(22) Get Well Soon, Mark!

7.4K 1K 12
                                    

Tadi kepencet publish, jadi sekalian aja gue publish seadanya :"

***

Mark sudah ditangani, dan sekarang dia masih belum sadar. Dan sekarang ia juga dipindah ke kamar rawat.

Taeyong juga masih disini. Ia meninggalkan pekerjaannya, dan memilih Hyun Rim yang tinggal disini juga. Bersama Minyoung tentunya, yang sudah pulang sekolah sejak 2 jam lalu.

"Aku tidak menyangka kalau Joy tega berbuat seperti itu," gumam Hyun Rim.

Taeyong yang sedang memangku Minyoung pun menoleh. "Kamu mau tau, kenapa Sooyoung lebih memihak ke Seulgi daripada kamu?"

"hm? Memangnya kenapa?"

"Dia adik kelasku saat SMA, dan dia adalah adik kesayangan Seulgi. Mereka sangat dekat karena satu ekskul. Dan bahkan Sooyoung juga yang mempertemukan kita" Jelas Taeyong.

"Sooyoung bilang, kita sangat cocok dan dialah yang paling berusaha mendekatkan aku dan Seulgi" lanjutnya.

Hyun Rim mengangguk mengerti "Ah, berarti dia tidak rela kalian cerai? Padahal aku dan Joy sangat dekat dulu, dan dia rela melakukan ini padaku"

"K-kamuu... Melaporkannya ke polisi?" tanya Hyun Rim. Taeyong mengangguk mantap. "Kejahatan yang mereka lakukan sudah sangat parah, polisi akan segera menyelidikinya" Jawab Taeyong.

Hyun Rim mengangguk lagi.

"K-kak..."

Taeyong dan Hyun Rim sontak menoleh le sumber suara. Dan mereka menemukan Mark yang kini sudah sadar.

"Mark?! Kamu udah sadar?" pekik Hyun Rim. Ia langsung menghampiri Mark, begitu juga Taeyong yang berjalan sambil menggendong Minyoung.

Dengan sigap, Hyun Rim langsung memencet bel diatas meja untuk memanggil dokter.

Lalu Hyun Rim segera menggenggam tangan Mark "Mark, maafkan kakak." ucao Hyun Rim.

Air matanya mulai keluar saat mengingat kejadian beberapa jam lalu.

Mark membalas genggeman Hyun Rim. "Kak, aku tidak apa-apa. Aku ingin menyelamatkan kakak, dan juga calon ponakanku" ucap Mark.

"Terima kasih, Mark. Andai kamu tidak ada disana, mungkin anak kita sudah tidak selamat. Tapi tetap saja, aku merasa bersalah" Jawab Hyun Rim.

"Kak, stop nyalahin diri sendiri. Ini salah wanita itu, bukan salah kakak." Ujar Mark.

Tak lama kemudian, seorang dokter datang memasuki ruangan Mark. "Oh, kamu audah sadar ternyata?" ucap Dokter itu.

Mark hanya tersenyum dan mengangguk. Dokter itu kemudian membuka baju rumah sakit Mark dan melihat jahitan yang ada di perut Mark, sebelum kemudian memeriksa bagian lain.

"Untung lukamu tidak terlalu dalam, jadi efeknya tidak terlalu bahaya. Kamu harus menginap kurang lebih 4-7 hari sampai luka jahitanmu bisa dibuka. Kalau begitu istirahat yang banyak ya, saya tinggal" Jelas dokter itu, lalu pergi meninggalkan ruangan Mark.

"Paman, kok tadi tidurnya lama banget. Paman gak sadar ya kalau aku, Ayah, dan Ibu sudah nungguin dari tadi?" omel Minyoung pada Mark.

Mark hanya tertawa mendengar omelan Minyoung, lalu mengacak pelan rambut Minyoung.

"Paman sangat ngantuk, makanya tidurnya lama" jawab Mark.

"Kak Hyun Rim," panggil Mark.

Hyun Rim menoleh dan melihat Mark "Ya?"

"Wanita tadi siapa? Kenapa kakak membolehkan wanita asing masuk ke dalam rumah?" tanya Mark.

Hyun Rim pun duduk di pinggir kasur Mark, matanya menerawang ke depan "Dia bukan orang asing. Dia temanku di masa lalu," jawab Hyun Rim.

"Kalau teman, kenapa dia ingin mencelakai kakak?" tanyanya lagi.

"Karena dia anak buah Seulgi." kali ini Taeyong yang menjawab.

Mark mendecak "Kak Seulgi benar-benar keterlaluan!!" Gumamnya.

"Mark, sekali lagi terima kasih sudah menyelamatkan Istriku dan Anakku" Ucap Taeyong.

"Tidak perlu berterima kasih, kak"

***

Hari menjelang malam. Taeyong, Hyun Rim dan Minyoung berada di rumah sakit menemani Mark.

Disana juga ada orang tua Taeyong, yang baru saja datang.

"Mark sayang, kamu kenapa?" tanya Ibu Taeyong yang baru saja masuk ke kamar Mark.

"Bibi? Aku tidak apa-apa kok, hanya luka kecil" Jawab Mark.

"Kalau luka kecil mana mungkin kamu sampai dirawat dirumah sakit? Ini, bibi bawakan makanan. Ada kimbab dan nasi goreng seafood. Di makan ya?" Omel Ibu Taeyong.

"Bu, Mark masih belum bisa makan makanan seperti itu. Ia harus makan nasi lembek atau bubur" Jelas Taeyong yang kini duduk bersama Ayahnya yang sedang bergurau dengan Minyoung.

"Heol, gimana dong? Yasudah, kalau begitu ini biar dimakan Hyun Rim dan Taeyong saja. Ayah, tolong belikan bubur ayam buat Mark!" Suruh ibu.

Ayah Taeyong mendongak "beli saja sendiri," ucapnya.

"Ayah!"

"Bi, sudah tidak usah repot-repot. Aku baru saja makan makanan rumah sakit kok," lerai Mark.

"Yasudah, besok pagi saja kamu kubawakan bubur. Bibi tadi telfon ibumu, dia akan kesini 2 hari lagi" ucap Ibu.

"Bukannya dia sibuk?" Tanya Mark.

"Hei, mana mungkin Ibumu tidak khawatir anaknya masuk rumah sakit?"

Mark hanya tertawa menanggapi ucapan Bibinya itu.

"Hyun Rim, kamu yakin mau menginap sini?" tanya Ibu.

Hyun Rim menoleh ke arah mertuanya dan mengangguk. "Aku akan tidur di sofa" jawab Hyun Rim.

"Kamu pulang saja, bersama Ibu. Taeyong dan Ayah biar disini." ucap Ibu.

"Tapi aku ingin bersama Taeyong," rengeknya.

Ibu tersenyum "Dasar pasutri. Yasudah, kalian bertiga pulang saja. Biar kami yang menjaga Mark."

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Taeyong.

"Tentu tidak apa-apa. Cucuku harus tidur nyenyak, kalau disini dia mungkin tidak bisa tidur nyenyak. Dan Hyun Rim, kamu harus menjaga bayimu. Kamu harus tidur yang cukup" Nasihat ayah Taeyong.

Taeyong pun mengangguk. "yasudah, kami pulang dulu"ucapnya sambil berdiri.

Ia lalu menghampiri Mark.

"Dek, aku besok kesini lagi. Semoga besok ada keajaiban lukamu akan kering"

Mark hanya tertawa
"Kalau memang ada keajaiban aku akan mentraktir kakak sebulan"

"Aku akan mendoakan mu semalaman, agar kamu bisa benar-benar sembuh besok. Siapkan uangmu" canda Taeyong.

"Siap bos!!!"

tbc~

Gue gatau ngetik apa :""

Gak ada feelnya sama sekali emang, namanya juga dadakan (((:

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang