29 ::: Flasshback [01]-Liburan yang tertunda selamanya-

9.9K 575 140
                                    

"Lihat masa lalu boleh, tapi jangan keseringan. Anggap aja jika kamu sedang melihat seberapa jauh kamu berjalan, bukan seberapa sering kamu menghentikan masa depan."
-Catatan Tentang Regal-GS

____

Seorang anak kecil tengah bergembira dengan nilai yang sangat memuaskan dan tentunya mendapatkan juara pertama dikelasnya. Ia sangat senang bahkan bahagia karena pada dasarnya dirinya bisa membanggakan kedua orang tuanya sampai saat ini, berkali-kali dirinya mendapatkan semua itu setiap tahunnya, itu artinya ia mampu membuat keluarganya tersenyum bahagia atas usahanya sendiri yang memang telah menjadi apa yang dicita-citakannya.

Tetapi, berbeda dengan anak yang satunya lagi. Disana ada sepasang anak kembar, keduanya memiliki wajah yang serupa, namun mempunyai sikap dan sifat yang sebagian bertolak belakang. Salah satunya tersenyum penuh kesenangan seolah hasil yang memuaskan itu adalah kebahagiaannya. Meski itu cukup terbilang benar.

Namun disisi lain ada hati yang terluka, hati itu kerap kali menyaksikan adegan seperti ini setiap tahunnya, hati itu juga yang selalu ingin direngkuh saat nilai yang diperoleh telah keluar, bukan hanya di tatap sekilas dan seolah dilupakan begitu saja.

Berkali-kali saat penyelesaian semester hati itu seperti terabaikan, hanya karna satu hal. Nilai yang tak begitu memuaskan.

Karna itu dirinya seperti sulit untuk dianggap meskipun memang sebenarnya dirinya juga ada disana, bahkan dirinya berada didalam satu lingkaran. Tetapi, malaikat yang selalu menjadi penerangnya itu berulang kali mengabaikan. Ia tahu kesalahannya. Karna ia selalu tidak bisa mendapatkan apa yang terbilang bagus. Ya, ia sangat tahu.

Bukannya tidak bisa, hanya saja belum waktunya saja untuk bisa. Berulang kali dirinya menanamkan janji didalam hatinya jika suatu saat nanti entah kapanpun itu, ia bertekad untuk bisa mendapatkannya. Meski sekarang terlihat tak punya sayap, tapi suatu saat nanti dirinya yakin sesuatu yang baik itu akan datang pada masanya.

Sepulang dari pengambilan raport siang tadi, ibu dari kedua anak itu terlihat jelas jika sedang bahagia. Wanita yang sedari tadi tak henti-hentinya memberikan kalimat pujian untuk salah satu anaknya yang mandapat juara satu. Dan seolah mengabaikan anak lainnya yang sedang duduk tak jauh dari mereka dengan buku raport dipangkuannya.

Anak itu merasakan sakit hati yang luar biasa. Bagaimana tidak, saat disana dirinya ada namun malaikatnya enggan menatap. Dalam diamnya, anak itu berusaha bertahan. Karna bagaimana pun, sudah seperti ini lah resikonya saat nilainya telah keluar, anak itu sudah terbiasa.

"Anak Bunda pintar banget sih? Dari dulu dapat juara satu terus, ditingkatkan lebih bagus lagi ya, sayang. Bunda sayang sama Revan." Ucapnya sangat lembut sambil mengelus dan mengecup rambut hitamnya.

Anak itu hanya membalas dengan anggukan dan senyuman yang begitu manis.

"Mau liburan nggak?" Tanya sang Bunda.

Anak yang di panggil Revan itu mengangguk cepat lantas menjawab.

"Mau banget, Bunda. Lagian kita jarang liburan juga." Balasnya antusias.

"Nanti minta sama Ayah pasti dibolehin." Jawabnya masih dengan mengelus surai hitam penuh sayang.

"Beneran, Bunda?" Tanyanya memastikan.

Sang Bunda pun hanya mengangguk mantab sebagai balasan. Sedangkan anak yang terlihat diabaikan itu hanya memandang mereka ketika bercakap-cakap tanpa berniat ikut campur. Anak itu juga ikut tersenyum senang saat mereka berbicara tentang liburan.

Meskipun jauh didalam hatinya, anak itu tahu bundanya akan terus mengabaikannya seperti saat ini karena pada dasarnya nilai yang ia peroleh masih jauh dari kata bagus dibandingkan dengan nilai saudara kembarnya. Namun tak apa, baginya nilai masih bisa diperbaiki selagi dirinya mau berusaha.

Tentang RegalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang