10. Dia kembali

52 8 1
                                    

Mulai masuk dalam jurang kegelapan,
tuk mencari sinar keajaiban.
~

Semalam Arina mimpi buruk tentang dia. Mimpi itu seakan nyata. Mimpi yang mengingatkannya untuk mulai serius mencari suatu hal yang mungkin akan jadi jawaban dari semua masalah yang dialaminya.

Perlahan ia beranjak dari tempat tidur. Jam dinding menunjukkan pukul 5 pagi artinya di luar masih gelap. Arina berdiri kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Baru saja tangannya menyentuh knop pintu kamar mandi, Arina dikagetkan oleh suara benturan keras yang berasal dari balkon. Segera Arina menemui sumber suara.

Arina membuka pintu balkon dan ditemuinya benda bulat terbungkus kertas putih. Ia membungkuk kemudian mengambil benda itu. Segera Arina membuka buntalan kertas putih tersebut sambil menengok ke bawah balkon. Tidak ada siapapun disana.

Benda bulat itu ternyata bola basket. Dan kertas pembungkus tadi berisi tulisan. Bukan tulisan tangan melainkan tulisan yang di print. Dan juga secarik foto keluarga Arina. Sama persis seperti beberapa bulan lalu.

Lo harus terima balasan setimpal!

Arina hanya menautkan kedua alisnya. Kemudian masuk ke kamarnya. Bola dan kertas itu ia masukkan ke lemari bagian bawah. Benda serupa juga tergeletak disana. Total, tiga bola basket yang sudah ia terima dari pengirim misterius yang mengancamnya itu.

_AR_


Ucapan Algan sukses membuat Arina menjadi perbincangan siswa siswi SMA Binbang. Banyak yang tak percaya akan hal itu. Pasalnya Algan tak pernah menceritakannya pada temannya, begitu pula di akun instagramnya yang ramai dengan netijen tak ada sosok Arina disana.

Pagi ini dengan kebetulan Arina dan Algan sampai di sekolah bersamaan.

Setelah memarkirkan motornya dengan benar Algan menghampiri Arina yang tak jauh darinya. "Motivasi lo kemarin apa?" tanyanya.

Arina menghiraukan, malah berjalan meninggalkan Algan.

"Jangan coba jadi adik durhaka, lo."

"Lo kakak durhaka!" Arina berhenti dan membalikkan badannya dan Algan tepat di hadapannya.

Niatnya hanya ingin bercanda namun Arina menanggapi serius. "Loh, salah gue dimana? Katanya lo nggak mau famous lagi, terus kemarin itu apa?"

"Lo tanya salah lo dimana? Lo ninggalin gue sendirian sama mama." Raut wajahnya kini penuh dengan emosi.

Algan diam.

"Gue nggak bisa tinggal sama mama, lo tahu itu. Dan lo juga sebenarnya ngerasain hal yang sama, kan?"

"Lo nyuruh gue ngelakuin hal yang sama kayak lo?"

"Gue nggak nyuruh."

Mereka sama sama diam.

Detik berikutnya seseorang menghampiri mereka. "Alganteng! Cye elah sama adiknya." sapaan khas yang tentu hanya dilakukan oleh Raka, cowok berbehel dengan segudang tingkah konyolnya.

"Berhenti panggil gue dengan nama itu!" moodnya pagi ini benar benar rusak sepertinya.

"Kenapa? Asal lo tahu, ya, itu panggilan sayang, loh."

AquecerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang