Lentera-lentera indah sudah terpasang disetiap sudut taman- menjadi penerang alami yang menambah kesan romantis bagi dua insan. Kevin hanya tersenyum, memang terlihat romantis. Namun siapa sangka dibalik romantisnya taman ini mungkin akan tercipta zina jika dikunjungi pasangan tanpa status yang belum jelas.
Kevin sedikit bersyukur, pertemuan dengan Aisyah dua minggu yang lalu dan buku kakaknya yang telah ia pelajari berhasil membuatnya perlahan mulai berubah. Bahkan kevin sudah mengurangi intensitas chatan dengan lawan jenis. Kevin ingin berhijrah, setelah sekian lama ia mencari dimana letak kesalahannya yang membuat hatinya resah. Kini kevin menemukannya.
Hatinya membutuhkan asupan rohani yang kuat. Kevin sudah berjalan begitu jauh dari Allah yang Maha Kuasa. Memori-memori dosa terputar diingatannya, dia benar-benar menyesal. Ini semua bukan akhir, tapi awal. Allah yang maha pemaaf selalu memberikan kesempatan untuk hambanya bertobat dan kembali kejalan yang benar.
Mungkin ini titik balik Kevin, Kevin bersyukur waktu tak meregut nyawanya disaat dia benar-benar lalai dalam waktunya, dalam kesempatannya dan dalam nikmat yang Allah SWT berikan.
Kevin melirik jam tangannya.
Yang benar saja! Ia sudah menghabiskan waktu sepuluh menitnya untuk menatap taman ini. Tak ingin memakan waktu lebih banyak lagi, Kevin segera pergi dari taman yang indah ini.
Saat dirinya sudah sampai di tempat kerjanya, tangannya membuka perlahan pintu restoran senderhana yang terbuat dari kaca. Dari dalam teman seperkerjaannya sudah sibuk mengangkat piring-piring kotor. Kevin sedikit menyesal, ia terlambat sepuluh menit. Mungkin akibat ia memperhatikan taman yang tak pernah membuat dirinya bosan. Padahal setiap hari kevin selalu melewatinya jika berangkat bekerja. Namun lentera yang terpasang membuat Kevin senang berlama-lama sekedar melihat ataupun merenung disana.
"Assalamu'alaikum, Haduh maaf mas" ucap Kevin sambil mengambil lap yang tergelantung dibelakang dapur.
"Wa'alaikumsalam, Pasti mampir ke taman dulu ya?" ucap Mas Reno yang sibuk meletakkan piring kosong yang tadi diangkutnya.
Kevin hanya tersenyum. Lalu berjalan kearah meja kosong. Membersihkan sisa-sisa makanan dan minuman yang tumpah.
Tanpa sadar pandangannya menatap dua pasangan muda yang sedang berbahagia. Dengan istri yang terlihat sedang hamil besar.
"Nanti anak kita mau dinamakan apa abi?" Tanya perempuan yang sedang mengandung itu.
Abi , Kevin tersenyum sambil mengucap perkataan itu berulang kali didalam hatinya. Bagaimana rasanya dipanggil Abi oleh istrinya kelak, atau sayang? Atau ayah? Atau mungkin suamiku?
Kevin tersenyum. Ia harus bersabar. Sabar menunggu semuanya, menunggu yang Allah SWT berikan kepadanya. Karna pemberian Allah tak ada yang merugikan. Pemberian-Nya membawakan arti tersendiri.
"Vin!"tepukan kasar berhasil menyadarkan Kevin dari lamunannya.
"Kamu kenapa diam saja! Itu liat mba disana mau melahirkan!" Ucap mas reno yang mengagetkan Kevin. Kevin langsung menfokuskan pandangannya kearah perempuan yang hamil besar tadi dan benar, darah mulai merembes terlihat dari celana kulot putih yang kini mulai berganti warna.
"Tolong saya!" Ucap suaminya yang terlihat pucat, lalu tangan kekarnya mengangkat istrinya yang mulai lemas tak berdaya.
Kevin mendekat. " kamu bisa bawa mobil saya?" Kevin mengangguk mantab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam Ku Menantimu
SpiritualDalam diam menantimu, dulu aku pernah tersakiti karna seseorang Dalam diam menantimu, dulu aku pernah dalam mencintai seseorang Dalam diam menantimu, aku masih menunggu jawaban Allah tentang jodohku Aku pernah bodoh di masalalu, membiarkan perasaank...