Dengan terburu-buru Nayeon melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor Chanyeol. Oh astaga. Nayeon bahkan belum sempat mengganti pakaian yang ia pakai membuat gadis itu kini menjadi pusat perhatian disana karena baju yang agak kusut serta wajah dan rambut yang tak jauh berbeda dengan kondisi pakaiannya.
Nayeon tak memperdulikan pandangan orang-orang disekitarnya ataupun penampilannya yang masih sangat urakan. Yang jelas satu hal yang ia perdulikan saat ini, menanyakan kebenaran tentang surat laknat itu pada Chanyeol.
"Apa Ceo Park ada di ruangannya?" tanya Nayeon tanpa basa-basi saat sudah sampai di depan meja sekretaris Chanyeol.
Soo hyun selaku sekretaris disana mengangguk ragu. Raut wajahnya tampak menunjukkan kekhawatiran ataupun sedikit ketakutan menurut Nayeon.
Entahlah, Nayeon tidak terlalu menghiraukan dan langsung melesat menuju ke ruangan Chanyeol.
'Cklek'
Deg
Deg
Bola mata Nayeon membelalak sempurna saat manik matanya menangkap pemandangan tak mengenakkan di depannya ini. Tepat di depan matanya, ia melihat Chanyeol tengah memeluk seorang wanita yang Nayeon sendiri tidak mengenalnya.
Mata Nayeon memanas, membendung cairan bening yang bisa saja tumpah kapan pun jika gadis itu tak dapat lagi menahannya.
'Kenapa? Kenapa kakiku terasa kaku? Seharusnya aku bisa berjalan ke arah mereka lalu melayangkan tamparan pada wanita kurang ajar itu'
Nayeon tetap tak bergeming, mencoba berperang dengan akal serta pikirannya. Ia bingung harus melakukan apa.
.
.
.
."Secepat itu kah? Oh tidak. Aku yang bodoh. Kenapa aku harus mempercayai semua pengakuan palsu mu waktu itu? Kenapa aku begitu mudahnya terbuai dengan ucapan manis yang kau ucapan? Dasar palsu. Perasaanmu itu palsu Park Chanyeol"
Teriak Nayeon kesal. Air matanya bahkan sudah berjatuhan dengan bebas. Gadis itu semakin menangis saat sudah kembali berada di rumah."Ku harap kau bisa memaafkan kesalahanku"
"Carilah wanita yang lebih baik"
"Dan berbahagialah...aku akan pergi"
Nayeon menghela napas berat, kemudian mengambil secarik kertas laknat tadi lalu mulai menggoreskan pena di atasnya. Sebuah tanda tangan milik Im Nayeon sudah tertempel disana yang artinya gadis itu sudah setuju untuk bercerai.
Nayeon bangkit dari duduknya dan meletakkan kertas itu di nakas tempat tidur Chanyeol. Cukup lama ia berdiam diri seraya memandanginya.
"Karena kau sudah melupakanku, maka akupun harus berjuang untuk melupakanmu"
***
"Astaga, Nay kau kenapa?"
"Hiks...Roseee"
***
20:00 KST
"Rose, aku akan keluar sebentar untuk membeli tteobokki ne" pekik Nayeon tepat di ambang pintu.
"Ne"
Nayeon melangkah keluar dari apartemen Rose. Sudah beberapa hari ini Nayeon tinggal di tempat milik gadis keturunan Australia itu.
Keadaannya juga sudah jauh lebih baik sekarang dibanding saat hari ia mengunjungi Rose dengan mata bengkak dan sembab serta memar pada pergelangan tangannya waktu itu. Belum lagi dengan tangisannya yang seakan tak mau berhenti sepanjang malam membuat Rose bahkan harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menenangkan Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [END]
FanfictionBagi Nayeon perjodohan bukanlah hal yang buruk seperti kebanyakan orang pikirkan. Gadis itu malah dengan senangnya menerima perjodohan yang direncanakan oleh orang tuanya dan malah menganggap perjodohan itu sangatlah menguntungkan. Ia tidak perlu re...