FH - 7

1K 105 17
                                    

"Ha-hamil?"

Yemin dan Changkyun menoleh ke sumber suara. Ada Jesun yang kini tengah berdiri di atas anak tangga keempat dari bawah.

"Jesun, sejak kapan kau sadar?" tanya Yemin yang berusaha mengabaikan pertanyaan Jesun.

"Kenapa kalian tidak menjawabku? Apa benar aku ini hamil?" ujar Jesun sekali lagi.

Changkyun mengangguk. "Benar, kau sedang dalam keadaan hamil."

"Tapi aku tidak merasakan tanda-tanda apapun. Ya maksudku seperti mual atau sebagainya" jawab Jesun.

"Mungkin kau hanya belum merasakannya saja. Apa akhir-akhir ini kau sering kelelahan?"

Jesun berpikir sebentar. Memang benar, akhir-akhir ini ia sering merasa kelelahan walopun hanya mengerjakan aktivitas kecil.

"Kalo begitu, kau istirahat saja dulu disini. Biar Yemin yang menemanimu" ucap Changkyun. "Jika kau tidak percaya padaku, aku bisa mengenalkanmu pada temanku yang kebetulan dokter kandungan."

"Tidak usah, aku tidak ingin merepotkanmu." Jesun menolak tawaran Changkyun.

Changkyun hanya menganggukkan kepala. Setelah itu ia berjalan menuju pintu dan keluar. Selepas kepergian Changkyun, Yemin dengan segera berjalan menghampiri Jesun dan berdiri di hadapannya.

"Apa kau sungguh tak merasakan apapun?" tanya Yemin sedikit penasaran.

Jesung mengangguk. "Benar aku tidak merasakan apapun. Hanya saja akhir-akhir ini aku mudah sekali lelah walopun hanya mengerjakan pekerjaan kecil. Mungkin nanti aku akan mengeceknya sendiri setelah aku merasakan sesuatu."

"Baiklah, kalo begitu kau istirahatlah dulu. Setelah merasa lebih baik, baru kita pulang."

Yemin hendak kembali ke lantai satu, tapi lengannya ditahan oleh Jesun. Tentu saja hal itu membuatnya menghentikan langkahnya.

"Ada apa?"

"Hm i-itu.. aku tidak ingin pulang ke rumah" ujarnya sambil melepaskan pegangan pada lengan Yemin.

Yemin mengerutkan keningnya. "Kenapa kau tidak ingin pulang?"

"Aku tak ingin bertemu Joshua terlebih dahulu" jawabnya.

Yemin paham apa yang di rasakan oleh Jesun. Pasti sahabatnya itu masih kesal sekarang, makanya ia tak mau pulang.

"Baiklah, kalo begitu kita tinggal disini beberapa hari dulu. Baru setelah itu kita pulang." Yemin kembali turun dari tangga dan terus berjalan.

Jesun mengangguk. Lalu ia ingat bahwa dirinya tak mengenal siapa Changkyun sebenarnya. Ia segera menyusul Yemin ke bawah dengan sedikit berlari.

"Yemin-ah, sebenarnya siapa dia?" tanya Jesun yang kini tengah duduk di hadapan Yemin.

"Dia? Dia siapa?" Yemin balik bertanya.

"Itu pria yang tadi, siapa dia? Aku belum pernah melihatnya."

"Jelas saja kau belum pernah melihatnya, selama ini dia itu tinggal di luar negeri" – Yemin yang sedikit kesal.

"Dia sepupuku, namanya Im Changkyun." jawab Yemin dengan santai.

"APA?! Sepupumu?!" pekik Jesun.

Yemin mengangguk. "Benar dia sepupuku. Dia tinggal di luar negeri selama ini. Setelah pendidikannya selesai, dia kembali kesini untuk menjadi dokter disini."

"Kau tidak pernah membicarakan apapun tentangnya" protes Jesun.

"Untuk apa aku menceritakannya? Selama ini dia tinggal di luar negeri dan aku hanya bertukar kabar dengannya melalui e-mail. Ini pertama kalinya kami bertemu kembali setelah bertahun-tahun lamanya" jelas Yemin.

Full House Season 2 ( Seventeen - Joshua ) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang