Happy Reading:)
***
Shanada terus menangis dalam kamarnya. Setelah gadis itu pulang dari pemakaman adiknya,gadis itu selalu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi dengan Syaiqulla.
Gio,Syilla,dan Curent berdiri di depan kamar Shanada. Membujuk agar turun dan segera makan siang. Tapi pintu yang ditunggu tak kunjung terbuka,kesal karena tak mendapat jawaban,Gio memaksa masuk ke dalam kamar Shanada. Dan pintarnya lagi,kamar itu ternyata tidak dikunci..
UNTUK APA BERLAMA LAMA DIDEPAN PINTU
Shanada menoleh,kemudian gadis itu kembali menangis. Ventolin inhaler berada disamping gadis itu.
"Lun, lo gak salah. Jangan salahin diri lo. Lo nyiksa diri lo sendiri dengan lo nyalahin diri lo, Syaiqulla juga gak bakal balik lagi. Ikhlasin aja!"
Tidak ada tanggapan.
Curent mendekat dan langsung memeluk Shanada dengan erat. Jangan tanyakan dimana Syiffa sekarang.
"Kak Ana, makan dulu ya?" tanya Syilla dengan lembut. Gio mengangguk.
" Lun, ayolah!" ajak Curent sambil melepas pelukannya. Dengan mata sembab, dan masih terisak gadis itu mengangguk dan menghapus air matanya. Gio tersenyum senang, akhirnya Shanada mau makan juga.
Shanada berdiri, mengambil ventolin inhalernya dan berjalan keluar kamar disusul yang lainnya. Gio menuntun Shanada yang menuruni tangga.
Gilbert, disaat Luna kaya gini lo malah pergi ga ada kabar.
***
Hari sudah berganti malam. Tapi tak ada kabar sama sekali dari Gilbert maupun Syiffa.
Adhi tadi datang kerumah Syiffa, tapi tidak ada orang dirumahnya, hanya ART dan satpam. Mereka bilang...
"Non Syiffa katanya lagi nginep dirumah temennya."
Adhi menghela nafasnya dengan kasar. Dia memang menyukai Syiffa, tapi dia tidak menyukai sifat Syiffa yang sekarang. Hilang tanpa kabar, sahabatnya yang tak lain sepupunya juga sekarang membutuhkan dukungan Syiffa.
Adhi memakirkan motor dan melihat mobil orang tuanya berada di rumah Shanada.
"Assalamualaikum." ucap Adhi saat masuk kedalam rumah Shanada.
"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang tak lain adalah Mama Shanada, Papa Shanada, Mama dan papa Adhi, Curent, Gio dan beberapa sanak saudara dari orang tuanya Shanada.
" Adhi, baru dateng kamu. Dari mana aja, Nak?" itu pertanyaan dari Mama-nya Adhi.
"Tadi mau jemput temen, sekalian ngajak kesini. Tapi dianya gak ada." jawab Adhi sambil duduk disamping Gio. Beberapa orang mengangguk menanggapi jawaban Adhi.
"Yo, sepupu gua mana?" tanya Adhi pada Gio. Gio menatap Adhi sejenak, lalu beralih menatap ke lantai dua tepat dimana kamar Shanada berada.
"Dia nyalahin diri dia mulu. Mana Gilbert ga bisa dihubungi, bangsat emang tuh orang!" umpatnya yang tentu saja tidak didengar yang lain, hanya didengar oleh Adhi.
"Dia tuh sadar gak sih, Luna sekarang lagi butuh dia banget. Awas aja tuh orang!" geram Gio."Yo!" panggil Adhi pelan. Gio kembali menoleh, menatap aneh Adhi karena dia menatap Gio penuh selidik.
"Lo suka sama Luna?" tanya Adhi pelan. Tapi itu masih dapat didengar oleh Curent."Siapa sih yang gak suka sama dia?"
"jadi lo beneran suka sama sepupu gua?" tanya Adhi meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEALOUS & Obsession [HIATUS]~
DiversosJealous atau cemburu adalah emosi yang kamu rasakan terhadap sesuatu atau seseorang yang kamu miliki dan ingin kamu pertahankan. Obsesi adalah keinginan (hasrat, nafsu) akan sesuatu disertai usaha keras bahkan terkesan memaksa untuk mencapai keingi...