"Eughhh" terdengar lenguhan Nayeon. Sepertinya ia telah sadar dari pingsannya.
Perlahan-lahan matanya terbuka dan mendapati selimut tebal menutupi badannya sampai bagian dada.
Nayeon melirik ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bukankah saat ia masih di jalanan tadi baru pukul 12. Lalu kenapa ia sudah bisa berada di kamarnya.Akhirnya ia mengerti saat arah pandangnya berhenti pada seorang namja tampan yang tertidur di sofa sudut kamar.
"Sungguh, aku sangat membencinya" desis Nayeon.
Nayeon bangkit dari tidurnya dan berjalan ke kamar mandi di kamarnya. Membasuh wajahnya dengan air. Setelah merasa segar, Nayeon keluar dari kamar mandinya.
Lagi-lagi pandangannya tertuju pada sofa di kamar. Namun ada yang janggal disana, Chanyeol sudah tidak tertidur lagi. Lelaki itu malah tampak sangat tergesa-gesa mengganti pakaiannya. Raut wajahnya tampak menunjukkan kekhawatiran serta ketakutan akan sesuatu.
"Mau kemana?" tanya Nayeon.
Chanyeol tak mengidahkan, ia dengan cepat menyambar jaketnya di gantungan pakaian.
"Ini sudah hampir malam, apa kau ingin keluar lagi" tegur Nayeon lagi membuat Chanyeol menghentikan pergerakannya memakai jaket. Dengan langkah cepat lelaki itu lalu menghampiri Nayeon yang masih termangu.
"Kau tahu? Aku tidak akan segan-segan untuk menyakiti orang yang selalu mencoba untuk menghalangiku. Jadi berhentilah mengurusi urusanku. Urusi saja dirimu sendiri. Kau mengerti" kata Chanyeol menusuk.
"Dan ya, satu lagi. Berhentilah tiba-tiba pingsan di tengah keramaian. Benar-benar merepotkan" lanjutnya lalu setelahnya berlalu pergi meninggalkan Nayeon yang hanya dapat menghembuskan napas pasrah.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Chanyeol masih tak kunjung menampakkan batang hidungnya membuat Nayeon khawatir. Sudah hampir dua jam lebih ia menunggu lelaki itu di ruang tamu rumahnya. Ia bahkan terus berjalan bolak balik sangking cemasnya.
Nayeon menggigit bibir bawahnya,
"Kemana dia? Tidak biasanya ia pulang terlewat larut seperti ini"
Gumam Nayeon bingung.Tak berselang lama, Nayeon bisa mendengar suara pintu apartemen yang terbuka. Chanyeol datang dengan langkah gontai. Aroma alkohol langsung mencuat ketika lelaki ini masuk.
"Jiyeon" racau Chanyeol tak jelas dan dengan sigap Nayeon langsung menghampiri Chanyeol. "Sialan kau Jiyeon, berani-beraninya kau menipuku selama ini"
"Kau mabuk?" ucap Nayeon panik mendengar racauan Chanyeol yang semakin tidak jelas. Nayeon membantu Chanyeol berdiri dan berniat mengantar Chanyeol ke kamar, tapi diluar dugaan, Chanyeol yang sedang tidak sadarpun malah menarik Nayeon dan menyudutkan
nya di dinding.'Chuu'
Mata Nayeon membelalak kaget kala mendapati bibir Chanyeol yang sudah dengan jelas-jelas menempel dengan bibirnya. Nayeon masih membeku, ia tidak tahu apa yang sedang ada dipikiran lelaki di depannya ini. Tapi ia tahu ini salah, maka dari itu ia terus mencoba untuk mendorong dada bidang lelaki ini namun nihil. Ia tak berhasil. Chanyeol terlalu kuat.
Bukannya melepas, ciuman mereka malah semakin panas. Kini Chanyeol bahkan tengah melumat bibir Nayeon membuat gadis itu mendesah tertahan.
"Eughh.." Nayeon menggigit bibir bawahnya keras mencoba tak mengeluarkan suara apapun. "Sial"
"Tuhan ku mohon bantu aku" batin Nayeon menangis.
***
Keringat membasahi tubuh Nayeon dan tangannya gemetar saat melihat dua garis merah di benda itu, testpack. Nayeon hamil dan bagaimana Nayeon memberi tahu itu pada Chanyeol? Nayeon masih ingat bagaimana tidak harmonisnya hubungan pernikahan mereka, lalu bagaimana mungkin jika sekarang hadir seorang bayi diantara keduanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [END]
FanfictionBagi Nayeon perjodohan bukanlah hal yang buruk seperti kebanyakan orang pikirkan. Gadis itu malah dengan senangnya menerima perjodohan yang direncanakan oleh orang tuanya dan malah menganggap perjodohan itu sangatlah menguntungkan. Ia tidak perlu re...