dua

3.4K 150 1
                                    

Koridor perpustakaan mulai sepi, hanya bunyi pintu perpustakaan yang menghiasi kesunyian. Beberapa mahasiswa menatap serius laptopnya, ada juga yang membaca serius buku yang dipinjamnya. Siang memang surganya bagi murid yang teladan, seakan kesunyian di perpustakaan membuat mereka dengan mudah meresap apa yang dibacanya dalam buku yang pinjam.

Dengan sedikit kesal, Aisyah berlari menuju pintu. Dirinya memang ceroboh, bisa-bisanya dia terlelap sampai jam setengah satu, padahal kelas akan dimulai pukul setengah satu lewat 15 menit. Jadi aisyah mempunyai waktu 15 menit untuk dapat duduk dikelasnya.

Aisyah dengan cepat melangkahkan kakinya meninggalkan gedung perpustakaan dan menuju ke mesjid. jarak perpustakaan dengan mesjid lumayan jauh, biasanya aisyah menempuh waktu lima belas menit untuk sampai disana. Namun, Aisyah harus berlari-lari menuju mesjid dan melaksanakan solat zuhur. Sebenarnya pekerjaan manusia adalah ibadah, jadi aisyah tidak ingin membuat pekerjaan sejatinya terlantar karena urusan duniawi.

"Bissmillah" aisyah bergumam sambil mempercepat jalannya.

Lalu tepat di seberang jalan entah mengapa dirinya merasa bahwa Allah telah mempercepat langkahnya dan memotong jarak menjadi dekat, terbukti ketika bangunan bercat putih-merah sudah terlihat oleh matanya, ya bangunan itu terdapat diseberang sana.

Dengan cepat aisyah malangkahkan kakinya. Namun motor pespa melesat cepat didepannya. Membuatnya sedikit kaget. Hampir saja,  jika dia tidak hati-hati, entahlah apa yang akan terjadi setelah ini.

***

Setelah melakukan solat zuhur, aisyah meraih tasnya dan kembali berlari menuju fakultasnya, walaupun jarak gedung fakultas dengan mesjid tidak begitu jauh, namun dia harus menaiki tangga hingga ke lantai tiga yang akan memakan waktu kira-kira 10 menit.

Lorong demi lorong aisyah lewati. Hanya beberapa orang saja yang berpas-pasan  dengan nya. kesunyian masih menemaninya. Hanya kicauan burung peliharaan dilantai satu yang menjadi penghias jalannya aisyah, entahlah aisyah tidak tahu mengapa kicauan burung itu sampai menggema dilantai tiga.

Aisyah berhenti di depan pintu yang bercat putih, matanya sedikit mengintip kedalam. Dosen killernya sedang menulis sesuatu dipapan tulis. Berarti ini kesempatan aisyah untuk menyelinap masuk kedalam. Dengan tekadnya, aisyah membuka pintu belakang dengan pelan.

Dengan mengendap-ngendap aisyah memasuki kelas. Karena alhamdulillah kelasnya memiliki  dua pintu, satu didepan dan satu lagi pintu belakang yang tempat keluar-masuknya mahasiswa.

Aisyah mengedarkan pandangannya mencari sahabatnya, namun alya lah yang lebih dulu melihatnya.

"Aisyah!!" Panggil alya sambil melambaikan tangannya, kebetulan alya duduk dikursi belakang, jadi aisyah dengan mudah menghampiri alya.

"Sttttt" aisyah menaruh telunjuk kanan di bibirnya, mengisyaratkan agar alya tidak memanggil namanya lagi.

Aisyah berjalan mengendap-endap layaknya penjinak bom. Jika dia berhasil menciptakan suara aneh, maka dialah yang menjadi pusat perhatian. "Aku duduk dimana ya, aduh aku gak tau kalau hari ini dicampur sama fakultas lain, kok bisa ya" ucap aisyah pelan sambil kedua tangannya membentuk seperti membisikkan sesuatu.

Alya hanya mengangkat pundaknya, "maaf ga bisa duduk bereng sya " ucap alya

"Iya gak apa-apa" ucap aisyah sambil mencari bangku kosong, dan semuanya penuh kecuali lelaki yang duduk sendirian didepan meja alya, dengan segera aisyah duduk disana sebelum dosennya melihatnya.

Perlahan aisyah mengikuti pelajaran yang diterangkan dosennya. Sampai "itu yang dibelakang sana!" tunjuk dosen sambil berteriak kearah dirinya dan membuat mahasiswa dikelas itu menatap aisyah. "Yang disana, coba jelaskan apa yang baru saja saya terangkan!" Tegas dosen itu lagi dengan mata yang menyiratkan kebencian.

Dalam Diam Ku MenantimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang