5. Tersembunyi

56 7 1
                                    

Rindu yang tak tersampaikan, terkadang menyayat hati dengan kejam.

~Arina

Suara petikan gitar terdengar mengiringi malam dengan sinar rembulan yang begitu terang lengkap dengan bintang yang berhamburan menghiasi langit malam.

"There's nothing I could say to you

Nothing I could ever do to make you see

What you mean to me

All the pain, the tears I cried

Still you never said goodbye and now I know

How far you'd go"

Petikan gitar itupun lengkap dengan suara merdu milik Arina.
Malam ini, malam yang begitu sepi menurutnya. Sebenarnya tak hanya malam ini, mungkin setiap malam. Memang sepi berada di rumah sendiri tanpa ada yang menemani membuatnya memilih untuk duduk di balkon kamarnya. Dan menyanyikan lagu yang berjudul I will be milik Avril Lavigne.

"I know I let you down

But it's not like that now

This time I'll never let you go"

Belum juga sampai chorus, lagu dan petikan gitar itu harus terhenti ketika mata Arina menangkap sebuah mobil hitam yang sangat ia kenali menghampiri gerbang rumahnya.

Arina berlari kecil memasuki kamarnya dan menyembunyikan gitar miliknya di kolong ranjangnya. Kemudian naik ke tempat tidur dan menarik selimutnya menutupi tubuhnya hingga dada, tak lupa ia matikan lampu kamarnya.

Tak berselang lama pintu kamarnya terbuka dan terlihat Alena, mama Arina disana. Dan hanya sekilas saja Alena diambang pintu kamar Arina, kemudian pergi tanpa mengucapkan selamat malam ataupun mengecup kening Arina seperti yang diharapkan Arina.

Ketika dirasa mamanya telah meninggalkan kamarnya, Arina kemudian bangun dan mengambil ponselnya serta earphone. Arina kembali menuju balkon kamarnya. Kali ini tidak dengan gitar. Arina duduk disana, mendengarkan lagu yang ia putar sambil membuka akun instagramnya. Arina melakukan hal itu hingga larut malam.

_AR_

"Nan,"

Raka menoel-noel pipi Nando yang sedang asyik bermain game online, mobile legend, di karpet kamar Raka. Malam ini Nando memang menginap di rumah Raka. Hal itu sudah dilakukannya sejak kelas X kemarin. Tidak peduli apakah besoknya hari libur ataukah masuk sekolah. Nando selalu beralasan untuk tugas kelompok. Kenyatanya, hanya bermain game atau sekedar menonton film. Biasanya ada teman lain yang juga ikut, Tara misalnya, tapi tidak sesering Nando.

"Nan,"

"Apaan? Ganggu aja lo."

"Sarkas banget bang, jawabnya. Belum pernah di bungkam pake patung doraemon, ya?"

"Emang belum,"

"Nihh!"

Raka mebungkam mulut Nando dengan patung doraemon sungguhan.

"Isshh, lo kurang kerjaan banget deh. Tuh kan gue kalah. Mending lo mabar sama gue, sini!"

"Ogahh,"

"Cihh,"

"Nan, menurut lo Arina sama temennya itu kenapa pindah ke sekolah kita?"

AquecerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang