Delapan belas(Flashback)

52 27 2
                                    

Nama, latar, dan hal lainnya hanya pemikiran author.

Oh ya, selamat berpuasa.

Jangan lupa bahagia, apalagi buat vomment.

***

Flash back.

Gilbert berjalan santai keluar dari toko bunga. Hari ini dia ingin membelikan Shanada bunga dan coklat. Entahlah, dia hanya ingin saja.

Setelah keluar dari toko bunga, Gilbert terkejut saat melihat motornya sudah hilang entah kemana. Cowok itu menolah ke kanan dan ke kiri, memastikan mungkin saja dipindahkan karena menghalangi jalan. Tapi, Gilbert tidak seegois itu, dia tidak akan menghalangi jalan umum, jelas-jelas dia tadi memarkiran di sebelah kanan tokoh.

Gilbert berjalan ke tempat motornya tadi, tidak ada tanda-tanda apapun. Cowok itu menghela nafasnya kasar. Masa dia harus beli motor lagi, walaupun harganya benar-benar di ujung jari, tapi Gilbert sudah cukup membuang uang saat mentraktir teman-temannya saat jadian kemarin.

"Gimana gue-hmmpphh," seseorang langsung membekap mulut Gilbert dengan sapu tangannya. Dengan masih keadaan setengah sadar, Gilbert melihat tubuh orang itu, lebih besar darinya, seperti petinju saja. Gilbert merasakan tangannya di borgol, dia tidak bisa memberontak karena kesadarannya yang mulai menghilang akibat obat bius di sapu tangan tadi.

***

Gilbert membuka matanya, perutnya merasakan lapar. Tangannya juga diborgol di kursi. Dia tidak bisa apa-apa sekarang. Entah dimana tempat ini, yang pasti disekitaran dinding digantung dengan kain putih, menyeluruh. Sehingga ruangan ini hanya terlihat kain itu saja.

"WOY, BANGSAT!" teriak Gilbert sambil meronta melepaskan diri, tapi percuma itu tidak berhasil.

Dua orang berbadan besar datang dengan gagahnya, "BOS, UDAH SADAR NIH! MAU DIAPAIN?!" teriak orang itu.

"Habisin," ucap orang dibalik ruangan putih itu, yang jelas itu suara cewek yang diberat-beratkan. Tau tidak sih?

Dua orang berbadan besar itu langsung melepas borgol dari kursi. Hanya melepaskan, lalu langsung dikunci lagi setelah lepas dari kursi.
Baju Gilbert ditarik, lalu dihempaskan.

Gilbert tidak bisa apa-apa sekarang, dia pasrah. Badannya sakit semua, entahlah apakah dia bisa hidup sampai besok. Preman itu menerjang, memukul, bahkan menginjak-nginjak Gilbert. Setelah terasa Gilbert tidak bergerak lagi, preman itu melepaskan borgol dan pergi dari ruangan itu.

***

"Bos, bos bangun!" Gilbert merasa ada yang memanggil namanya, bahkan dia tidak terasa lagi tepukan di dahinya sangking bonyoknya.

"Euhgg-" Gilbert menggeram tertahan sakit.

"BOS BANGUN! CEPAT BAWA KE RUMAH SAKIT!" teriak orang itu pada Bodyguard yang berbaris di belakangnya. Itu adalah asistennya Grace, namanya Toni. Dia juga memanggil Gilbert dengan sebutan 'Bos' untuk menghormati anak dari bos besarnya walaupun Gilbert tidak gila hormat.

Dua Bodyguard memapah Gilbert menuju mobil sambil diikuti oleh Toni.

"Saya tau bos pasti lapar," ucap Toni sambil memegang burger.

"Saya lapar, tapi saya tidak bisa mengunyah." ucap Gilbert setelah sadar total. Dia menyandar sambil memejamkan matanya, kepalanya pusing, badannya sakit semua. Untung saja hanya bonyok biasa, walaupun penuh sih bonyoknya. Tapi setidaknya tidak ada yang patah.

"Mau saya belikan bubur bos?" tanya Toni sopan. Gilbert membuka matanya.

"Dirumah sakit makannya juga bubur. Cepat jalankan mobil, keburu saya mati dijalan,"

Supir yang mendengar perkataan Gilbert langsung menjalankan mobilnya.

"Tau dari mana?" tanya Gilbert memecah keheningan. Toni menatap bingung Gilbert, cowok itu sadar dengan tatapan tak mengerti dari asisten ayahnya. "Lokasi saya."

"Ohh, bukannya bos yang share loc ke saya? Karena bos tidak pulang, jadi saya jemput jam 3 tadi." jelas Toni.

"Saya?" Gilbert tersadar, handphonenya sudah tidak lagi berada di saku celana sekolahnya. "Ohh," lanjut Gilbert ber'o' ria. Berarti, orang yang menculiknya memberi kesempatan untuk Gilbert hidup.

Atau,

Ada hal lain?

***

INI KHUSUS FLASHBACK

TOLONG YAHHH DI VOMMENT.

JEALOUS & Obsession [HIATUS]~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang