Delapan

88 64 1
                                    

Kalo gue disuruh buat ngelupain Lo,gue bakal ke kantor Lurah buat minta surat keterangan tidak mampu.

Gilbert Astofa Camtya

***

Gilbert memasuki ruangan kerja ayahnya yang ada didalam rumah besar Gilbert. Ia melihat Grace,ayahnya sedang sibuk mengetik di laptopnya. Ayahnya yang gila kerja,ibunya yang sudah tiada dan kakak angkat penuh drama.

Gilbert mendekati sang ayah,apa ayahnya terlalu sibuk sampai kehadiran dia saja tidak terdeteksi.

"Kawinin aja tuh dokumen sama laptop"cibir Gilbert. Walaupun ayahnya gila kerja,tapi tak dipungkiri kasih sayangnya sangat besar kepada Gilbert. Apapun akan ia lakukan untuk Gilbert,sejauh ini Gilbert tidak pernah meminta yang aneh-aneh.
Kesekolah saja menggunakan motor tersebut matic,tidak seperti Adhi yang motornya sudah berat dan mahal.

"Kenapa,Gil?"tanya Grace mengalihkan tatapannya dari laptop ke Gilbert.

"Cassandra"

"Kenapa Cassandra?dia buat masalah lagi?bukannya udah sering?"

"Tapi ini tuh beda,Yah. Gadis malang yang ayah ambil depan Club' dengan keadaan setengah sadar itu nge- bully Luna. Ayah tau Luna? Luna Shanada,satu-satunya gadis yang membuat jantung Gilbert bermasalah"

"Pokoknya bisa gak bisa,harus bisa. Marga Camtya harus dihapus. Di akte kelahiran dia aja gak ada,marga itu cuma perjanjiankan? Kalo dia buat masalah besar,marga itu bisa dicabut. Dan well,Luna itu masalah besar aku. Bukan masalah yang bikin nyawa aku terancam,tapi apapun yang menyangkut Luna,Gilbert selalu kalah" lanjut Gilbert sambil menendang kursi yang ada didepannya dengan kesal. Mengingat kejadian tadi, membuat amarahnya menyatu lagi.

Grace menghela nafas,anaknya terlalu banyak mengeluarkan kata dengan cepat,membuat dia sedikit susah memahaminya.

"Kamu curhat?"tanya Grace.

Demi apapun. Demi Lovato,Demi Kian,Demi Spongebob yang gak peka kalo Squidward itu benci dia, Demi kentut kuda yang baunya menyeruak kemana-mana. Gilbert kesal!

Nafas Gilbert terdengar kasar. Punya ayah yang ganteng dan Bolot juga menderita. Bagaimana dengan karyawannya yang bekerja dengan dia,mungkin ada yang coba bunuh diri karena otak ayahnya yang lamban mencerna.

"Bukan!lagi main tik-tok ini,Yah"jawab Gilbert kesal. Ayahnya memang begitu,sulit menangkap kata jika terlalu panjang dan terlalu cepat. Tapi jika diingat,Gilbert sering tertawa sendiri dengan sikap ayahnya yang lucu.

"Bisa aja kamu" Grace terkekeh melihat kekesalan Gilbert.

"Yah,Gilbert ini serius! Pokoknya kalo Cassandra besok atau lusa masih megang marga kita. Gilbert sendiri yang turun tangan!"

"Kenap–"

"Ayah gak usah banyak nanya ish. Gilbert mohon,sekali ini aja!"potong Gilbert cepat.

Grace menghela nafas,dan mengangguk menyetujui.

"Tapi dia tetap tinggal disini"ucap Grace.

Gilbert menimang jawaban apa yang pas untuk kalimat ayahnya barusan.

"Oke!tapi kerja,pembantu."

Grace tidak menjawab,sedangkan Gilbert sudah melangkah untuk keluar ruangan tersebut. Saat Gilbert sudah menutup pintu itu ia mlihat Cassandra yang membawa banyak barang.

"WOI!"bentak Gilbert. Suaranya bergema di seluruh ruang tamu. Cassandra tersentak kaget karena bentakan Gilbert,ia menatapnya datar tak memperdulikan bentakan Gilbert.

"BESOK NAMA LO KURANG SATU KATA CASSANDRA!"teriak Gilbert lagi. Kaki Cassandra berhenti,barang yang ada ditangannya jatuh kelantai.

Inilah resikonya jika mengusik Shanada. Cassandra tau,jika drama tadi pagi dikantin hanya fiktif. Cassandra seharusnya masuk jurusan Bahasa Indonesia,terlalu pintar membuat drama dan memerankannya.

Gilbert akan rela kehilangan segerobak berlian dari pada Shanada. Gilbert tidak pernah menyatakan perasaanya memang,tapi percayalah,dia menyayangi Shanada sangat tulus.

"LO!"

"Kenapa?siap-siap aja Lo besok pake daster dengan bawa sapu"

"Ishhh"Cassandra berdesis sinis dan mengambil barang dia yang berjatuhan,dan melanjutkan jalannya yang tertunda.

Gilbert hanya menghela nafas,ia tidak ingin jika karena kakak angkat yang dikenalnya baru dua tahun itu menghancurkan mood booster nya,yang sudah kurang lebih lima tahun ia kenal.

***

Shanada pulang dan disambut hangat oleh ibunya,Lina. Ibunya mengambil sesuatu di kantungnya dan memberikannya ke Shanada.

"Sejauh ini asmanya kambuh gak?"tanya Lina. Shanada menerima dan tersenyum.

"Enggak,ini Ventolin in-haller?"

"Iya,biar kalo kambuh bisa pake ini"Shanada tersenyum. Sangat beruntung mempunyai ibu yang sangat perhatian,"ini juga tablet tambah darah,biar anemia sembuh"

"Iya,makasih"

"Sekarang,ganti baju sana"ujar Lina. Shanada mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

***

Cassandra tengah meringis. Orang yang ia telepon tak kunjung mengangkat panggilannya. Ia mencoba sekali lagi,tapi jawabannya tetap sama. Operator misterius yang mengangkatnya.

Tak mau gagal,Cassandra kembali menelepon dan untunglah,orang yang ditelpon akhirnya menjawab panggilan tersebut.

"Woi,Lo kemana?gara-gara lo nih. Marga gue dicabut oleh Gilbert."

"Salah Lo lah,kenapa terima penawaran gue. Lagian gue udah bayar lo apa yang Lo minta! Tanggung jawab gue udah gak ada ya." Jawab orang yang ditelepon Cassandra.

"Sialan Lo!"umpat Cassandra sebal."Munafik lo. Bukan gue ya yang jahat disini,tapi lo."

"Heh,gue udah bayar 15 juta yah. Kalo masalah marga ya itu urusan lo. Lagian lo mata duitan banget sih. Kalo lo gak terima,gue bisa cari orang baru!" Jawabnya kesal dan langsung mematikan telepon tersebut.

"Bangsat lo!"

Cassandra membanting handphone nya ke kasur,karena jika kelantai akan rusak,kan sayang.

Sial,Cassandra sudah kehilangan marganya yang jelas bisa membuat dia mendapatkan lebih dari 15 juta.

***

Okee, ini udah update,jan lupa comment Dan vote.

Ditungguu...

JEALOUS & Obsession [HIATUS]~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang