Malam ini Hyun Rim menyiapkan makan malam untuk keluarganya sendiri. Taeyong masih belum pulang, dan Minyoung ikut Taeyong ke kantornya setelah pulang sekolah.
Ting tong!
Suara bel berbunyi. Hyun Rim yang baru saja selesai membuat pasta segera melepas celemeknya, lalu pergi untuk membukakan pintu.
"Permisi, ada paket." Kata orang yang datang itu.
"terima kasih." Kata Hyun Rim sambil menerima kotak yang diberikan orang itu.
Setelah itu kurir itu pergi.Hyun Rim sendiri masih berdiri di depan pintu. Ia merasa ada yang janggal dengan kurir itu. Biasanya kalau ada paket, seorang kurir pasti meminta tanda tangan pada penerima. Tapi orang tadi tidak meminta tanda tangannya.
"Mungkin orang itu bukan kurir resmi" gumam Hyun Rim. Ia pun masuk kerumah. Hyun Rim melihat di atas kotak itu terdapat tulisan -Untuk Hyun Rimku sayang-
"dari siapa ini?" batinnya.
Ia menebak nebak siapa pengirim kotak itu. "pasti kakak? Atau Taeyong? bisa saja Irene atau Wendy?" Tebaknya.
Hyun Rim lalu duduk di sofa ruang tamu dan hendak membuka kotak kado itu.
"AAAAAA!!"
sontak Hyun Rim melempar kotak tersebut saat melihat disana ada tikus mati yang masih ada darahnya.
Hyun Rim menggigit bibirnya. Jujur ia paling takut dengan darah. Apalagi ini darah beserta bangkai tikus.
Hyun Rim segera mengambil kotak itu dan hendak membuangnya ditempat sampah di depan rumah.Baru saja Hyun Rim memasukkan kotak itu ke tempat sampah, ia melihat sebuah kertas yang dibungkus plastik bening berlumuran darah disana.
Hyun Rim meraih daun dari pohon yang ada disebelah tempat sampah. Dengan alas daun, Hyun Rim mengambil plastik itu hati-hati lalu membuang kotak itu ketempat sampah.
Sebelum masuk rumah, Hyun Rim mencuci plastik dan tangannya di keran dekat garasi. Setelah selesai, Hyun Rim kembali ke ruang tamu. Hyun Rim sudah melepas plastik dari kertas itu.
Dan ia pun membaca kertas dari kotak tadi.Untuk Park Hyun Rim.
Pertama, terima kasih sudah merebut suamiku dariku. Selamat karena kamu berhasil merebut hatinya.Jangan berharap banyak ya, Hyun Rim. Itu semua tidak akan berlangsung lama. Berhati-hati lah. Aku akan melakukan cara apapun untuk menyingkirkanmu dari Taeyong.
Jadi, segeralah menjauh darinya!Hyun Rim meremas kertas itu pelan. Ia menutup mulutnya dengan tangannya.
"Ternyata dia tidak main-main" Gumam Hyun Rim.
"Ibu, aku pulang!" seru suara kecil itu.
Hyun Rim segera menyembunyikan kertas itu dibawah sofa. "Aku Pulang!"
Hyun Rim lalu berdiri menghampiri bapak dan anak yang baru saja datang itu.
Minyoung langsung berlari ke arah Hyun Rim dan memeluknya.
"Ibu, aku lapar!" rengek Minyoung."Ibu sudah membuatkan pasta kesukaanmu sayang," Jawab Hyun Rim.
Senyuman Minyoung mengembang. "Benarkah?! Kalau begitu aku mau makan sekarang!" Seru Minyoung.
Hyun Rim menggeleng. "mandi dulu, baru boleh makan."Minyoungpun mengangguk terpaksa. Ia pun berlari ke kamarnya untuk mandi.
Sedangkan Taeyong dari tadi memperhatikan mereka dari sofa."Minyoung saja yang disapa? Aku tidak?" Rengek Taeyong. Hyun Rim tersenyum dan menghampiri Taeyong.
"Sana mandi, trus makan malam!" perintah Hyun Rim. "mandikan," pinta Taeyong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband
FanfictionSuka duka jadi istrinya Taeyong gimana? Baca aja deh, #9 on #taeyong [28/08/18] ❄❄ Start [07-04-18] End [17-06-18] -Lifa