Tiga

180 102 6
                                    

Happy reading and vomment:)

***

Shanada lari terbirit-birit ke kamar mandi. Dia sudah terlamabat datang kesekolah. Itu gara-gara Syiffa, Shanada tidur di sofa sebab kasurnya basah disiram Syiffa. Teman laknat.

"Aduhh, udah telat" ucap Shanada.

Shanada mandi seperti mandi bebek.Pakaiannya sekarang pun sudah tak teratur. Jika penampilan sehari-hari Shanada kaya gini, pasti banyak cowok klepek-klepek. Itu loh, cantiknya gak ketulungan.

Shanada keluar rumah tanpa pamit, sepatu masih di jenjeng di tangan dan dia hanya memakai sandal jepit. Shanada berlari mencari angkot atau ojek. Sudah kehabisan tenaga Shanada berlari, sekarang dia benar-benar terlambat. Shanada memperlambat larinya.

"Ehh, itu ada ojek" ucap Shanada senang."OJEK,oy mang! ojek woi!!" Shanada berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya. Ojek itu semakin mendekat tapi dia malah melewati Shanada begitu saja.

"Hah? kurang ajar tu ojek. Haduh, Syiffa sih kenapa bikin kasur aku basah" Shanada ngedumel sendiri. Jarang-jarang lho Shanada ngomong kasar.

Shanada melanjutkan larinya masih dengan sandal jepit.

Akhirnya, tinggal belok kiri aja udah sampe ke gerbang sekolah. Shanada menatap kosong pagar SMA nya. Apa yang harus dia lakukan?

"Heh, lo telat juga?" tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Shanada.

"Curent? kamu juga?" tanya Shanada terkejut. Yah orang itu adalah Curent

"Iya"

"BTW cara masuknya ini gimana yak?" tanya Shanada bingung.

"Tenang," jawab Curent. "PAK SARAP,EH SALAH, SAPAM!!"teriak Curent, "bukain pintoooo, lo mau gue kasih tau enyak gue?" lanjut Curent

Satpam di SMA GAC adalah Syarif. Dia masih muda, bahkan dia terlihat sangat tampan. Itu sebabnya Curent sering menggodanya. GAC itu bukan penyanyi, tapi pemilik saham sekolah ini. Namanya Grace Antonyo Camtya. Pengusaha kaya.

Satpam datang dengan wajah menyeringai.

"Kasih tau aja amah nyokap lo, gue kasih tau kalo lo semalem–"

"DIAM LO SARAP, cepet buka"

"Yang sabar yah Ren. Abang sih!" ucap Shanada.

"Ehhh, ada eneng geulis"

"Jijik lo!" sambar Curent.

"Apaan sih lo?" sewot Syarif.

"Udah-udah, Kang bukain gerbang buat kita yah?" lerai Shanada.

"Kang? tadi abang. Yaudah dibukain tapi jangan lupa hukuman minta sama guru piket"

"Huh, yaudah" pasrah Shanada.

Syarif membuka gerbang. Shanada dan Curent masuk kedalam sekolahnya dengan pasrah.

"Yaudah Ren, hayu ketemu guru piket!" ajak Shanada.

"Lo bego ato apasih? biarin aja selama guru piket gak liat" tukas Curent.

"Tapi–"

"Ah, cepet masuk kelas lo" potong Curent. Shanada mengangguk dan langsung berlari menuju kelasnya.

****

Shanada menyalakan HPnya untuk menghubungi seseorang. Dia menekan nomor yang dituju.

"...."ucap seseorang di sebrang sana.

"Ah iya"

"...."

"Bayy"ucap Shanada mengakhiri.Shanada memasukan HPnya kembali ke dalam saku roknya.Shanada berjalan di koridor menuju kantin.Saat Shanada belum memasuki kantin,dari kejauhan sudah riuh tidak terlawan.Semua orang berlari keluar kantin sedangkan Shanada berlari masuk kedalam kantin.Saat Shanada masih berlari dia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Ah sorry"ucap Shanada membersihkan roknya,karena dia terjatuh dengan posisi pantat duluan.Untung dia terjatuh sudah hampir memasuki kantin,disana tidak terlalu ramai.

"Eh,lo gak kenapa kan?"ucap orang yang ditabrak Shanada.

"Aku gak pa-pa"jawab Shanada."GILBERT?"lanjut Shanada.

"Iya?"tanya Gilbert.Benar,orang yang di tabrak Shanada adalah Gilbert.

"Aduh,minta maaf yah,tadi bener-bener gak sengaja"ucap Shanada merasa bersalah.

"Udah,gue fine.Kok lo mau kedalem?cepet lari,liat asap udah penuh dikantin"

"KEBAKARAN?YA AMPUN,TOLONG KEBAKARAN TOLONG!!!"teriak Shanada.

"UDAH,dari tadi orang udah minta tolong.Lo..uhukk...cepet pergi...uhukk"suruh Gilbert sambil terbatuk-batuk.

"Tapi..uhukk,aku belum liat Syiffa...uhukk"jawab Shanada juga terbatuk."jan-jangan,
ASTAGA,SYIFFAAAAAA!!!!"Shanada berteriak kencang.Kantin sudah dipenuhi dengan asap. Apa tak ada guru yang berani memadamkan api? Setidaknya panggil DamKar.Detik selanjutnya Shanada menerobos masuk ke kantin yang di penuhi asap.

"LUNA!!"panggil Gilbert menyusul Shanada.Gilbert takut terjadi apa-apa pada Shanada.Nyatanya Gilbert memang menyukai Shanada sejak MOS SMP,tapi perasaan itu dia cekal ketika dia tau Shanada dekat dengan Adhi.

"Astaga..uhukk..uhukk..Syiffa"Shanada sudah menemukan Syiffa. Syiffa pingsan di dekat deretan kursi kantin.Gilbert langsung membantu Shanada mengangkat Syiffa.

"Uhukk..uhukk..uhukk"Shanada terbatuk-batuk.

"Luna,Luna kamu gapapa kan?"tanya Gilbert khawatir.

"Cepet kita keluar,tolong gendong Syiffa yah,Gilbert"ucap Shanada susah payah.

Gilbert lansung berdiri dan menggendong Syiffa.Gilbert memegang tangan Shanada dengan erat dan menarik keluar kantin.

Saat sudah keluar sudah banyak siswa menonton pemadam kebakaran mematikan api.Syiffa segera dibawa oleh anggota PMR ke UKS.Shanada berjalan dengan sempoyongan dengan dibopong oleh Gilbert.Saat sudah jauh dari kantin,Shanada mencari tempat duduk terdekat dan diiringi Gilbert.

Saat Shanada sudah duduk,detik selanjutnya ia Pinsan.Kepalanya tersandar di bahu tegap Gilbert.Gilbert langsung menggendong Shanada menuju UKS.

"Udah gue bilang,lo nekad banget sih"dumel Gilbert.Tentu saja omelannya tak akan didengar Shanada. Saat sudah didepan UKS,Gilbert masuk dan mencari tempat untuk Shanada istirahat.Kosong.
Semua kasur sudah penuh,ternyata banyak juga yang pingsan.Dengan terpaksa,Gilbert membawa Shanada ke kursi panjang dan merebahkan badan Shanada diasana dengan bantal paha Gilbert sendiri.

Gilbert mengelus puncak kepala Shanada.Sudah berapa lama dia mengagumi Shanada.Entah dari cantik ataupun baik. Shanada benar-benar membuat Gilbert mabuk kepayang.

"Lo ngapain?"tiba-tiba Adhi datang dengan membawa minyak kayu putih.
Gilbert memgangkat wajahnya ke arah Adhi,dia tidak suka dengan Adhi karena Adhi hanya memperhambat hubungan ia dengan Shanada.Tapi ia masih berpikir keras untuk tidak melukai Adhi.

"Lo gak liat?"tanyanya dingin.

"Ah..Shanada?so..sorry"

"Buat apa?lo gak buat salah"jawab Gilbert masih dingin. Adhi manggut-manggut walaupun tidak dilihat oleh Gilbert.

"Gue doain semoga cepet peka sih doi"ucap Adhi menepuk bahu Gilbert pelan lantas meninggalkannya.Gilbert terdiam beberapa detik,detik berikutmya ia tersenyum.

*****

JANGAN LUPA BINTANG YANG DIBAWAH TUH.MAKSA GUE!!!

Byeee👋🏻

JEALOUS & Obsession [HIATUS]~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang