Empat

2.4K 135 2
                                    

Awan mendung terus saja mengiringi jalan kevin menuju restoran cepat saji yang berada tak jauh dari apartemennya.

Hari ini kevin ada janji dengan perempuan yang sangat spesial baginya. Meski hubungannya telah berakhir tanpa penjelasan yang logis. Kevin masih dan terus mencoba mengembalikan keadaan mereka seperti sedia kala lagi.

Kevin melangkah mendekat kearah pintu dan mulai membuka pintu restoran yang menjadi saksi bisu kebersamaan yang sering dilakukan kevin dengan perempuannya.

Saat ia sampai didalam,  Pandangan kevin menelanjangi setiap penjuru. Namun kevin tetap tidak menemukan perempuan yang dipanggil "icha" itu.

Karna icha belum sampai, Kevin memutuskan untuk berjalan kearah meja didekat diding kaca pembatas aktifitas luar dan dalam. Tempat favorit mereka menghabiskan waktu bersama dulu. Ya dulu,.

Lama kevin menunggu keberadaan icha. Kevin langsung mengirimkan pesan kepada icha.

Cha, kamu dimana?
aku udah lama nungguin kamu cha

Send

Kevin menatap jam tangan hitam  pemberian ibunya. Waktu menunjukan pukul 8 malam. Padahal janjinya pukul 7. tak heran jika pelanggang berkali-kali meliriknya. Dan sedikit membuat kevin risih.

Kevin memukul pelan meja bercat putih beriringan dengan lagu yang baru saja terputar. Kalau tidak salah judulnya "cukup tau" dan kevin sering mendengarkan lagu itu, karna speaker kantin di kampusnya selalu memutarkan lagu itu.

Tiba-tiba saja icha menghampirinya dan menaruh tas hitam yang kevin yakin itu baru.

Kevin langsung mendongakkan kepalanya, pandangan mereka bertemu, namun icha lah yang lebih cepat memalingkan wajahnya.

"Maaf ya vin, aku lama " kata icha sambil memberikan senyum masamnya.

Kevin tersenyum "Iya gak apa-apa, kamu mau mesen apa?" Tanyanya.

Icha menggeleng. Pasalnya ia ingin segera pulang, karna besok jadwalnya benar-benar padat. Namun icha takut kevin kecewa karna kedatangannya yang lama, dan sungguh jahat jika icha segera meninggalkan kevin. "Tadi aku sudah makan vin, aku mesen wedang aja kayanya"

Kevin menganggat sebelah alisnya walaupun matanya tertuju pada menu diselembar kertas yang ia pegang. "Yaudah, kamu temenin aku makan ya" kata kevin sambil mencatat pesanannya pada secarik kertas. Ayam geprek satu, es jeruk dan juga wedang jahe.

Panjang lebar kevin menyalurkan rindunya dengan rangkaian kata yang ia buat, Karna selama ini mereka jarang sekali berkomunikasi. Lebih tepatnya icha yang jarang membalas pesan kevin. Sampai keadaan terasa sunyi tiba-tiba icha mengeluarkan selembar kartu yang terbungkus rapih. Dengan warna emas yang mendominasi kartu itu.

"Ini apa cha?" Kevin bertanya dengan hati-hati. Kevin tidak bodoh, tidak juga buta. Kevin tau apa yang tertulis di kartu itu. Kevin tau itu. "Ini apa cha? Kamu bercanda kan'? " kevin memandang icha dengan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan lagi. Kevin mencari kebenaran dimannik mata indah itu. Keyakinan dalam dirinya bahwa itu ialah lelucon yang icha buat.

"Ma..ma-af vin" sama seperti kevin, icha menjadi kaku. Jujur, rasa untuk kevin memang masih ada, bahkan sulit untuk dihilangkan, mengingat hubungannya yang telah berjalan satu tahun setengah itu. "Maaf vin" ulang icha sambil menundukkan kepalanya, ketika tatapan kevin cukup menikam hatinya.

Dalam Diam Ku MenantimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang