"Awas kau Park Chanyeol. Aku akan menghajarmu sampai habis. Berani sekali kau meninggalkanku di tengah jalan sendiri seperti ini. Awas saja, aku benar-benar akan membunuhmu" Celoteh Nayeon tak henti-hentinya sepanjang perjalanan. Gadis itu juga terus menggerutu karena tidak ada satupun taxi atau bus yang melintas disini.
"Kenapa tidak ada taxi ataupun bus yang lewat sih" umpat Nayeon lagi tanpa menghentikan langkahnya menyisiri trotoar jalan.
Tiba-tiba sebuah motor sport berwarna hitam berhenti, menepi ke arah Nayeon yang sontak membuat gadis itu ikut menghentikan langkahnya.
Nayeon menyipit kala melihat pengendara itu membuka helmnya. Mendadak sudut bibirnya terangkat seperti menampikkan senyum tak percaya.
"Omo...Jinyoung oppa?"
Lelaki di hadapan Nayeon itu turut tersenyum saat gadis itu menyebut namanya. Senyum yang membuat mata bening itu menjadi garis tipis melengkung serta pipinya yang mengembang sangat manis.
"Apa kabar Nayeon-ssi? Sudah lama ya tidak bertemu?"Nayeon turut tersenyum, ia tak dapat menyembunyikan ekspresi bahagianya kala bertemu lagi dengan Jinyoung setelah hampir tiga tahun berpisah. "Kapan oppa kembali ke Seoul?"
"Kemarin malam Nay"
"Mwo? Aish, kenapa oppa tidak mengabariku? Apa kau sudah melupakan hoobae mu yang cantik ini eoh?" Canda Nayeon.
Jinyoung tertawa, tidak ada satupun yang berubah dari diri Im Nayeon meski sudah tiga tahun berlalu. Gadis itu masih saja tetap memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Dan Jinyoung menyukai hal itu.
Park Jinyoung adalah sunbae Nayeon ketika mereka masih duduk di sekolah menengah pertama. Mereka berbeda satu angkatan karena Jinyoung yang satu tahun lebih tua dari Nayeon. Dan entah karena mungkin kebetulan ataupun jodoh, mereka memiliki tanggal lahir yang sama, tanggal 22 september.
Nayeon sempat menyukai Jinyoung tapi saat ia mengetahui jika lelaki itu akan meneruskan pendidikan sma nya di Jepang, ia mencoba mengubur perasaan itu. Sungguh, Nayeon tidak pernah berpikir jika takdir akan mempertemukan mereka lagi seperti ini.
"Kau masih saja sama seperti dulu ya. Dasar kelinci jelek" ejek Jinyoung seraya mengacak-acak surai coklat milik Nayeon.
Nayeon menggembungkan pipinya lucu mendapat perlakuan manis dari Jinyoung. Rasanya berbeda. Biasanya Nayeon akan memerah ataupun merasakan jantungnya yang berdegub amat kencang saat bersama Jinyoung. Tapi kenapa sekarang terkesan seperti biasa saja. Apa benar Nayeon sudah berhasil melupakan Jinyoung?
"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Jinyoung mengalihkan Nayeon kembali ke alam sadar.
"Ne?"
"Kenapa kau bisa ada disini Im Nayeon" ulang Jinyoung.
Nayeon tampak bingung namun akhirnya ia menjawab "Aku hanya sedang jalan-jalan saja"
Jinyoung ber-oh ria lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ia menyodorkan benda persegi panjang itu pada Nayeon.
"Boleh minta nomor handphone mu nona cantik" Goda Jinyoung yang berhasil membuat Nayeon tersipu malu.
Nayeon pun tersenyum simpul lalu berniat mengambil ponsel di tangan Jinyoung sebelum akhirnya sebuah suara menginstrupsi kegiatan mereka.
"Chagiya"
Nayeon dan Jinyoung menoleh bersamaan ke sumber suara. Suara yang menurut Nayeon sangat familiar namun jarang ia dengar jika suara itu memanggilnya 'Chagiya'
Nayeon menautkan alis melihat Chanyeol yang sekarang berjalan mendekat ke arah mereka dan tanpa permisi malah merangkul pundaknya.
"Maaf aku terlambat, jalanan Seoul sangat macet. Apa kau sudah lama menunggu eoh?" tanya Chanyeol dengan nada yang ia buat semanis mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [END]
Fiksi PenggemarBagi Nayeon perjodohan bukanlah hal yang buruk seperti kebanyakan orang pikirkan. Gadis itu malah dengan senangnya menerima perjodohan yang direncanakan oleh orang tuanya dan malah menganggap perjodohan itu sangatlah menguntungkan. Ia tidak perlu re...