Bunga aja yang enggak kesiram air beberapa hari bisa layu, lalu apa kabar dengan orang yang enggak kesiram kasih sayang dalam hitungan tahun?
-Regal Benua Amalta-Bulan aja yang sendiri mampu memancarkan sinar, bulan tidak iri tuh dengan banyaknya bintang. Ia sendiri, tapi ia mampu memberikan cahaya. Bahkan dalam keadaan sunyi digelapnya malam.
-Renata Agatha Sari-Bulan tidak akan ada apa-apanya jika harus bersaing dengan Matahari. Matahari punya segalanya. Dari Esuk sampai datangnya Senja.
-Revan Benua Amalta-***
Regal saat ini telah berada diruang UKS. Sudah satu jam dirinya tidak sadarkan diri setelah kejadian tadi. Sepertinya disamping itu sudah ada Renata yang setia menunggu kesadaran Regal. Yaa..memang tadi saat Regal terkapar di koridor, beberapa menit kemudian Renata melewatinya karena memang ia akan pergi kekantor guru untuk menanyakan tugas di kelasnya sebagai tanggung jawab wakil ketua kelas menggantikan ketuanya yang sekarang tidak berangkat, ia sempat bingung dari kejauhan dan bertanya-tanya.
Siapa yang pingsan pada jam pelajaran?
Karena rasa penasarannya, kemudian Renata menghampiri lebih cepat. Dan saat telah sampai, betapa kagetnya dia saat tahu bahwa orang itu adalah Regal. Ia berpikir, perasaan tadi pas di taman kelihatan baik-baik saja. Kenapa sekarang bisa tiba-tiba seperti ini? Sungguh, Renata bingung saat itu juga. Dan ia lebih memilih memanggil guru untuk membantunya membawa Regal ke UKS.
"Arrghhh bun--da----" Suara itu tiba-tiba muncul diruangan itu.
"Gal..udah sadar?" Renata yang mendengar suara Regal kemudian bertanya dengan raut wajah yang terlihat khawatir.
"Sa--kit..." Ucap Regal balik bertanya ditengah kesakitannya.
"Apa yang sakit? Hmm?"
"Kepala gue sakit banget, Nat."
"Yaudah biar gue panggil guru sebentar ya."
"Ehh--ng-nggak usah."
"Lah katanya kepala lo sakit, gue panggilin sebentar soalnya gue enggak tau mau bantu lo gimana."
"Jangan."
"Terus sekarang gue harus apa? Kalo gitu lo minum obat sakit kepala dulu aja, bentar biar gue ambilin." Renata pun kemudian menuju kotak P3K untuk mengambil obat yang sekiranya mampu menghilangkan sedikit rasa sakit Regal.
"Nih obatnya. Kalo misal belum sembuh juga mending lo kedokter aja deh, takutnya nanti ada apa-apa." Ucap Renata sembari memberi obat yang diambilnya.
"Makasih." Balas Regal kemudian mulai meminum obatnya.
"Gue tadi kenapa? Pingsan ya?" Lanjut Regal.
"Pake nanya lagi. Iyalah lo pingsan di koridor, tadi kalo gue enggak lewat mau ke ruang guru pasti lo bakalan masih di sana sampai bel istirahat. Makanya besok lagi kalo sakit jangan sok-sok an berangkat, kalo gini kan siapa yang repot?" Ucap Renata
"Jadi, enggak ikhlas nih. Katanya temen?"
"Ya justru temen lo udah gue tolongin, gue juga udah nemenin lo. Gimana sih?"
"Yaudah deh, makasih ya makasih banget."
"Iya-iya. Sekarang lo mau gue panggilin siapa? Soalnya gue mau ke kelas ada tugas yang belum gue selesain."
"Enggak usah, yaudah sana lo pergi aja. Maaf ya udah ngerepotin."
"Jangan gitu. Bagi gue, lo nggak ngerepotin sama sekali. Oh iya gue kasih tau Revan aja kali ya, dia kan belum tau kondisi lo sekarang." Ucap Renta tanpa tau hubungan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Regal
Teen FictionRegal Benua Amalta : Pendiam✔ Lebih suka sendiri✔ Belum pernah pacaran✔ Tingkat pendiamnya menurun saat bersama sahabat✔ Tidak terlalu pintar✔ Senang menyimpan masalah sendiri✔ Mendadak nakal saat pikiran kacau✔ Satu hal...