Page 30

1.6K 52 0
                                    

Hari minggu yang biasa di jadikan sebagai hari bermalas-malasan sedunia kini tak dilakukan oleh siswa-siswi Harapan Bangsa. karena adanya suatu jadwal kegiatan yang memerintahkan mereka ke sekolah, pada pukul 09.00 pagi ini seluruh kelas dari jenjang X sampai XII di wajibkan untuk datang membersihkan dan memperindah tempat ruangan belajar mereka.

Tim pusat penilaian akreditasi, esok senin akan melakukan pemeriksaan dan peninjauan di sekolah itu. Maka dari itu, keluarga besar sekolah Harapan Bangsa berlomba-lomba mempersiapkan sarana dan prasarana belajar agar tetap dalam keadaan baik, keamanan sekolah yang terjaga dan utamanya kebersihan di junjung tinggi.

Apabila saat penilaian di laksanakan, memenuhi kriteria sebagai sekolah yang layak di rujuk dan di unggulkan, otomatis hal itu membawa dampak yang baik bagi status akreditasi sekolah. Dan tentunya juga itu akan berpengaruh dalam menentukan besar sedikitnya peluang mendapatkan kuota jalur undangan di perguruan tinggi nanti untuk kaka-kaka kelas yang menghadapi USBN dan UNBK.

"Ayo-ayo semuanya kerja, tidak ada yang bermalas-malasan. Kaca jendelanya di lap, jangan sampai ada sedikit debu pun yang menempel. terus plafonnya juga di bersihkan pakai sapu, agar sarang laba-labanya hilang!"
Pak Kasim selaku guru yang memantau jalannya kerja bakti sekolah minggu ini, berseru masuk ke dalam satu satu kelas ke kelas lain.

"Iya pak!"
Jawab mereka.

"Satu lagi, poster-poster pahlawan juga harus di pasang di tiap dinding kelas kalian! Eungg,, Tiang bendera kalian ada kan?"
Pak Kasim memeriksa segala kelangkapan atribut kelas.

"Iya ada pak, di samping bapa"
Jawab Melati, ketua sekaligus kordinator kelas yang sangat tau apa-apa saja yang harus diperlukan menjadi tempat ruang belajar yang rapi, bersih, dan nyaman.

"Oke, kalian lanjutkan pekerjaannya, bapak mau periksa ke kelas lain"
Pak Kasim keluar dari kelas itu.

Murid-murid Kelas XII IPA 1 mulai melaksanakan tugasnya dengan kompak. Agar pekerjaan lancar dan cepat kelar, Mereka membagi-bagi tugas sebanyak dua kelompok. Berdasarkan hasil musyawarah mereka yang diputuskan paten oleh Ketua kelas, Melati membuat kesepakatan. Untuk laki-laki; 1) melengkapi segala poster yang berkaitan dengan gambar pahlawan, pembukaan UUD, Janji Siswa dan Proklamasi, 2) membersihkan debu ataupun kotoran-kotoran lainnya yang menghinggap di Ventilasi, jendela maupun atap plafon kelas mereka. Dan 3) mempertebal kontras warna dinding mereka dengan men-cet putih agar suasana bangunan kelas mereka masih terlihat baru digunakan.

Sedangkan bagi perempuan; 1) menyapu lantai kelas 2) setelah di sapu, mereka akan mengepel lantai itu dan 3) merempel di sekeliling meja dengan kain bermotif Biru, sedangkan untuk sisi atasnya mereka lapisi dengan kertas manila kuning dan plastik bening. kemudian di tiap-tiap meja ada label kertas yang akan di tempel, bertuliskan nama pemilik bangku mereka.

Sesuai dengan harapan, teman-teman Melati bekerja dengan baik tanpa ada yang mempotres ataupun mengeluh. Namun hanya satu yang mengganggu di hatinya sekarang. Seorang cowok dengan santainya duduk di meja guru, hanya memainkan ponsel di genggamannya tanpa membantu teman-teman sekelasnya yang tekun bekerja. Melati sudah tau betul karakter pemalas dan susah di atur cowok itu, ralat bukan susah diatur tetapi lebih tepatnya tidak mau di atur.

Hmm siapa lagi kalau bukan Angga Pratama. Mata Melati mulai di sipitkan dan berjalan sambil berkecak pinggang menuju tempat Angga duduk.

"Heh, Angga?? Santai banget yah orang lain kerja, lo duduk manis di situ"
Tegur Melati dengan nada judesnya.

Angga hanya diam, malas melayani omongan galak Melati yang berkoar seperti Ibu-ibu yang capek mengurus rumah tangga. Ia tetap larut mengutak-utik layar androidnya dengan games-games yang menurutnya seru untuk mengisi waktu yang membosankan ini. Angga tuh paling anti mau disuruh-suruh membersihkan, karena terbiasa di rumah, Angga sering di perlakukan seperti tuan raja.

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang