- 22 -

739 60 0
                                    

Arin sudah cukup lama tidak bertemu Jimin setelah ia melihat pria itu di restoran bersama Yoora. Jika ia semakin sering bertemu, ia yakin perasaan itu semakin tumbuh.

Aku terlalu takut untuk menaruh hati kepada orang yang salah, kedua kalinya.

Kalimat itu yang masih terus ia katakan dalam hatinya ketika memikirkan Jimin, ataupun Yoongi.

Ponselnya pun berbunyi, tertulis nama Yoongi disana. Dengan segera ia menerima panggilan itu.

"Mwo?"

"..."

"Aku malas pergi keluar. Jika aku pergi keluar, eomma akan menyuruhku untuk membawa mobil ke tempat pencucian. Aku tidak mau kesana, terlalu malas."

"..."

"Iya terserah kau saja."

Arin menutup panggilan itu sepihak. Ia hanya menghela napas karena Yoongi berkata akan datang dan meminta bantuannya--entah apa itu.

Tidak lama mobil Yoongi datang. Arin pun keluar dari kamarnya dan mengajak Yoongi ke taman belakang.

"Kau itu seorang presdir tetapi bahkan kau ke kantormu hanya seminggu sekali." Ledek Arin.

"Ya! Aku kesini ingin meminta bantuan, bukan diomeli seperti ini." Yoongi mendengus.

Arin menyerah, ia tidak akan melanjutkan kegiatannya mengomeli Yoongi. "Jadi ada apa?"

***

Kafe Chaeyoung tampak ramai. Tetapi Chaeyoung tidak terlalu kelelahan karena Yoora dan Taehyung membantunya.

Chaeyoung akan membuat pesanan, Yoora berada di kasir, sedangkan Taehyung yang menarik perhatian orang sekitar agar mendatangi kafe itu.

Pesona Taehyung yang berhasil memancing para customer datang.

"Chae-ya, apa kau tidak takut pacarmu tertarik pada orang lain? Bagaimana jika ada yang mengajaknya berfoto?" tanya Yoora.

"Aku percaya padanya. Kepercayaan. Itulah kunci utama dalam sebuah hubungan." jawab Chaeyoung dengan santai.

Ketika sedang sibuk melayani customer, mereka mendengar obrolan Taehyung dengan beberapa gadis.

"Oppa, bisakah aku berfoto denganmu?"

"Foto? Jika kau ingin, minta ijin pada gadis cantik yang sedang sibuk membuat minuman disana. Aku hanya akan melakukan apa yang dia setujui." kata Taehyung seraya menunjuk Chaeyoung dengan pandangan matanya.

Yoora langsung menyenggol Chaeyoung dan spontan gadis itu menoleh ke arah Taehyung.

"Lain kali saja oppa, aku harap saat aku datang kau juga berada disini." kata gadis itu dengan malu-malu, bahkan wajahnya seperti kepiting rebus.

Setelah gadis itu pergi, Taehyung membentuk finger heart lalu bersikap seolah itu adalah anak panah dan ia menembakkan panah itu ke arah Chaeyoung.

Tetapi Chaeyoung hanya mengabaikan hal itu.

Pantang menyerah, Taehyung kembali berkata, "I purple u." Suaranya tidak keras, tetapi mampu di dengar Chaeyoung karena jarak mereka hanya sekitar 2 meter.

Kini wajah Chaeyoung menjadi merah padam. Ia memilih untuk kembali fokus pada pekerjaannya daripada terus menanggapi Taehyung yang membuatnya tersipu malu.

Beberapa customer terus berlalu, tetapi customer kali ini adalah Jimin.

"Taehyung? Apa yang kau lakukan disini? Menjaga pintu?" Ledek Jimin.

"Aku harus menjaga image ku, jika tidak sudah ku hajar kau." bisik Taehyung di dekat telinga Jimin.

Tanpa menghiraukan Taehyung, Jimin pun pergi ke meja pemesanan.

"Oh Jiminnie! Annyeong~" sambut Yoora.

"Aku ingin berbicara denganmu."

"Nanti. Aku harus bekerja sekarang." jawab Yoora.

"Yeorobun, aku akan bayar pesanan kalian semua, tetapi aku mohon kalian keluar dari kafe ini sekarang. Ada hal serius yang harus kulakukan disini. Mianhamnida." ucap Jimin lugas.

Yoora tidak segan melempar sebuah jitakan di kepala Jimin. Ia cukup kesal karena Jimin dengan santainya mengusir semua pelanggan.

Seketika kafe itu hanya menyisakan 4 orang; Yoora, Chaeyoung, Taehyung, dan Jimin.

"Chaeyoung-ssi, aku akan bayar pesanan mereka 2 kali lipat, karena aku membutuhkan waktu 1 jam untuk kau menutup kafemu."

"Iya iya terserah." sahut Chaeyoung.

"Bayar sekarang. Ppali!" perintah Yoora.

"Aigoo kau menjadi ganas ketika sedang kesal." Cibir Jimin.

Mereka pun berkumpul di sofa yang berada di sudut ruangan. Jimin baru memulai pembicaraan setelah Chaeyoung dan Yoora meletakkan 4 cangkir cokelat hangat di meja.

"Kau hanya punya waktu 50 menit mulai dari sekarang." kata Yoora, ketus.

"Begini, aku mendengar kabar dari Jungkook tadi siang jika masalah antara Yoongi dan Yoora sudah menemukan akarnya."

"Jadi siapa pelaku sebenarnya?" Taehyung ikut penasaran.

"Seokjin."

"Mwo?!" Seru Taehyung yang benar-benar terkejut. "Heol... aku tidak menyangka hyung itu akan berbuat hal semacam ini."

"Ngomong-ngomong, Seokjin-ssi itu siapa?" tanya Yoora yang bahkan tidak mengenal Seokjin.

"Dia adalah salah satu anggota grup pertemanan kami. Seokjin juga memiliki perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Yoongi." Jimin menjelaskan.

"Woahh jinjja." giliran Chaeyoung yang berbicara.

"Yoora, hal yang lebih penting ingin ku bicarakan." Jimin berubah lebih serius.

"Mwo?"

"Geu, setelah semua menjadi jelas, apa kau mau kembali ke rumah Yoongi?"

Yoora terdiam seribu bahasa.

Setelah semua bentakan itu, haruskah ia kembali?

***

phobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang