Page 21

1.9K 58 1
                                    

Selembar kertas di genggam oleh Gresyia, berjalan sendiri menyeberangi luasnya petak koridor sekolah. Kertas itu berisi nama-nama kelas yang telah ter-schedule, baik yang sudah lolos maupun terhenti perjuangannya dalam mengikuti perlombaan MILAD di sekolah mereka. Orang yang sangat berperan dalam organisasi OSIS, Gresyia dipercayakan untuk menjadi salah satu panitia yang mengurusi segala perlengkapan, waktu dan pelaksanaan kegiatan itu.

Di depan Gresyia, ia tidak tahu ada air membasahi permukaan lantai koridor. Pandangan bola matanya tertuju kedepan, mempercepat pergerakannya agar lekas sampai menyusul rekan-rekan panitia lainnya yang sudah berada di lapangan.

Asal air itu tidak diketahui dari mana, padahal cuaca hari ini sangat cerah. Adapun awan mendung melepaskan air hujan, lantai koridor tidak akan basah karena atap sekolah mereka setiap tahun selalu dibenahi. Tak ada satu celah setitik pun untuk bocor dari benda pelindung penutup bangunan sekolah mereka.

Ketika sepatu Gresyia menyentuh lantai yang berair itu, tubuh Gresyia hampir saja terguyung ke belakang karena terpleset, akibat licinnya bidang lantai tersebut. berkat seorang cowok menyelamatkannya, Gresyia tidak perlu terjatuh.

Gadis ini mengusap dadanya bersyukur, kejadian memalukan nyaris terjadi pada dirinya. Cowok berpakaian futsal itu segeranya menghempaskan tangan Gresyia dengan cukup kasar, yang dijadikan tumpuan bagi Gresyia untuk berlindung agar kesialan Gresyia dapat tertunda.

"Perhatikan jalanan!! Untung ada gue"
Mata bagaikan pedang samurai yang di idam-idamkan para wanita, menyorot Gresyia. Ia menatap orang itu tidak sangka, kalau ialah yang bersedia menolongnya yaitu ANGGA.
"Iya,,, gue gak tahu kalau disini ada air.. darimana yah air ini??"
Gresyia menundukkan kepalanya mengamati sumber asal datangnya air itu darimana dan Kemudian Ia menaikkan kepalanya keatas, tidak ada yang aneh.

"Ngomong-ngomong makasih udah bantu gue"
Gresyia mengulas senyum terbaiknya. Angga merespon hanya anggukan kepala yang singkat, lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju ke lapangan.

Sebelum Angga jauh melangkah, ada sesuatu yang ingin ditanyakan Gresyia selama ini dan ia sangat penasaran ingin mengetahui jawabannya langsung dari Angga.
"Angga tunggu!! Bisa nggak gue ngomong sebentar sama lo"
Tahan Gresyia menatap punggung Angga.

Angga berhenti di tempat mengikuti instrupsi Gresyia, membalikkan badannya mengarah pada Gresyia.
"Apa?"
Tanya Angga.

Gresyia melangkah pelan menghampiri Angga.
"Hadiah ulang tahun yang pernah gue kasih, lo masih simpan??"
Kegugupan jelas terpancar di mata Gresyia saat mengatakan itu.
Kata-kata bergema dalam hati Angga, 'Apa maksudnya nih cewek,,, bertanya yang gak penting'.

"Iya gue simpan, kenapa emangnya??"
Angga malas banget menjawab pertanyaan ini, ia sebetulnya ingin menjawab barang pemberiannya sudah lama ia buang, hanya ia tidak tega memberitahukan itu pada Gresyia. Walau yang sebenarnya terjadi, barang itu tidaklah dibuangnya. Angga masih menyimpannya bersama barang-barang lain dari penggemar-penggemarnya dalam lemari yang belum pernah dipakainya sekalipun. Angga juga sudah melihat isi kado dari Gresyia, hadiahnya adalah jam tangan berwarna cokelat kulit. Sayangnya jam tangan itu tidak menarik minat Angga untuk menggunakannya. Ia lebih suka dengan jam tangan yang dikasih oleh Resky, makanya ia pakai sampai sekarang. Dan itu tidak disadari oleh Gresyia.

"Ohh..ngg..nggak gue hanya tanya aja"
Gresyia Sedikit legah mendengarnya. Satu pertanyaan lagi ingin diajukannya, tapi ia takut. Jangan sampai pertanyaan ini Angga akan mencap dirinya sebagai orang yang gila urusan dengan pribadi orang. Ia penasaran siapa cewek yang dikatakan Angga kemarin di minimarket. Apakah Resky?? Ahh Sebaiknya kamu gak boleh bertanya seperti itu Gresyia. Itu hak Angga yang mau suka terhadap siapa saja, meskipun ia menyukai Angga. Biarlah Gresyia menerima cinta bertepuk sebelah tangan ini. Gresyia ikhlas kok..😥😥.

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang