Tujuh

2K 112 1
                                    

Tatapan mata teduh itu terus menelusuri setiap rak perpustakaan kampus. padahal jam besar disudut perpustakaan telah menunjukan pukul 12:30 siang. Sepertinya kevin akan mengambil jatah bolosnya untuk menghabiskan waktu di perpustakaan. Kali ini ia harus lebih giat, tugas yang tak kunjung berhenti tak memungkinkan kevin hadir didalam kelasnya. Ya, kevin lebih memilih menyelesaikan tugas-tugasnya, daripada ia hadir didalam kelas. Meski pelajaran akan terlewati, setidaknya beban akan tugas menjadi berkurang.

Akhirnya mata hitam pekat itu menatap buku yang amat tebal. Jarinya menelusuri setiap huruf yang menjadi judul di covernya. Lalu dengan sedikit senyum diambilnya buku yang didominasi warna biru dan langkahnya menuju  kursi yang biasa ia kunjungi jika kantuk menyapanya.

Kevin mulai membukanya, menggarisi point-point penting dengan pensilnya, bahkan sesekali ia menyalin tulisan yang ada di buku tebal itu, kevin terus melakukannya sampai  buku tugasnya terasa penuh dipandang. Tak hanya mengisi tugasnya saja, kini kevin membaca Lembar demi lembar, membuat wawasannya kini semakin bertambah. Sehingga jika esok ada kuis tambahan, insya Allah kevin siap dan bisa menjawabnya.

Tak terasa aktivitasnya memakan waktu cukup lama, kini adzan Asar telah menggema melalui speaker yang terpasang di sudut ruang perpustakaan. Dengan segera kevin menutup buku tebal dan mengembalikan ketempat asalnya. Diraihnya kunci motor metic miliknya dan kevin melenggang meninggalkan perpustakaannya.

Jangan di tanya kevin mau kemana, kini hatinya ingin segera pergi menunaikan kewajiban bagi seorang muslim. Ia teringat buku kakaknya yang tertinggal beberapa hari yang lalu. Buku yang berisi tuntunan solat beserta doa-doa. Kevin harus memperbaiki solatnya yang selama ini ialakukan asal-asalan.

Kevin memang dibesarkan bersama bude dan pakdenya. Kevin kecil tak mau pindah kejakarta bersama orang tua dan kakaknya. Bahkan pernah sesekali kevin dibawa paksa kejakarta, dan membuatnya terus menangis. Sehingga dengan berat hati orang tuanya menitipkan anaknya disemarang.

Satu hal yang membuat kevin menyesali keputusan waktu kecilnya itu. Ia dibesarkan tanpa wawasan agama yang kuat. Berbeda dengan kakaknya yang mendapat didikan keagamaan langsung dari orang tuanya, bahkan rumah mereka di jakarta berdekatan dengan mesjid membuat tingkat keimanan kakaknya jauh berbeda dengan dirinya.

Kevin benar-benar menyesal, andai ia memperdalam agama islam dari kecil, mungkin kevin akan seperti kakaknya. Siapa yang tidak mau dengan kakaknya, sholeh, tampan dan pastinya mapan.

Selesai menunaikan solat asar, kevin menancapkan gas kembali keapartemen senderhananya, karena pukul 04:00 ia harus menghadiri pesta resepsi sahabat kecilnya yang tak disangka sudah menikah.

Sampai diapartementnya kevin hanya memilih pakaian senderhananya dengan kemeja putih bercorak dan celana jens tak lupa dengan jam tangan hitamnya. Sejenak kevin berkaca, tak ada yang buruk dari tampilannya, toh menghadiri acara resepsi memang seperti ini setelannya.

Kevin lalu mengarahkan pandangan kearah botol hitam yang berisikan minyak wangi. Kevin heran dengan minyak wangi yang dibelikan umminya sepulang umroh. Sekali semprot wanginya sudah menyeruak menyebar keseluruh ruangan. Bukan wangi yang menyengat hingga terbatuk-batuk. Namun wangi maskulin khas minyak wangi laki-laki. Padahal sudah lama kevin memakai minyak wangi ini, namun botolnya masuh terasa penuh saat tangannya mengangkat minyak wangi pemberian umminya.

Setelah memakai minyak wangi. kevin kembali menancapkan gas menuju gedung dimana resepsi akan dilaksanakan.

Kakinya melenggang cukup cepat memasuki gedung pernikahan sahabatnya. Jika saja macet tidak menjebaknya tadi, mungkin kevin tak akan terlambat.

Kevin memandang jauh sahabatnya yang terlihat sangat bahagia bahkan tertawa sambil menyalimi para tamu yang berhilir kearah tempat dimana sahabatnya berdiri. Lalu kevin berjalan mendekat, sekedar untuk mengucapkan selamat dan melepas kerinduan. Kevin jarang sekali bertemu. Mungkin terakhir kali ia bertemu setahun yang lalu.

Dalam Diam Ku MenantimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang