Enam

1.8K 107 2
                                    

Aisyah terdiam cukup lama disudut halaman menatap lalu lalang kesibukan. Perlahan keringat yang awalnya sedikit, kini semakin banyak akibat cahaya matahari yang terlalu terik menerpa wajahnya.

hari ini komunitasnya mengumpulkan penggalangan donasi untuk masyarakat pedalaman Papua. Berbagai macam barang pokok dan juga baju bekas yang masih layak dipakai sudah mulai dikumpulkan dan dikepak-kepakan kedalam kardus.

Aisyah menggoyangkan kakinya dengan jenuh. Sebenarnya aisyah bingung harus melakukan apa, dirinya masih saja duduk disudut halaman kampus tanpa mengerti tugas yang harus ia lakukan. Mungkin karena beberapa jam yang lalu aisyah baru saja sampai disemarang dan tanpa aba-aba dirinya dipanggil mendadak untuk diikut sertakan diacara ini.

Aisyah berdiri ragu, disana banyak sekali orang yang tak dikenalnya. Apa yang harus ia katakan? Aisyah kembali duduk sambil menatap jam tangannya, Kira-kira sudah 20 menit aisyah hanya diam, ia tidak bisa seperti ini. Komunitasnya meminta kehadiran dirinya pasti karna suatu alasan.

Aisyah lalu melangkahkan kakinya, berjalan mendekati laki-laki berkaus putih dengan jam tangan hitam yang menghiasi pergelangan tangan kanannya. Aisyah bisa melihat laki-laki itu terlihat kelelahan dengan kardus yang ia letakkan diatas kursi nganggur ditengah halaman.

"mas" panggil aisyah pada laki-laki yang sedang menundukkan kepalanya.

Kevin yang merasa dirinya terpanggil segera mengangkat kepalanya, memandang heran perempuan yang pernah ditemuinya waktu itu.

"Biar saya saja yang angkat kotak itu" aisyah mendekat sambil memegang kardus yang nampaknya ringan.

Kevin memandang aisyah sambil tertawa. 'Bisa apa perempuan itu'

"Memangnya kamu kuat?" Tanya kevin

Aisyah mengangkat kepalanya, namun tangannya mengaitkan kardus dengan kuat "ini buktinya" jawab aisyah singkat sambil berlalu dengan kardus yang telah diangkatnya.

Kevin mendesis kesal. Lagi-lagi perempuan itu membuatnya kesal. Dan tetap sama, perempuan itu masih menjengkelkan.

Sebenarnya kevin bukan tipe laki-laki yang membenci perempuan, namun entahlah, saat dirinya berhadapan dengan perempuan itu, tiba-tiba saja ia mudah naik pitam.

Kevin menatap perempuan itu yang semakin lama semakin menjauh. Entahlah ia tak tau kenapa dirinya begitu kesal dengan perempuan itu. Padahal ia tak punya dendam tersembunyi pada seorang perempuan, bahkan saat kekasihnya, ah maksudnya mantannya memberikan undangan pernikahan, kevin sama sekali tidak membenci perempuan itu.

Sudah kesekian kalinya aisyah memindahkan kardus yang berisi bahan pokok sampai mobil bak yg mengangkut bahan pokok itu terlihat bersih. Lalu Aisyah melangkahkan kakinya mendekat kearah kumpulan makanan dan minuman yg telah disediakan untuk anggota. Pandangannya menangkap botol air mineral yang menggoda dahaganya, Aisyah segera mengambil satu botol air mineral dan membawanya duduk dibawah pohon.

Cklek
Aisyah mendengus kesal

cengkramannya meleset. Ia terus berusaha namun dirinya tetap tidak bisa membuka botol itu.

"Mba..mba mira, aisyah boleh minta tolong bukain gak?" aisyah meminta perempuan dewasa yang duduknya tak jauh dari tempatnya berada

Mba mira meraih botol mineral dan membukanya, namun sama seperti aisyah, beberapa kali cengkramannya lolos "Keras juga ya" ucap mba mira sambil berusaha kembali, namun meleset lagi "Aku nyerah deh syah," ucap mba mira yang sama kesalnya, lalu ia mengembalikam botol itu.

Aisyah mencoba kembali. Kali ini ia berdoa dulu. Aisyah benar-benar haus, tenaganya telah terkuras habis tadi. Ia benar benar membutuhkan air.

"Kevin!" Panggil mba mira. Yang tak digubris aisyah.

Kevin yang merasa dirinya terpanggil ia segera mendekat, "iya, ada apa ya mba? "

"Ini vin" kevin menatap tunjukan mba mira. Kevin melihat perempuan  menjengkelkan itu lagi. "Tolong bukain botolnya vin, keras.. tadi mba udah coba, tapi engga kebuka"

Aisyah menatap laki-laki yang ia tau namanya kevin dari mba mira. "Sini botolnya, masa buka botol kaya gini gak kuat, giliran ngangkat kardus kuat" ledek kevin sambil mengambil paksa botol yang ada ditangan aisyah.

Aisyah yang takut tangannya tersentuh segera melepas botol itu, "perlu dikasih turorial membuka botol gak? " lagi lagi ucapan kevin membuat aisyah kesal.

"Kalau gak ada niat untuk ngebantuin, mending gak usah!" Tegas aisyah kesal. sambil berdiri dan meraih botol air mineral yang belum terbuka dari tangan kevin, aisyah segera berlalu.

"Haduh vin, kamu toh kenapa?" Mba mira menggeleng-geleng bergantian kearah aisyah yang berjalan menjauh dan kevin yang masih terpaku.

Kevin menggeleng lalu mengambil tempat duduk disebelah mba mira. "Abis dia ngeselin mba"

"Dari mananya?"

Kevin terdiam, mencari-cari apa kesalahan perempuan itu, "jangan nyari kesalahannya vin, dia perempuan baik.. apa sikap kamu yang kaya gitu buat narik perhatian dia? Kamu suka sama dia, ya?" Tanya mba mira yang sedikit mengejutkan kevin.

"Engga mba, duh kita belom kenalan, masa udah suka sih"

"Oh, jadi kamu kode minta dikenalin?" goda mba mira. Yang sedikit membuat kevin malas menimpali ucapan mba mira.

"Dia cantik kan" ucap mba mira sambil memperhatikan aisyah yang duduk jauh dari hadapan mereka.

"Haduh mba, ada-ada aja" ucap kevin lalu pergi meninggalkan mba mira yang sedang tersenyum melihat dua anak muda yang sepertinya akan merasakan jatuh cinta.

***
Part ini pendek banget ya ampun wkwkw
Jangan lupa vote dan komen ya ^ ^
Terimakasihhh ...

Dalam Diam Ku MenantimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang