- 27 -

845 68 0
                                    

Yoora terbangun dengan senyum bahagia yang nampak diwajahnya. Ia ingin memasakkan sesuatu yang berbeda dari biasanya, dan menikmatinya bersama Yoongi.

Tetapi itu hanya sebuah rencana, karena setelah Yoongi datang ke meja makan, Yoora malah terus berada di dapur entah melakukan apa. Sebenarnya, ia malu--dan menjadi salah tingkah.

"Kau tidak makan?" tanya Yoongi.

"Oh? Aku sudah makan roti tadi, perutku masih kenyang, aku akan makan nanti."

Yoongi hanya termanggut-manggut mendengar jawaban Yoora, karena sebenarnya ia tidak memiliki persediaan roti di rumah.

Setelah selesai makan, Yoongi mengembalikan peralatan makannya. Yoora pun terkejut dan langsung berkata, "Aku saja. Kau pergi ke kantor saja, ada meeting kan?"

"Setidaknya berilah aku sebuah senyuman, atau kau tidak menyukaiku? Baiklah, akhiri saja hubungan kita." ucap Yoongi seolah kecewa.

"Aniya." Yoora langsung menoleh. "Yoongi-ya, sekarang kau bersiaplah, biarkan aku membereskan ini."

Yoongi hanya tersenyum dan membalikkan badan. Ia tidak berhenti disana. Setelah Yoora melanjutkan pekerjaannya, tiba-tiba Yoongi memberi sebuah serangan, maksudnya sebuah kecupan tiba-tiba di bibir Yoora.

"Annyeong, na apeulo anae." (my future wife)

Yoora memegang pipinya yang terasa panas. "Geu neun michin." (dia gila)

***

Hari ini ada meeting untuk membahas proyek besar, lembaga dana pensiun akan memutuskan perusahaan mana yang akan menyelesaikan proyek itu.

Yoongi memasuki ruangan itu bersama Park Changmin.

"Apakah pihak lembaga pensiun sudah mengambil keputusan?"

"Kami memberi kesempatan kedua perusahaan untuk menunjukkan kinerjanya, dan hari ini akan kami tentukan pilihan kami."

Seorang asisten Hoseok pun masuk. Anehnya, dia memakai jubah hitam, seperti pelaku yang membakar mobil orangtua Yoongi.

Spontan Yoongi meronta kesakitan dan Dokter Hong Chiyeol masuk ke ruang meeting itu. Sebenarnya, Yoongi tidak benar-benar kesakitan, ia hanya ingin memancing Hoseok.

"Kalian lihat? Apakah seorang presdir bisa bekerja jika terus seperti itu ketika melihat sebuah warna hitam?" sindir Hoseok.

Yoongi berdeham. "Joesonghamnida, geunde, phobia ku sudah berangsur pulih, bahkan aku tidak memakai kontak lensa saat ini sehingga aku bisa melihat semua warna dengan jelas, termasuk warna hitam. Memang selama ini aku memakai kontak lensa agar aku tidak melihat warna hitam."

"Tetapi, apakah kalian bisa melanjutkan proyek dengan perusahaan yang mantan presdirnya pernah membuat sebuah kecelakaan besar secara sengaja? Atau yang mengancam akan membunuh anggota keluarganya agar bisa mendapatkan video ku saat kesakitan itu?" imbuh Yoongi dengan sebuah senyum miring.

Yoongi pun membawa Nam Kyeongdoo masuk dan meminta agar dia menjelaskan. Semua orang yang hadir disana terkejut, termasuk Hoseok yang tidak mengetahui apapun. Setelah itu giliran Seokjin yang mengungkap perbuatan Hoseok.

"Hoseok-ssi, aku tidak akan melakukan ini semua jika kau tidak memulainya." Yoongi pun menundukkan kepala. "Mianhamnida, chingu."

Karena kesal, Hoseok langsung meninggalkan ruangan itu.

"Kami harap proyek kita bisa berjalan dengan lancar, dan kami juga berharap keadaanmu semakin membaik, sajangnim." ucap salah satu perwakilan lembaga dana pensiun.

phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang