Page 32

1.4K 41 1
                                    

Melihat dua siswa yang baru menengokkan wujudnya dari ruang BP, kesabaran Ihsan Maulana Mustofa tidak dapat di tahan untuk membogem wajah mereka satu persatu. Meski ia tau dua siswa itu telah di kenai hukuman atas perbuatannya, tapi Ihsan belum puas jika tangan kekarnya ini menghabisi orang yang melukai cewek yang ia sayangi.

Dengan pemikiran matang, Ihsan sudah membayangkan apa-apa saja yang harus ia lakukan lekas mendarat di hadapan mereka. Hitungan waktu 1 sampai 10 terucap dalam batin Ihsan mengisyaratkan untuk siap beraksi.

1,2,3,4,5,6,7,8..

Seseorang menepuk bahu Ihsan. Hitungannya pun jadi terhenti dan harus menoleh kesal siapa orang yang telah mengganggunya.

"cowok itu yang menampar Resky??"
Tanya Tiara to the point, Bersama Anggia yang mengikutinya.

Ihsan yang mengenal kalau mereka sahabat-sahabatnya Resky, mengubah raut mukanya dari kesal menjadi bingung.
"Iya mereka"
Jawabnya.

"Anggia lo udah siap??"
Tiara mendongak ke arah Anggia.

"Sip!"
Anggia mengancungkan jempol 'ok'.

"Ka Tiara mau ngapain?"
Ihsan menahan lengan Tiara, saat kaka kelasnya itu mulai maju menuju cowok-cowok yang menjadi targetnya.

"Mau kasih pelajaran, lo tunggu disini lihat kita bakal lakuin apa"
Kata Tiara dengan senyuman miringnya yang terkesan menampilkan cewek berwatak antagonis.

Ihsan menghentikan niatnya terlebih dulu dengan berdiri menetap di tempatnya. Ia penasaran rencana apa yang ingin mereka lakukan dengan modal keberaniannya.

Sebelum tiba di depan dua cowok itu, Tiara dan Anggia berjalan seakan tergesa-gesa ingin mengejar sesuatu. Keyakinan yang besar, mereka akan tekad membalas telak perbuatan orang itu dengan sebuah 'tindakan' yang mungkin publik akan mengira hal ini gila dan gokil, tetapi mereka tidak peduli selagi itu bisa mengadili sahabatnya.

Plak...

Plak..

tamparan keras di berikan kedua siswi itu. Tiara dengan tampang sok sedihnya mengeluarkan air mata, mengenakan tangannya pada cowok yang rambutnya hampir dikatakan gondrong sedangkan Anggia dengan aura judesnya melabrak cowok yang berpenampilan indetik dengan anting-anting hitamnya. Tingkah Tiara dan Anggia membuat cowok itu memegang bekas tamparan, lalu menatap mereka heran, meminta jawaban.

"Kak Edi, tega!! Kaka kenapa berbuat ini? Hah.. hiks..."
Tiara menunduk, menghapus air mata buayanya sendiri.
"Gue pikir selama ini ka Edi cuman sayangnya ke gue, tapi Apa? Di luar sana kaka suka menggoda perempuan-perempuan yang gak kalah lebih cantik dari gue"
Duh.. maaf ya Edi, Tiara jadi bawa-bawa nama kamu. Ini penting sekali, demi kepentingan keberhasilan rencana dia dengan Anggia.

"Lo juga... Dilan! Gue udah salah selama ini, gue kira lo adalah satu-satunya cowok yang dapat gue percaya, ternyata lo sama aja dengan cowok lain, buaya buntung!"

Anggia juga ikut menunduk, sambil mengeluarkan cacian makiannya. Anggia menahan malu bukan karena perbuatannya, tetapi nama cowok yang dia sebut itu untuk lawan bicaranya ialah sebetulnya tidak ada di sekolah ini. Dia asal nyebut, habis Anggia bingung nama apa yang dia ingin pakai—— Tiara kan enak, dia bisa gunakan nama pacarnya. But Anggia?? Kebetulan ada nama film Dilan 1990, jadinya dia memakai nama itu saja deh😂😂.

Cowok Arogant Juga Bisa Luluh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang