••'𝕄𝕖𝕞𝕓𝕦𝕟𝕦𝕙' 𝕓𝕦𝕜𝕒𝕟 𝕤𝕦𝕒𝕥𝕦 𝕜𝕒𝕥𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕙𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕥𝕖𝕣𝕛𝕦𝕣𝕦𝕤 𝕡𝕒𝕕𝕒 𝕜𝕖𝕞𝕒𝕥𝕚𝕒𝕟, 𝕞𝕖𝕝𝕒𝕚𝕟𝕜𝕒𝕟 𝕓𝕒𝕟𝕪𝕒𝕜 𝕞𝕒𝕜𝕟𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕒𝕡𝕒𝕥 𝕕𝕚𝕣𝕒𝕚𝕙••
~['Killing' is not a word that only takes place in death, but there are many meanings that can be achieved]~
--Delvian .R.R--
••𝕄𝕖𝕟𝕘𝕒𝕡𝕒 𝕒𝕜𝕦 𝕙𝕒𝕣𝕦𝕤 𝕞𝕖𝕟𝕪𝕖𝕤𝕒𝕝 𝕛𝕚𝕜𝕒 𝕤𝕦𝕕𝕒𝕙 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕦𝕟𝕦𝕙 𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘?••
~[Why should I regret if I killed someone?]~
--Daniel .A--
••𝕋𝕒𝕜 𝕚𝕟𝕘𝕚𝕟 𝕞𝕖𝕣𝕒𝕤𝕒 𝕜𝕖𝕙𝕚𝕝𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟••
~[Don't want to feel lost]~
--Goo .A.A--
••𝕊𝕖𝕓𝕦𝕣𝕦𝕜-𝕓𝕦𝕣𝕦𝕜𝕟𝕪𝕒 𝕞𝕒𝕤𝕒 𝕝𝕒𝕝𝕦 ... 𝕚𝕥𝕦𝕝𝕒𝕙 𝕜𝕒𝕞𝕦••
~[The worst of the past ... that's you]~
--Rayna .A--
Pak Fedra baru membuka mata. Dilihatnya Sang Istri yang tengah duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutnya.
"Bu?" serunya.
"Eh, Ayah sudah bangun. Mau dibuatkan teh?" balas Bu Lyra tanpa mengalihkan pandangan.
Pak Fedra kemudian duduk bersandar, "Semalam kan ada yang ingin Ibu bicarakan tentang Rayna. Ada apa?"
Bu Lyra meletakkan sisir di atas meja rias, kemudian berbalik menatap Pak Fedra, "Rayna katanya mau minta tolong sama Ayah untuk mengadili seseorang. Kan Ayah menteri hak asasi manusia, jadi Rayna berharap orang itu bisa ditangkap."
Pak Fedra mengernyit, "Lho, memangnya anak itu kenapa? Ada yang melakukan kekerasan sama dia?"
Bu Lyra menggeleng layu, "Entahlah. Rayna nggak bilang. Tapi dari raut wajah saat dia bilang kemarin, itu kelihatan sekali kalau dia gelisah."
"Nanti Ayah coba tanya aja ke dia. Anak itu kenapa sih tiba-tiba aneh begini. Kok perasaan Ayah jadi nggak enak ya?"
"Lebih baik Ayah tanya aja ke Rayna langsung biar lebih jelas sebelum Ayah ke Kendari, pasti lebih dari lima hari kan."
Pak Fedra mengangguk, "Ya sudah kalau begitu, Ayah mandi dulu."
Brakk
Bu Lyra tersentak. Pak Fedra yang akan beranjak pun membuat ekspresi sama. Tiba-tiba saja terdengar benturan pintu yang dibuka keras.
Bu Lyra segera berdiri dan membuka pintu kamar, "Ibu lihat dulu."
Jam yang masih menunjukkan pukul enam lewat lima, membuat Bu Lyra khawatir kalau ada orang lain masuk ke rumahnya. Ini kan masih pagi sekali.
Setelah sampai di ruang tamu, Bu Lyra tak melihat siapa pun selain pintu rumah yang terbuka, "Loh, siapa yang buka?"
"Bu?" Goo keluar dari kamar dengan baju tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Next [H I A T U S]
Mistério / SuspenseHighest rank #22 in Thriller Rank #24 in Mistery Rank #21 in Psycho Rank #20 in Psikopat Rank #2 Menegangkan Siapa sangka, kehilangan semua saudara membuat seseorang depresi berat. Merasa tak memiliki penopang hidup, dan dihantui bayang-bayang kehad...