Sekali kali tunjukkan dirimu Kasian mereka, pandangannya berat sebelah.
~
Pagi ini di kelas XI IPS 1 terdengar suara riuh dan tawa karena membahas topik yang sedang panas. Yang tak lain objeknya adalah Raka yang kemarin dihukum.
"Cye, yang kemarin dapet gombalan."
"Kapan? Nggak tuh," Arina ini benar tidak tahu, lupa, atau tidak mau tahu, ya. Dhea berdecak.
"Ngaku aja, sih. Satu kelas juga udah tahu." Sembari melipat tangan didepan dada, Dhea menoleh kearah sekumpulan tukang gosip yang isinya cowok semua.
"Tahu dari?" tanya Arina singkat padat dan jelas sambil memasangkan earphone di telinganya.
"Nando yang bagi video di grup kelas." Dhea menyodorkan ponselnya.
"Lo itu, punya hp cuma buat dengerin musik, download lagu." Dhea menghembuskan napas kasar.
Arina hanya mengedikkan kedua bahunya sebagai jawaban.
Arina tak acuh meski beberapa temannya menanyakan berbagai macam pertanyaan receh seputar Raka dan dirinya.
"Ar, gue saranin jangan sampai kena rayuan Raka, deh." kini Rini yang berceloteh.
"Hm." jawaban macam apa coba.
"Takutnya sih lo jadi ketularan absurdnya." dan sekumpulan cowok gosip tadi terbahak.
Tak lama setelah itu Raka masuk kelas dan seisi kelas semakin tertawa keras melihat Raka.
"Nandoooo!"
Orang yang diteriaki belum datang. Ekspresi kesalnya itu membuat cowok berbehel itu semakin pantas untuk menjadi bahan candaan teman sekelasnya.
"Meski Nando nggak bagi video, satu sekolah juga udah pada tahu kali." ucap Tara dari sekelompok tukang gosip tadi.
Dan Raka hanya bisa pasrah menjadi bahan bullyan hari ini.
_AR_
"Gimana? Jadi?" katanya setelah menunggu lama sambil menyenderkan punggungnya di tembok depan kelas.
"Nanti. Istirahat kedua katanya. Kayra mau ngerjain pr dulu." jawab Dhea setelah usai chatingan dengan Kayra.
"Ya udah." Arina menjauh dari dinding.
"Mau kemana?"
"Kelas."
"Ngapain? Mending keliling sekolah, kan lebih seru. Di kelas lo mau pake earphone-kan? Terus gue dicuekin?"
"Ck," Arina pasrah saja tangannya ditarik Dhea menjauh dari koridor kelasnya.
Sementara di lapangan basket, banyak siswi yang sedang takjub melihat seorang cowok yang menurut mereka sebelas dua belas dengan oppa korea. Yang tak lain adalah Algano Faiza.
Algan tidak sendiri melainkan bersama Fauzan, Nando juga Raka. Dhea yang melihat itu tertarik untuk ikut meramaikan lapangan.
"Eh! Kebetulan ada lo, Ar. Itu si Raka kayaknya bakalan malu lagi deh." ucap Tara yang kebetulan di sampingnya.
Arina diam.
"Emangnya kenapa, Ra?" alih alih Arina yang menjawab, kini Dhea yang berantusias.
"Raka itu nggak bisa main basket, terus ditantangin sama senior, itu si Algan." jelasnya.
Walaupun Raka mahir bermain futsal tapi untuk bola basket entah kenapa tidak begitu mahir.
"Lo berani nggak lawan gue?" Algan sebenarnya sering mencari cari kelemahan Raka yang menurutnya sangat menyebalkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aquecer
Teen FictionDunia dingin dan penuh masalah milik Arina seakan bertambah berantakan saat pindah sekolah. Arina yang ingin menyelesaikan masalahnya di sekolah itu justru bertambah rumit ketika Raka si cowok receh dikelasnya selalu mengusik dirinya. Rasanya Raka...