Malam terasa begitu sunyi bagi kevin. Kevin terdiam disudut balkonnya, membiarkan angin menerpa wajah halusnya. Kevin masih ingat betapa terkejut keluarganya melihat kevin yang tiba-tiba pulang tanpa pemberitahuan. Bahkan ketika kevin mengutarakan maksud kedatangannya untuk melamar gadis pujaannya, ia harus menerima penolakan dari orang tuanya.
Alasan kevin tak diizinkan melamar karena ia belum lulus kuliah. Kevin harus bersabar, paling tidak setelah ia lulus. Tapi mungkin aisyah tidak mau menunggu untuknya.
"Kalau jodoh pasti akan ditunggu" dandi menghampiri kevin dengan dua gelas kopi.
"Besok temani aku ke rumah jodohku ya, ada yang harus dibicarakan" kata dandi sambil menyerahkan secangkir kopi kepada kevin.
Kevin menatap kopi susu ditangannya. " Bagaimana caranya untuk ikhlas?"
"Kamu percayakan bahwa setiap manusia telah ditulis takdirnya oleh yang maha kuasa. Dan kamu tau kan, yang maha kuasa tak akan memainkan takdir makhluknya. Bersabar vin, boleh jadi dia teramat baik bagi mu, padahal tidak bagi Allah. Mungkin kalian tidak cocok bagi Allah bila disandingkan bersama"
Kevin mengehela nafas, membenarkan perkataan kakaknya. "Ya apalah aku ini kak jika di bandingkan dengan nya" ucap kevin lalu menyesap kopinya.
Dandi menggaruk tengkuknya. Merasa salah dengan ucapannya. "Bukan begitu maksud ku, mungkin Allah sedang datangkan jodohmu. Dan jangan buang waktumu dengan hal yang bukan seharusnya menjadi milik mu"
Kevin hanya mengangguk. "Ya sudah tak ada harapan melamar dia lagi, berjodohpun mungkin kalau calonnya tiba-tiba kecelakaan dan meninggal"
Dandi terkekeh, "berdoa tuh? Biar calonnya bisa digantikan sama kamu?"
"Bukannya baik menyegerakan pernikahan?" Tanya kevin dengan kekesalan yang masih terlukis di wajahnya.
"Memang, tapi apalah arti pernikahan kalau tak ada restu dari kedua orang tua"
Kevin hanya mengangguk. Setengah hatinya mengiyakannya. Dan setengah hatinya lagi menolaknya.
"Ya sudah kakak masuk dulu, besok temani aku bertemu jodoh ku ya" ucap dandi sambil berjalan menjauh dari kevin yang masih membeku membiarkan hatinya kedinginan.
***
Siang terasa terik kali ini. Bahkan volume ac didalam mobil sudah mencapai puncaknya. Namun ada satu manusia yang keringatnya tidak kunjung reda. Dandy berkali-kaki mengusap wajah dan juga telapak tangannya. "Gugup?" Kevin sesekali melirik kakaknya.
"Lihatlah kedepan, kita bisa kecelakaan kalau kamu terus menatap kakak seperti itu" ucap dandi dengan pipi yang sedikit merona.
"Aku tidak sabar melihat seperti apa jodoh kakak"
"Buat apa melihatnya, nanti kamu naksir dia" kata dandi dengan nada bercanda.
"Lihat lah kak, apa aku perlu membelikan mu kaca? Cukup berbicara seperti itu kakak sudah baper" kata kevin
Dandi tertawa dengan menampakkan raut wajah nya yang jarang di lihat kevin. Ia sangat bersyukur, akhirnya kakanya menemukan perempuan yang bisa membuatnya bahagia hanya dengan mengingat perempuan itu.
"Di ujung sana berhenti ya" dandi menunjuk halaman besar di depan rumah warga. Lalu setelah turun dan meminta izin, dandi bersama kevin berjalan memasuki gang dan berhenti pada rumah senderhana namun terlihat begitu cantik.
"Assalamu'alaikum permisi" kata dandi,
Lama ia menunggu tetap tidak ada jawaban dari dalam"Assalamu'alaikum" kali ini kevin yang menyerukan kalimat salam. Tak lama dari belakang terdengar motor yang datang kearahnya. Kevin hanya menyingkir sedikit tanpa menoleh. Sedangkan dandi membalikkan badannya menatap sang pembawa motor metic itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam Ku Menantimu
SpiritualDalam diam menantimu, dulu aku pernah tersakiti karna seseorang Dalam diam menantimu, dulu aku pernah dalam mencintai seseorang Dalam diam menantimu, aku masih menunggu jawaban Allah tentang jodohku Aku pernah bodoh di masalalu, membiarkan perasaank...