- 02 -

1.9K 148 15
                                    

Langit senja tampak sangat indah. Yoongi duduk di kursi taman sambil melihat pemandangan, sebenarnya keseluruhan yang ia lihat masih berada di area rumahnya.

Seseorang pun menepuk bahunya. Sontak Yoongi membalik badannya.

"Jiminnie!" Seru Yoongi yang langsung memberi pelukan hangat kepada teman baiknya itu.

"Aigoo ... apa kau sangat merindukanku?" ledek Jimin.

Yoongi mendengus. "Apa kau sudah bertemu Jungkook?"

"Sebelum menemuimu, aku sudah ke kantornya."

"Kau menemuinya lebih dulu daripada aku?" Sikap Yoongi kini seperti perempuan yang cemburu kepada kekasihnya.

"Ya! Dari airport, kantor Jungkook yang lebih dulu ku lewati. Jika aku pergi kesini lalu ke kantor Jungkook, itu akan menghabiskan bahan bakar mobilku."

"Baiklah, aku mengerti tuan, kau ini sangat perhitungan." Gerutu Yoongi.

Mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, langit mulai gelap, dan Yoongi benci itu.

"Kau mau minum apa?" tanya Yoongi ketika mereka berada di dapur yang sekaligus ruang makan.

"Kau akan membuatkanku minum atau hanya mengambilkan dari drink machine itu?"

Yoongi terkekeh.

"Aku akan sangat terharu jika kau sang pemalas mau membuatkanku minum."

"Kau mau soda?"

"Ahh ani. Bibiku memberi sangat banyak makan, aku yakin berat badanku naik. Aku akan menjauhi soda dan makanan manis beberapa waktu ini."

Hal itu perlu dilakukan Jimin, dia adalah seorang model, bentuk tubuh dan berat badan sangat penting ia jaga.

"Lalu apa yang harus ku beri?"

"Berikan saja teh, tanpa gula."

Yoongi pun mengumpulkan niatnya untuk membuat teh. Kemudian ia meletakkan teh buatannya didepan Jimin.

"Geundae, kau tidak bisa berlama-lama disini." Yoongi pun duduk di hadapan Jimin.

Jimin langsung berhenti minum sejenak. "Wae?"

"Kau bilang akan menjauhi yang manis, tetapi makhluk dihadapanmu ini bisa membuatmu diabetes."

Seketika Jimin terbatuk karena ucapan Yoongi. Entah bagaimana manusia pemalas itu bisa bersikap begitu menggemaskan dihadapan Jimin.

"Aku akan pulang saja. Seharusnya aku tidak kembali dan menetap di Australia." Cibir Jimin.

Ketika sedang asik bercanda, terdengar ketukan pintu. Dengan ponselnya, Yoongi menekan sebuah tombol untuk membuka pintu. Kecanggihan memenuhi rumah ini.

"Yoongi-ya! Jimin-a!" Seru seseorang yang baru saja masuk. Rupanya gadis itu adalah Arin.

Arin langsung berlari menuju dapur dan memeluk Yoongi. Mungkin hampir 10 detik. Setelah itu, Arin juga memeluk Jimin, hampir 5 detik. Perbedaan yang menjelaskan semuanya.

Perasaan Arin terhadap Yoongi masih ada.

***

Alarm berbunyi. Tanpa menoleh, Yoongi langsung mematikan suara berisik itu.

Tak lama, ponselnya berbunyi. Tanpa membuka mata, Yoongi menerima panggilan itu.

"Yeoboseyo ..."

phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang