- 28 -

781 57 4
                                    

Hari ini Arin akan pergi ke Paris. Ia akan melanjutkan pendidikannya untuk menggapai impian dan penerbangannya pukul 8 malam.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Arin dan keluarganya sedang dalam perjalanan menuju airport. Begitu juga Yoongi dan Jungkook yang menyusul di belakang.

Rombongan itu akhirnya sampai di Gimpo International Airport.

"Jangan pikirkan apapun, cukup selesaikan pendidikanmu dan jadilah seperti apa yang kau mau. Segeralah kembali." pesan ibu Arin sambil memeluk putrinya.

"Bahkan Arin belum berangkat." canda ayah Arin, yang kemudian giliran memeluk putrinya. "Arin-a, appa tahu ini impianmu sejak kecil. Jadi berjanjilah saat kau kembali, hanya kabar bahagia yang kau bawa."

"Aku harap kalian pergi ke sana saat ada waktu luang." pinta Arin.

"Kau jangan berbuat aneh-aneh disana. Jangan mengencani banyak pria asing, karena kau sendiri pernah berkata jika menyukai pria lokal." pesan Jungkook.

"Aku akan merindukan omelanmu, Kookie-ya." kata Arin sambil memeluk Jungkook.

Arin pun melihat Yoongi yang memunculkan sebuah senyum tipis. Ia hendak memeluk Yoongi, tetapi ia terlebih dulu melirik Yoora--meminta ijin.

"Bolehkah?" bisik Arin, ragu.

"Tentu saja, kalian saling mengenal lebih lama, aku tidak memiliki hak untuk melarang." canda Yoora.

"Pastikan kau makan dengan baik." Pesan Yoongi. Sebelum melepas pelukan, Yoongi berbisik, "Aku memasukkan sesuatu di tasmu, buka saat di dalam nanti."

Setelah selesai, giliran Arin memeluk Yoora. "Jaga Yoongi baik-baik dan jangan mudah kesal karena omongan kasarnya. Jika dia berkata kasar, cubit atau pukul dia." bisik Arin.

"Jaga kesehatanmu disana, karena kau tinggal sendirian jadi tidak ada yang bisa merawatmu jika kau sakit. Aku akan menjadi agen rahasia yang melaporkan kabar terbaru dari sini." kata Yoora.

"Ini bukan rahasia jika kau berkata kepada kami semua." cibir Yoongi.

"Kalau begitu, aku akan masuk sekarang. Naneun dangsin-ui modeun teureul geuriwo geotida. Annyeong~" (aku akan merindukan kalian semua)

Setelah itu, Arin menuju ruang check in dan sambil menunggu panggilan selanjutnya, ia melihat sesuatu yang diberikan Yoongi. Secarik kertas yang berisi sebuah pesan.

arin, mian aku tidak bisa kesana. jadwal tes praktikku diubah secara mendadak dan aku tidak bisa mengganti jadwalnya. aku ingin berlari dan memanggil namamu agar kau keluar dari ruang check in untuk bertemu denganku, atau biarkan aku masuk ke sana

tetapi aku terlalu takut, ini juga impian eomma agar aku bisa menjadi seorang dokter, jeongmal mianhae arin..

Sebuah air mata menetes entah bagaimana. Arin pun kembali membaca surat itu.

aku ingin menyanyikan lagu untukmu, tetapi aku tidak memiliki nyali untuk itu..

Just let me love you
Just let me love you
Ujuga cheoeum saenggyeonasseul ttaebuteo modeun geon jeonghaejin geoyeosseo
Just let me love you

gomawo, arin. aku harap kita bisa segera bertemu --park jimin

Arin kini tersenyum. Semuanya menjadi lebih jelas sekarang. Ia tidak menaruh hati kepada orang yang salah.

Waktu keberangkatan Arin sekitar 45 menit lagi. Ia memutuskan untuk melihat-lihat foto masa kecilnya di ponsel, termasuk bersama Jimin.

"Bagaimana aku tidak pernah menyadari jika dia lebih baik dari Yoongi sialan itu." Arin tertawa kecil bersamaan dengan air mata yang menetes.

"Aku akan sangat merindukan Jimin," gumamnya.

Tiba-tiba seseorang menyentuh bahu kirinya. Spontan saja ia menoleh ke sisi kiri, namun karena tidak menemukan siapapun ia pun menoleh ke kanan.

Jimin.

Berada disana.

"Kau pikir aku benar-benar tidak datang?" goda Jimin sambil menunjukkan senyumannya yang bagaikan malaikat. Jimin pun berdiri setelah membungkukkan tubuhnya agar menyamakan posisi dengan Arin.

"Jiminnie!" seru Arin sambil berdiri dan memeluk Jimin. Ia spontan melakukan itu, tetapi itu tidak masalah karena ia tidak ingin terus menutupi perasaannya.

"Aku tidak menyangka tes itu selesai lebih cepat. Mian, harusnya aku datang lebih awal."

"Geunde, bagaimana kau bisa masuk? Bukankah hanya penumpang pesawat yang bisa masuk ke sini?"

"Jungkook dan Yoongi yang membantuku."

Arin dan Jimin memutuskan untuk duduk.

"Kita akan tidak bertemu cukup lama." kata Jimin. "Sudah lama aku sangat ingin mengungkapkan perasaanku, tetapi aku terlalu takut karena perasaan yang kau miliki kepada Yoongi."

Jimin pun mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya. Sebuah kalung perak cantik di dalam kotak itu. "Apa kau mengijinkan aku untuk mengubah namamu menjadi Park Arin suatu saat nanti?"

Arin tidak sanggup menahan emosinya. Ia tersenyum tetapi sebuah air mata menetes. Arin mengangguk dengan sangat yakin.

Setelah mendapat jawaban, Jimin pun memasangkan kalung itu pada Arin.

Area yang mereka tempati saat ini cukup sepi. Arin mencium Jimin yang sedang sibuk memasangkan kalung.

"Mengapa kau mendahuluiku?" tanya Jimin setelah selesai memasangkan kalung.

Dengan posisi tangan Jimin masih berada di area leher Arin, ia menempelkan bibirnya pada bibir Arin dan mulai memejamkan matanya, begitu juga dengan Arin.

Kini masing-masing dari mereka telah mengakui perasaan yang terpendam cukup lama. Termasuk Arin yang kini menyadari perasaannya kepada Jimin.

Jauh dari posisi mereka, masih ada Jungkook dan Yoongi yang menunggu di pintu masuk.

"Aku yakin mereka baru berhenti ketika Arin harus masuk ke pesawat." bisik Yoongi kepada Jungkook. Ia melakukan itu agar penjaga disana tidak mendengar ucapannya atau Jimin bisa diseret keluar karena itu adalah tempat umum, mengantisipasi dari anak kecil.

"Setidaknya semua menjadi lebih jelas. Dan kini mereka resmi berpacaran." Jungkook ikut senang.

Yoongi pun memanggil Yoora yang duduk di kursi yang berjarak sekitar 2 meter dari mereka.

"Wae?" tanya Yoora setibanya di samping Yoongi.

"Kau mau melakukan hal yang sama seperti Jimin dan Arin, nanti?" Kalimat itu membuat Yoora penasaran dan ia langsung mencari keberadaan pasangan yang dimaksud.

"Satu jam? Apa cukup?" tanya Yoongi lagi.

Sontak saja Yoora memberi sebuah jitakan kecil pada kepala Yoongi. Lalu ia kembali ke posisi sebelumnya sebelum dua pria itu melihat pipinya memerah.

***

buat yang belom tahu, itu lagunya Jimin di Intro Serendipity~

yoonseun🤹🏻‍♀️

phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang