Park Chanyeol mencuci wajahnya dengan air segar. Matanya benar-benar merah sekarang, dan bahkan terdapat garis hitam di bawah pelupuknya. Sangat kentara kalau ia kurang istirahat.
Jelas saja, ia memang tidak bisa tidur dengan tenang semalaman karena Nayeon yang memilih menyalakan pemanas ruangan di hotel yang mereka tempati. Sungguh, Chanyeol benar-benar merasa tersiksa dan terus gelisah sepanjang malam itu. Meskipun tak pernah nyaman Chanyeol tetap mengalah, ia tak tega melihat Nayeon yang akan menggigil kedinginan jika ia menyalakan ac saat itu.
Lalu apa balasan yang diberikan dari gadis Im itu padanya? Astaga, ia bahkan berteriak-teriak di pagi hari.
Dan sumpah demi apapun, Chanyeol benar-benar mengutuk Nayeon. Sudah membiarkan ia tidak bisa tidur dengan nyenyak dan malah harus menyuruhnya bangun disaat matahari baru akan menampakkan wujudnya dan menyuruhnya agar segera mengantarnya pulang. Nayeon kira dia sopirnya apa."Awww" pekik Nayeon tiba-tiba.
Chanyeol yang saat itu masih setia dengan kegiatan membersihkan wajahnya pun terlonjak kaget. Lelaki itu kemudian berlarian dari dalam kamar mandinya mencari sesosok Nayeon yang mendadak berteriak tadi.
"Aww, sakit" rintih Nayeon memegangi perutnya.
Chanyeol yang baru sampai di tempat pun langsung berjongkok melihat Nayeon yang tersungkur di lantai dengan posisi yang tidak elitnya.
"Nayeon-ah, gwaenchana?" panik Chanyeol.Nayeon masih tak bergeming, ia sibuk memegangi perutnya yang terasa sangat ngilu karena jatuhnya ia dari tangga membuat perut ratanya lebih dulu menyentuh lantai. Astaga, Nayeon benar-benar ceroboh. Bagaimana bisa ia berlarian menuruni anak tangga dan harus berakhir dengan tersungkurnya ia akibat jatuh terpeleset.
"Aish, dasar ceroboh. Kenapa kau berlarian di tangga hah" cibir Chanyeol, ia lalu membantu gadis itu untuk bangkit.
"Aku sudah hampir terlambat"
"Dan kau sudah hampir mencelakai baby yang ada di perutmu karena alasan keterlambatanmu itu"
Nayeon menautkan alisnya,
"Sejak kapan kau peduli pada anakku eoh?""Kau pikir kau bisa membuat anak sendiri?"
"Kenapa tidak?" balas Nayeon tidak mau kalah.
"Yakk, bagaimana pun itu anakku juga tahu" Chanyeol langsung menutup mulutnya yang keceplosan. Sedangkan Nayeon mencoba untuk tidak tertawa saat itu juga. Lihatlah ekspresi lucu yang Chanyeol tampilkan itu.
Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan mengerayangi perutnya saat ini. Perlahan Chanyeol mulai mengakui keberadaan dirinya dan ia percaya suatu saat nanti ia juga akan bisa menempati tempat di hati lelaki itu. Sungguh, Nayeon sangat berharap agar hal ini dapat terjadi.
Seketika lamunan Nayeon meluntur kala manik matanya melirik ke arah jam dinding disana. "Astaga, aku benar-benar akan terlambat"
"Biar aku yang antar"
"Tidak perlu!!!" tolak Nayeon tegas.
Tentu saja ia tidak ingin di antar oleh Chanyeol lagi karena pasti telinganya akan kembali pengang karena para yeoja yang mengagumi lelaki itu.
"Kenapa?"
"Aku akan naik bus"
Nayeon langsung melesat ke luar rumah tapi Chanyeol malah menariknya tepat di ambang pintu rumah mereka.
"Yakk Park Chanyeol apa lagi??"
Geram Nayeon karena Chanyeol yang akan semakin membuatnya telat."Aish, bisa sopan sedikit nona Im. Pertama, aku 5 tahun lebih tua darimu. Kedua, aku adalah suamimu. Dua alasan yang seharusnya membuatmu untuk tidak memanggil
ku dengan nama saja. Dan satu hal lagi, apa begini caramu jika harus berpamitan dengan suamimu hah" cerocos Chanyeol menatap tajam Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [END]
FanfictionBagi Nayeon perjodohan bukanlah hal yang buruk seperti kebanyakan orang pikirkan. Gadis itu malah dengan senangnya menerima perjodohan yang direncanakan oleh orang tuanya dan malah menganggap perjodohan itu sangatlah menguntungkan. Ia tidak perlu re...