Setelah selesai merapihkan semua keperluan ayahnya yang dipakai selama di rumah sakit, aisyah meminta izin untuk membeli beberapa air mineral di kantin. Untuknya, ayahnya, dan adiknya. Hari ini ibunya memang tidak ikut ke rumah sakit. Kata beliau, ia ingin membuat penyambutan kecil-kecilan di rumah mereka. Sekaligus penyambutan untuk aisyah yang mungkin kata orang tuanya ia akan segera menikah.
Aisyah tidak menolak kok,
Namun ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Aisyah menghembuskan nafasnya. "Ayolah aisyah! Kenapa harus pusing-pusing mikirin dia! Toh nanti akhirnya PHP juga, ada kak dandi... Ada kak dandi... Dia cukup atau bahkan luar biasa" gumamnya pelan sambil melangkahkan kakinya di lorong panjang rumah sakit.
Tiba-tiba seseorang menahan lengannya. Hampir saja ia terhuyun! Aisyah langsung membalikkan tubuhnya. Ia terkejut. Didapatinya laki-laki itu lagi . Aisyah menarik dengan kasar lengannya, meski terasa begitu sakit.
"Ada apa ?" Aisyah sedikit membentak kesal. tak ada nada persahabatan disana.
"Assalamu'alaikum syah " dia tersenyum ramah, namun berbeda dengan aisyah.
Aisyah memicingkan matanya. Apakah ia harus memeriksa telinganya mumpung lagi dirumah sakit?
"Assalamu'alaikum syah " ulang angga diselingi senyum.
"Ya.. Ya.. Wa'alaikumsalam, sudah ya " aisyah dengan cepat meninggalkan angga. Meninggalkannya yang terdiam mengamati aisyah dari belakang.
Namun bukan angga kalau berhenti disana. Segera Angga menyamakan tubuhnya di samping aisyah. Aisyah yang tersadar segera membalikkan tubuhnya "Kamu kenapa sih?" aisyah menghentakkan kakinya dan memandangnya sengit.
"Kangen" ucap angga asal.
Aisyah memutar badannya kembalu dan berjalan cepat. "Ya terserah" pekik aisyah kesal
"Kamu tuh kenapa sih?" aisyah menghentikan langkahnya 'lagi'.
"Kamu sakit?" Tanya angga yang kini sudah berada disampimgnya.
"Ti..dak!"
"Lalu, kenapa berada di rumah sakit?"
"Berenang" sarkas aisyah.
Angga tertawa, "ada-ada aja syah"
"Sudah ya, aku harus pergi, angga! assalamu'alaikum"
Aisyah menggeleng. 'Ada-ada saja. Kenapa dia selalu saja begitu. Apa aku harus adukan ke kak dandi?' gumamnya dalam hati. Tentu saja tidak!
"Siapa dandi?"
Aisyah terdiam. "Siapa dandi syah? Tadi aku mendengar namanya di lorong" angga mendekat.
"Dia, orang yang sedang berta'aruf dengan ku" jawab aisyah singkat sambil melangkahkan kakinya kembali.
"Oh begitu ya, yasudah" gumam angga pelan namun masih bisa aisyah tangkap. "Ta'aruf bukan suatu hubungan. Kalau orang asing itu bisa berta'aruf, berarti aku juga bisa langsung mengkhitbah mu, syah" ucap angga santai.
Aisyah membelalakkan matanya. Lalu menghentakkan kaki dengan keras dan meninggalkan angga. "Ya itu tak akan pernah terjadi" jawab aisyah. Memangnya dia siapa!
Aisyah berjalan begitu cepat. Sampai ia rasa angga tak lagi membuntutinya. Baguslah. Bagaikan mimpi buruk bertemu dengannya lagi.
Akhirnya aisyah bisa sampai di kantin rumah sakit, tanpa gangguan angga. Sudah cukup dia hadir dilembar yang sudah usang. aisyah tak mungkin membiarkan dia dengan seenaknya hadir di lembaran barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam Ku Menantimu
SpiritualDalam diam menantimu, dulu aku pernah tersakiti karna seseorang Dalam diam menantimu, dulu aku pernah dalam mencintai seseorang Dalam diam menantimu, aku masih menunggu jawaban Allah tentang jodohku Aku pernah bodoh di masalalu, membiarkan perasaank...