(15) Aegi?

11K 1.3K 37
                                    

Jangan lupa, klik bintang pojok kiri bawah.

***

Setelah kejadian mobilnya yang dicoret-coret tadi sore, membuat Taeyong terus murung didalam kamar.

Mobil itu adalah mobil kesayangannya yang ia beli dengan jerih payahnya.

Hyun Rim yang baru saja menemani Minyoung agar bisa tidur, Menghampiri Taeyong yang sedang duduk dipinggir kasur.

Ia memeluk Taeyong dari samping dan menyandarkan dagunya di pundak Taeyong.
Hal itu membuat Taeyong sedikit kaget, sebelum akhirnya ia memegang tangan Hyun Rim yang sudah melingkar di perutnya.

"Sesedih itu mobilmu dirusak?" Tanya Hyun Rim.

"kalau sampai dia melakukan sesuatu padaku, apa kamu bakal sesedih ini?"

Mendengar pertanyaan Hyun Rim, langsung menyampingkan tubuhnya dan menatap Hyun Rim yang kini juga menatapnya.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku tidak akan membiarkan dia melukaimu dan Minyoung. Bahkan jika dia hanya menyentuhmu saja, aku tidak akan membiarkan itu" Jelas Taeyong.

Hyun Rim melepaskan pelukannya, lalu duduk bersila di kasur.

"Pasti dia sangat mencintaimu. Lihat saja dia sangat tidak rela dengan pernikahan kita" ucap Hyun Rim sambil menundukkan kepalanya.

"Bagaimana denganmu? Apa kamu masih punya rasa juga untuk Seulgi?" tanya Hyun Rim dengan tetap menundukkan kepalanya.

Taeyong terdiam. Untuk kali ini entah mengapa lidahnya kelu hanya untuk menjawab pertanyaan Hyun Rim.
Padahal ia hanya perlu menjawab 'tidak' untuk itu.

Mata Hyun Rim beralih menatap Taeyong. Sudut bibirnya tertarik keatas. "Kamu gak perlu menjawab. Aku tau, pasti susah untuk melupakan seseorang yang sudah kita cintai sejak lama."

"apalagi, kamu dan Seulgi sudah saling mengenal sejak SMA."

Taeyong menatap manik mata Hyun Rim dengan perasaan bersalah. Iya, ia bersalah karena secara tidak langsung ia mengakui kalau memang ada sedikit rasa di hatinya untuk wanita bermarga Kang itu.

"Aku ke dapur sebentar," Kata Hyun Rim, lalu meninggalkan Taeyong yang masih duduk di kasurnya.

Hyun Rim menutup pintu kamar dengan hati-hati. Ia lalu berjalan menuju dapur dan membuka kulkas.

Setelah mengambil satu kaleng soda dan menutup pintu kulkas, Hyun Rim pun berjalan menuju halaman belakang dan duduk di kursi taman.

Hyun Rim membuka kaleng sodanya. Setelah meminum beberapa teguk, Hyun Rim menaruh kaleng itu dimeja kayu didepannya.

Kepala Hyun Rim tertunduk. Air mata yang seharusnya tidak jatuh, kini justru menitik sebutir demi sebutir.

Hyun Rim menyadari, bahwa pertanyaan yang ia tanyakan pada Taeyong tadi justru akan menyakitinya sendiri. Dan buktinya seperti sekarang, ia malah menangis dalam diam.

Tangan Hyun Rim meremas kaleng sodanya. Dan air matanya terus saja jatuh.

"Tenang Hyun Rim. Itu haknya, dia mau mencintai siapa." Gumamnya.

"Aku tau, pasti Taeyong sebenarnya masih mencintai Seulgi, bukan aku. Aku baru saja mengenalnya dan Seulgi? Bahkan ia mengenal Taeyong bertahun-tahun lebih lama dariku"

"Hhhh, mungkin selama ini Taeyong bersikap seperti itu karena ia ingin mempunyai keluarga yang selayaknya. Ia memperlakukanku sebagai layaknya istri, padahal sebenarnya hatinya bukan untukku." Gumamnya lagi.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang