Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Komen juga boleh :v
Kejadian tadi sore di mobil, membuat wajah Hyun Rim memerah setiap kali mengingatnya. Bahkan sekarang ia memilih untuk bersembunyi di kamar Minyoung karena masih malu bertemu dengan Taeyong.
Taeyong adalah laki-laki kedua yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Hyun Rim pertama jatuh cinta saat dia masih SMP, itupun bertepuk sebelah tangan. Dan setelah itu ia tidak pernah lagi merasakan jatuh cinta. Bahkan setiap ada laki-laki yang mendekatinya pasti ia tolak.Sekarang ini, Hyun Rim masih menemani Minyoung yang masih belajar huruf. Sesekali ia membantu Minyoung yang kesusahan menulis.
"Ibu, ini susah." Kata Minyoung sambil menunjuk huruf Z. Hyun Rim yang sedang melamun langsung menolehkan kepalanya ke arah Minyoung. "Mana yang susah?" Tanya Hyun Rim. Minyoung menunjukkan bagian yang menurutnya sulit.
"Ini mudah sayang, mana ibu ajarin.""Ibu, kenapa wajah ibu merah? Ibu sakit?" Tanya Minyoung dengan polosnya.
Hyun Rim melihat Minyoung, "Tidak, ibu tidak sakit kok." Jawab Hyun Rim.
Memang Hyun Rim tidak sakit, ia baru saja membayangkan kejadian tadi sore, makanya wajahnya memerah.
"Tidak, ibu pasti sakit. Sebentar, Minyoung mau memberi tahu ayah!" Kata Minyoung, lalu berlari meninggalkan Hyun Rim.
Baru saja Hyun Rim hendak mencegahnya, tapi gagal karena Minyoung sudah keluar dari kamar.
Hyun Rim mengusap pelan wajahnya dan mendengus pelan.Tak lama kemudian Taeyong datang dengan tangan yang ditarik oleh Minyoung.
Ia berhenti di depan pintu, sedangkan Minyoung sudah menghampiri Hyun Rim.
"Kamu sakit?" Tanya Taeyong. Hyun Rim menoleh kearah Taeyong dan menggelengkan kepalanya. "Kata Minyoung wajahmu merah karena sakit?" Tanyanya lagi. Lagi-lagi Hyun Rim menggeleng. "Tidak, aku tidak sakit. Serius"Taeyong mengangguk. "sekarang sudah jam 9, waktunya Minyoung tidur." Ucap Taeyong. "Aku tidur disini saja ya, bersama Minyoung?" pinta Hyun Rim.
"Lalu, kamu membiarkanku tidur sendirian? Yah, masa sudah menikahpun aku masih tidur sendiri?" Rengek Taeyong.
Hyun Rim menghela nafasnya. Akhirnya ia mengiyakan perkataan Taeyong."Minyoung, sudah cuci kaki, cuci tangan, dan sikat gigi kan tadi?" tanya Taeyong sambil menggendong Minyoung. Minyoung mengangguk. Taeyong lalu menidurkannya dikasur. "Mau dongeng?" tawar Taeyong. Minyoung menggeleng. "Aku sudah besar, masa masih didongengin." jawaban Minyoung membuat Taeyong tertawa pelan. "Sudah besar apanya? Ya sudah, kalau begitu ayah dan ibu pergi ke kamar dulu ya?"
Minyoung mengangguk. Setelah mencium Minyoung bergantian, Taeyong dan Hyun Rim meninggalkan kamar Minyoung."A-Aku belum mengantuk, aku mau menonton tv dulu." Kata Hyun Rim saat sudah keluar dari kamar Minyoung.
Baru saja ia duduk di sofa depan TV, Taeyong malah ikut duduk disampingnya.
Lagi-lagi jantung Hyun Rim berdegup kencang lagi.
"Kamu kenapa sih? Kok kayanya dari tadi ngehindarin ak-" belum selesai Taeyong berbicara, Hyun Rim malah memotong pembicaraannya.
"Taeyong, aku mau cerita sesuatu!" Ucap Hyun Rim berusaha mengalihkan pembicaraan. "Apa?"
Hyun Rim merutuki kesalahannya. Sebenarnya ia tidak ingin cerita apa-apa ke Taeyong.
Was
Hyun Rim menghela nafas pelan "aku tadi bertemu Kak Seulgi." Kata Hyun Rim dengan cepat.
"Kenapa kamu memanggilnya dengan sebutan 'kak'?""Karena dia lebih tua dariku. Lagian memangnya dia kuliah disana?" Tanya Hyun Rim. Taeyong menggeleng "Setauku kakaknya dosen disana, mungkin dia sedang menemui kakaknya." jawab Taeyong. "hm, sepertinya kamu sangat tau ya tentang dia," Gumam Hyun Rim. Taeyong tertawa pelan. "Kamu cemburu?" goda Taeyong. Hyun Rim melirik Taeyong sinis "Tidak! Sudah, aku ngantuk. Mau tidur!" Ucapnya, lalu meninggalkan Taeyong yang masih duduk di sofa.
"Hei, katanya mau nonton tv dulu?"***
Pagi yang cerah, sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela membuat Hyun Rim membuka matanya. Ia terdiam sebentar melihat pemandangan indah yang ada di depannya.
"Aku tau aku tampan, Biasa saja lihatnya" Ucap Taeyong tiba-tiba, yang membuat Hyun Rim sedikit kaget.
"Kamu udah bangun?" tanya Hyun Rim.
Taeyong membuka matanya. Mata mereka saling bertemu untuk beberapa saat. "Kamu masih libur?" tanya Hyun Rim yang dijawab anggukan oleh Taeyong.Greb!
Tangan Taeyong tiba-tiba menarik pinggang Hyun Rim untuk lebih mendekat dengannya. Lalu dia memeluknya erat.
"biarkan seperti ini untuk beberapa saat," ucapnya sambil mengelus rambut hitam Hyun Rim.
Begitu pula Hyun Rim, yang membalas pelukan Taeyong dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang Taeyong.BRAK!!
"ayah bangun ada oma!!" Teriak suara kecil dari pintu.
Hyun Rim mendongakkan kepalanya. "Ada ibu?". Taeyong masih menutup matanya, dengan posisi yang masih sama. "aku tidak mau bangun." rengeknya."Taeyong, Bangun! Ini su-"
Mendengar suara ibunya yang mendekat Taeyong segera melepas pelukannya dan memakai kausnya.
Kebiasaan Taeyong saat tidur memang hanya memakai boxer dan kaus dalam.
Begitupun Hyun Rim yang ikut bangun dari posisi nya.
"Ah, maaf. Ibu mengganggu waktu kalian." Kata ibu lagi, sambil menutup pintu kamar Taeyong.
"Sebaiknya kita segera bangun," Kata Hyun Rim, lalu ia turun dari kasurnya dan membuka tirai jendela.Hyun Rim lalu keluar kamar, dan mendapati Ibu mertuanya sedang memakaikan baju pada Minyoung, diikuti Taeyong yang berjalan dibelakangnya.
"Minyoung, maaf ya ibu telat bangun." Ucap Hyun Rim, lalu menghampiri Minyoung dan Omanya.
"Kalau begitu aku bikin sarapan dulu. Ibu sudah sarapan belum?" Tanya Hyun Rim sambil mengikat rambutnya.
"Ibu sudah buatkan sarapan buat kalian. Maaf ibu datang tidak bilang-bilang, jadi mengganggu waktu kalian ya tadi?" Sesal Ibu.
Hyun Rim tertawa pelan. Ia melambaikan tangannya "Tidak bu, sebenarnya aku dan Taeyong sudah bangun tadi. Karena dia masih malas, jadi dia menyuruhku untu menemaninya tidur dulu" Jawab Hyun Rim. "Tapi tetap saja Hyun Rim," Kata Ibu lagi.Taeyong yang baru saja datang dari kamar mandi ikut menghampiri para wanita yang sedang berbincang di ruang tengah itu.
"Ibu kesini sendiri?" Tanya Taeyong. ibunya itu mengangguk. "Ayahmu sedang pergi bersama Ayah Hyun Rim. Jadi ibu kesini, sedangkan Ibu Hyun Rim memilih untuk pergi ke rumah kakak Hyun Rim." Jelas Nyonya Lee. Taeyong dan Hyun Rim mengangguk paham."Nah, Hari ini ibu akan bawa Minyoung jalan-jalan. Dia akan kupulangkan nanti malam, kalau tidak besok" Ucap Ibu tiba-tiba. "Kenapa ibu tidak bilang dari kemarin?" tanya Taeyong. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama? Mumpung aku libur." tawar Taeyong.
Ibu Taeyong menggelengkan kepalanya "awalnya aku kesini hanya mau menjenguk Minyoung, tapi setelah melihat kalian tadi, sepertinya kalian butuh waktu untuk berdua" Ucap Ibu panjang lebar.
Taeyong dan Hyun Rim sukses membuka lebar matanya. "Bu, tidak perlu.." jawab Hyun Rim pelan."Nah, Minyoung sudah siap. Kalau begitu kami pergi dulu ya?" pamit ibu, sambil menggendong Minyoung.
"Oma, kita mau kemana?" Tanya Minyoung. "Terserah Minyoung. Kebun binatang? Lotte World? Atau kemana?"
"Aku mau semua!" Ucap Minyoung semangat. "Ayah dan Ibu tidak ikut?" tanya Minyoung lagi. Ibu Taeyong menggeleng "Mereka akan membuatkan Minyoung adik, jadi tidak bisa ikut." Jawab Ibu, asal.
Taeyong hanya bisa diam sambil memijat pelipisnya. Sedangkan Hyun Rim hanya tersenyum memaksa.
"wah adik!!! Minyoung mau punya adik!" Seru Minyoung. Ibu Taeyong tersenyum. Ia lalu menurunkan Minyoung. "Minyoung ke mobil duluan ya, Oma mau pamit dulu sama ayah ibu kamu." Ucap Ibu. Minyoung mengangguk, "Dada Ayah, Ibu!" Kata Minyoung lalu keluar dari rumah."Ibu dan Minyoung pergi dulu, Nikmati waktu kalian." Ucap Ibu, sambil mencium pipi Hyun Rim dan Taeyong bergantian.
"Oh iya, Taeyong. Hati-hati ya, mungkin ini yang pertama untuk Hyun Rim. Semoga bisa tepat sasaran, Ibu sangat ingin punya cucu lagi."
"Ibu pergi dulu ya," Ucap Ibu lalu pergi menyusul Minyoung keluar. "Hati-Hati, Bu." jawab Hyun Rim dan Taeyong bersama.
Ibu, Minyoung, dan mobilnya meninggalkan pekarangan, meninggalkan Taeyong dan Hyun Rim yang masih terdiam di tempatnya.
Taeyong menoleh ke arah Hyun Rim. "Maafkan perkataan ibuku," ucapnya. Hyun Rim mengalihkan pandangannya menghadap Taeyong "T-tidak papa" Jawabnya terbata.
Grep!
Taeyong tiba-tiba menarik tangan Hyun Rim agar bisa mendekat dengannya.
"Jadi?"Hyun Rim mengerjapkan matanya "Jadi apa?"
"Sudah siap untuk memberikan Minyoung adik?"
Hyun Rim melepas pegangan tangan Taeyong. "Aku siap jika kamu bisa menangkapku!" Kata Hyun Rim sambil menjulurkan lidahnya. Ia lalu berlari meninggalkan Taeyong.
"Awas kamu Ya!!" jawab Taeyong sambil mengejar Hyun Rim.
Dan mereka berakhir dengan kejar-kejaran di dalam rumah.
tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband
FanfictionSuka duka jadi istrinya Taeyong gimana? Baca aja deh, #9 on #taeyong [28/08/18] ❄❄ Start [07-04-18] End [17-06-18] -Lifa