralasan jika sepulang kuliab dia membantu orangtuanya di restoran miliknya karena pegawai orangtuanya tidak cukup dan itu membuat kedua orangtuanya kesulitan. Mendengarkan penjelasan seulbi, yejin dan sooji percaya dan mengerti malah mereka menyemangati seulbi dan jika seulbi butuh bantuan maka mereka siap membantu. Seulbi yang mendengarnya terharu lalu memeluk kedua sahabatnya itu.
----
Akhirnya part 5 selesai juga
Sekali lagi aku ingatin jangan lupa vote dan comment nya yaa guys☺
Karena vote dan comment kalian itu sangat berharga.
Maaf kalau ada typo😊
Next part😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Husband
FanfictionBercerita tentang seorang gadis bernama kim seul bi yang mempunyai keluarga lengkap dan bahagia. Ditahun ini seul bi akan masuk kuliah jurusan kesenian. Namun hidupnya berubah ketika sang ayah meninggal dunia. Dia harus berurusan dengan ketua geng m...