Cepat menyimpulkan hanya akan membawamu pada penyesalan.
~
"Udah ah, berhenti! Gue capek." Raka mengusap keringat di dahi yang menetes satu demi satu bulir membasahi wajahnya.
"Lagian lo ngapain ngejar gue. Lo suka sama gue?" Nando menghela napas lega. Walau sebenarnya napasnya tersenggal - senggal.
"Siapa yang ngejar lo, kan lo sendiri yang narik gue."
"Lo sama gue kayak anak kecil tahu."
"Ih nggak nyambung. Tadi, lo sengajakan?"
"Iya gue sengaja. Biar lo tahu Mawar tuh nggak baik buat lo jadi lo harus bersyukur putus sama dia." ucapan Nando memang benar adanya.
"Tahu, ah."
"Kayak cewek, lo."
"Yang ada lo kali, bando cewek PMS." Raka mengucapkan tiga kata terakhir dengan penuh penekanan.
Raka sebenarnya kecewa dengan apa yang dilihatnya tadi di kelas XI IPA 3. Kelasnya Mawar Dilantika, mantan Raka.
Empat hari lalu Mawar mengakhiri hubungan mereka dengan mengatakan bahwa sudah tidak ada kecocokan diantara mereka.
Alasan yang tidak masuk akal memang.Setelah mendengar percakapan Mawar dengan Rafli, Raka sadar dirinya hanya dimanfaatkan saja.
Selama ini Mawar hanya menjawab tantangan dari Rafli. Dia meminta agar Mawar mendekati Raka dan menjatuhkannya. Menjatuhkan dalam hal reputasinya sebagai kapten futsal sekaligus menggeser jabatannya itu.Bahkan tadi Raka sempat melihat Mawar mencium sekilas pipi Rafli. Dan itu sangatlah membuatnya merasa sakit. Selama tiga bulan kemarin Raka hanya bisa bergandeng tangan.
Mungkin ini pelajaran berharga untuknya. Tiga bulan yang menurutnya sangat berarti, namun tidak untuk mantan pengkhianat itu.
"Rak?" Nando yang melihat temannya berjalan lesu mendadak menghentikan langkahnya.
"Apa?"
"Hah, ini siapa sih? Kayaknya bukan Raka Ferdiandaru yang gue kenal, deh."
Nando menggoyang goyangkan tubuh Raka."Gue nggak nyangka aja, Mawar tega banget sama gue."
Nando berdecak kesal. Dia tidak menyangka sahabatnya akan menjadi lesu seperti ini, setelah melihat dan mendengar ucapan Mawar tadi.
Raka yang dia kenal bukan seperti yang ada dihadapannya sekarang. Raka bahkan setiap saat selalu saja mengganggunya. Selalu bertingkah membuat orang lain kesal kemudian Raka akan tertawa puas dengan kelakuannya itu. Tapi saat ini Raka yang periang berubah menjadi Raka yang sedang terpuruk karena cewek jahat macam Mawar.
Kini Raka seperti orang yang tidak diberi makan seminggu. Berjalan gontai, dengan kepala tertunduk tak peduli dengan ocehan Nando.
"Rak, belok! Kantin aja. Gue traktir, deh." kata Nando mencoba menghibur temannya.
"Terserah,"
"Kok terserah?"
Biasanya ketika Nando akan mentraktirnya, Raka langsung berjingkrak ria seperti anak kecil yang akan dibelikan mainan baru. Lah, ini dia justru cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aquecer
Teen FictionDunia dingin dan penuh masalah milik Arina seakan bertambah berantakan saat pindah sekolah. Arina yang ingin menyelesaikan masalahnya di sekolah itu justru bertambah rumit ketika Raka si cowok receh dikelasnya selalu mengusik dirinya. Rasanya Raka...