Tentang Regal

23 ::: Berani untuk kembali

Takut rasanya saat ingin kembali tapi selalu di mustahilkan oleh harapan. Jika saja segalanya bisa tersemogakan, jelas akan kuharapkan semuanya tanpa angan yang tersisa diatas kenyataan.
-Regal Benua Amalta-

___

TERHITUNG dua hari sejak Regal memutuskan untuk menginap dirumah Bagas tempo hari. Sejak saat itu hati dan pikiran Regal jelas tidak tenang. Karna apa? Karna dirinya selalu kepikiran dengan kakak sulungnya, meskipun memang kakaknya itu sudah sempat mengetahui keberadaannya yang jelas diberi tahu oleh sahabatnya itu. Sebelumnya Regal sendiri juga sudah bisa menebak jika kakaknya akan menanyakan keberadaannya pada Bagas, karna bagaimanapun menurut Regal, Bagas adalah salah satu sahabatnya yang selalu dicari oleh Kak Reyna saat sesuatu sudah menyangkut tentang dirinya. Tidak hanya sekarang, tapi waktu-waktu sebelumnya juga seperti itu jika dirinya sudah mulai menghindar.

Dan Bagas sendiri juga sudah biasa dengan hal seperti itu. Sebenarnya kemarin dirinya tidak diperbolehkan Regal untuk memberi tahu Kak Reyna tentang keberadaannya, namun Bagas tentu saja tidak mengindahkan perkataan itu, jelas saja hal itu malah akan memperpanjang masalah menurutnya. Bagas juga tidak heran dengan sikap yang Regal buat terhadap kakaknya sendiri, Regal yang lebih memilih mematikan handphonenya ketika berada di rumahnya dengan alasan supaya dirinya tidak usah repot-repot menjawab pertanyaan dari sang kakak yang sudah jelas sedang mengkhawatirkan keadaannya.

Bodoh.

Menurut Bagas semua pemikiran sahabatnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh jika dilakukan. Bagaimana tidak, menghindar dari keluarganya sendiri yang jelas sedang mengkhawatirkan keadaannya itu tentu sangat bodoh bukan? Tentu saja, dan juga sangat jarang dilakukan oleh kebanyakan orang, tapi tidak dengan Regal, meskipun didalam pikiran dan hatinya selalu dilanda ketidaktenangan namun sebisa mungkin Regal berpikir, jika perlakuannya saat ini adalah bentuk penghindaran dari bundanya, meski kakaknya sendiri juga akan ikut terlibat.

Namun itu hanya berlaku untuk dua hari kemarin, untuk hari ini Regal memutuskan pulang dari rumah Bagas, sejak kemarin Regal selalu memikirkan perkataan Ayla yang sempat menggugah hatinya untuk kembali kerumah itu apapun keadaannya. Karna sejujurnya memang benar, rumah itu termasuk rumahnya juga.

Jika itu juga rumahnya seharusnya Regal tetap bertahan disana bukan? Karna bagaimanapun juga rumah itu adalah istananya, rumah itu juga tempat keluarganya berada, tidak mungkin jika dirinya pergi begitu saja meninggalkan segalanya didalam sana. Didalamnya masih ada malaikat yang selalu menjaganya meskipun itu bukan malaikat yang selama ini ia harapkan, tapi setidaknya dirinya tetap berada didalam satuan cahaya bersama-sama, meski tidak untuk menyelinap kedalam cahaya itu sendiri, tapi baginya yang terpenting adalah dirinya masih bisa melihat kebersamaan cahayanya walau memang tidak untuk ikut merasakannya.

Dan sesuai keputusan serta pemikiran yang Regal tetapkan, hari ini juga dirinya akan kembali kerumah itu, apapun nantinya yang akan terjadi baik itu positif maupun negatif sebisa mungkin akan ia terima seperti halnya setiap waktu dari kebiasaannya. Karna bagi Regal ucapan Ayla waktu itu sungguh membenarkan pikirannya, dirumah itu masih ada orang yang sangat menyayanginya bahkan sekarang mungkin sedang mengkhawatirkannya, dengan begitu Regal mengubah semua keputusannya, ia akan tetap didalam sana. Tak apa jika disana neraka baginya, tapi semoga saja akan menjadi surganya suatu saat nanti, sebelum waktu merenggutnya dari kehidupannya yang sangat kelam.

Regal masih dirumah Bagas, tapi kini dirinya berniat untuk pamit dan segera beranjak pulang, siap ataupun tidak itu sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai anak yang tidak pernah diharapkan. Semoga saja hatinya kuat. Karna orang hebat itu dilihat dari sekuat apa ia berjuang, bukan selelah apa ia menyerah. Regal akan membuktikan jika dirinya mampu, dirinya kuat, bahkan dirinya hebat. Ya, Regal akan bertahan meskipun sakitnya sangat luar biasa.