Bertahan untuk sesuatu hal dalam diam itu tak semudah berkata pada kenyataan, karna pada dasarnya segala apapun yang berteman dengan diam itu akan lebih menyakitkan dibanding segalanya yang orang tau. Diam itu berarti sendiri, dan sendiri itulah yang membuat seseorang harus rela bertahan secepat apa waktu berjalan.
-Regal Benua Amalta-Bingung aja gitu, udah disakitin berkali-berkali masih aja pura-pura kuat. Tuhan hebat mampu menciptakan hati satu paket dengan orangnya yang sama.
-Reyna Atha Amalta-Ingin menatap tapi jarak begitu jauh menggenggam, ingin berujar tapi diam seolah mengalahkan segalanya, ingin membawa harapan kembali tapi angan begitu cepat menelannya.
-Gallena's Quote-
___SUDAH terhitung tiga hari sejak kemarin Regal dirawat di rumah sakit. Sepertinya dirinya sekarang sudah di perbolehkan pulang walaupun mungkin hari-hari selanjutnya juga akan kembali lagi ditempat itu. Tapi Regal seolah tak memikirkan semuanya, yang ia pikirkan hanyalah pulang ke rumah. Karna baginya, rumah adalah tempat tinggalnya bersama keluarganya. Jika dirinya hanya tidur terbaring terus menerus malah akan menimbulkan rasa bosan. Untuk itu, ia lebih memilih di rumah sekalipun itu selalu sendirian, karna seenggaknya bersatu dalam lingkaran keluarga adalah hal yang paling indah meskipun kata itu tak pernah berarti untuk dirinya.
Hari ini Regal memaksakan untuk pulang, dan sekarang dirinya dan Reyna sudah berada didepan rumah berniat untuk masuk. Sejak kemarin Regal memang sudah memaksa untuk pulang meski kondisinya pun juga belum pulih. Dari kemarin juga hanya Reyna yang menemani Regal sampai hari ini, Reyna yang merawat Regal, bahkan Reyna sampai tidak berangkat kuliah hanya demi menjaga adik bungsunya yang sangat ia sayangi. Setelah mengetahui penyakit Regal kemarin Reyna berjanji, jika dirinya akan merelakan waktunya apapun itu saat sudah menyangkut kesehatan Regal. Karna penyakit itu juga bukan penyakit biasa yang bisa langsung sembuh.
Didepan rumah tepatnya diteras depan Regal menghentikan langkah kakinya, hal itu sempat diikuti oleh Reyna yang melihatnya dengan begitu kasihan pada adiknya sendiri.
"Dek, kenapa? Ayo masuk, kakak antar sampe kamar." Kata Reyna memulai pembicaraan.
"Kak, janji ya jangan bilang."
Reyna tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala.
"Bunda ada di dalem?" Tanya Regal yang memang belum mengetahui.
"Kayaknya sih iya." Reyna merasa ada yang berubah dari wajah Regal.
"Kalo belum siap ketemu bunda bilang sama kakak, jangan diem terus. Meskipun bunda selalu mengabaikan tapi kamu harus lihat disini Dek, selalu ada kakak." Jelasnya sambil menepuk pundak Regal.
"Regal bukannya nggak siap, Kak. Tapi--"
"Dek, kamu itu adek kakak yang kuat. Kamu bisa mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan meskipun memang harus dengan cara yang begini."
"Regal udah berusaha sekuat apa Regal bertahan Kak, tapi bunda seolah nggak mau melirik Regal sedikit pun. Jujur Kak, Regal capek. Regal mau ketemu Ayah, Regal mau bilang semuanya, Reg---"
Kalimat itu terhenti saat tiba-tiba Reyna memeluk tubuh kurus adiknya itu dengan air mata yang sudah berlinang. Jika sudah seperti ini Reyna akan tahu, bahwa Regal ingin sekali menyerah dengan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Regal
Teen FictionRegal Benua Amalta : Pendiam✔ Lebih suka sendiri✔ Belum pernah pacaran✔ Tingkat pendiamnya menurun saat bersama sahabat✔ Tidak terlalu pintar✔ Senang menyimpan masalah sendiri✔ Mendadak nakal saat pikiran kacau✔ Satu hal...