Delvian pulang dengan linglung. Pencarian rumah Ardi ternyata berakhir buntu. Bu Lyra merasakan apa yang sedang Delvian alami. Kecemasan.
Bu Lyra mendekati Delvian yang sedang duduk di ruang tamu, "Kamu jangan murung terus. Malam ini ikut itu ke departemen store ya?"
Delvian menoleh ke arah Bu Lyra, "Mau ngapain, Bu?"
"Jalan-jalan saja. Hanya kita berdua."
Delvian tampak berpikir. Tapi akhirnya ia menyetujui usul Sang Ibu.
----------
Seperti rencana Delvian dan Bu Lyra tadi siang, malamnya mereka berdua sampai di sebuah departemen store yang besar. Di kanan dan kiri terpampang barang-barang yang seolah menunggu untuk mendapat majikan baru.
"Bagaimana, Nak? Kamu sudah merasa baikan?" seru Bu Lyra.
"Aku suka tempat ini."
"Kamu ingin beli es krim?"
Delvian menggeleng, "Aku hanya ingin membeli barang Rayna."
"Barang Rayna?"
"Iya Bu, semua barang milik Rayna akan kubeli."
"U--untuk apa Del? Semua barang Rayna ada di rumah. Kamu tidak perlu membelinya."
Ketika berada di tengah mall, Delvian dengan cepat berlari ke sebuah toko aksesoris bernuansa merah muda.
Bu Lyra segera mengejarnya, "Delvian, tunggu. Kamu mau kemana Nak?"
Delvian berjalan menuju kasir di toko itu, "Permisi, saya sedang mencari barang."
Pria berambut belahan samping itu menjawab, "Barang apa ya? Mungkin saya bisa bantu."
"Barang-barang milik Rayna."
"Delvian ..." Bu Lyra datang menghampiri.
"Barang-barang Rayna maksudnya bagaimana?" Penunggu kasir itu mengernyit.
"Ya barang-barangnya Rayna. Pasti di sini jual kan?"
Lagi-lagi Sang Kasir dibuat bingung, "Saya baru dengar. Apa itu merk barang?"
"Del, sudah yuk, kita ke tempat lain."
"Enggak mau, Bu. Aku mau cari barang Rayna dulu."
"Maaf Mas, anak saya masih dalam kondisi terpuruk karena adiknya, Rayna, baru saja meninggal," ucap Bu Lyra pada penunggu kasir.
Pria itu mengangguk paham, "Ah, iya Bu, tidak apa-apa. Saya turut berduka cita."
"TIDAK, MAS! Rayna masih hidup, jangan dengarkan Ibu saya," tukas Delvian.
"Maaf, Mas," seru Bu Lyra sembari menarik tangan Delvian keluar toko.
"Bu, ngapain sih? Ibu nggak sayang sama Rayna?"
Bu Lyra menghela lembut dan tersenyum, "Ibu sangat sayang sama kalian bertiga, kamu, Rayna, Goo, semua anak-anak Ibu."
"Terus kenapa Ibu menarikku tadi? Aku kan--"
"Sudah yuk, kita ke lantai dua."
Bu Lyra dan Delvian menaiki eskalator. Bu Lyra bisa melihat wajah Delvian yang mulai cerah. Dia pasti senang berada di sini. Setelah sampai di lantai dua, Delvian pamit pada Sang Ibu.
"Bu, aku mau ke kamar kecil sebentar ya."
Bu Lyra mengangguk, "Ya sudah, Ibu tunggu kamu di sini ya." Bu Lyra berjalan ke depan sebuah toko kebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Next [H I A T U S]
Misterio / SuspensoHighest rank #22 in Thriller Rank #24 in Mistery Rank #21 in Psycho Rank #20 in Psikopat Rank #2 Menegangkan Siapa sangka, kehilangan semua saudara membuat seseorang depresi berat. Merasa tak memiliki penopang hidup, dan dihantui bayang-bayang kehad...