21 ::: Harapan yang terlepas Angan

7K 653 66
                                    

Karena faktanya, kata 'enggak papa' itu selalu saja mengarah pada 'apa-apa' yang tersusun rapi dalam sembunyi.
-Renata Agatha Sari-

Melepas harapan diatas angan tak semudah berkhayal pada imajinasi yang terbalut nyata. Karena, harapan bisa menyakitkan bila saja hanya berharap tapi tak pernah diharapkan.
-Regal Benua Amalta-

Rasanya benci jika aku mengutarakan tentang harapan. Karena, hati terlalu lelah saat harapan harus berkali-kali terjatuh tenggelam bersama angan. Ingin sekali rasanya harapan menjadi nyata, bukan harapan yang tiba sesaat lalu meninggalkan luka begitu saja.
-Gallena's- R

____

RENATA menuntun Regal berjalan kedalam rumah melalui pintu belakang yang memang sudah menjadi jalan masuk dari taman. Saat ini Renata akui bahwa dirinya benar-benar ada rasa yang sangat berbeda ketika berada didekat Regal, rasa itu tidak bisa ia ungkapkan melalui kata-kata, rasa senang sekaligus hati yang berdebar hebat dan tentu tidak pernah ia rasakan saat bersama Revan ataupun orang lain.

Disaat mereka berjalan melalui tangga menuju kamar Regal, tiba-tiba handphone Renata berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ia menghentikan langkahnya dan mulai membuka benda berbentuk persegi itu yang ternyata menampilkan pesan dari sang Mama. Sudah bisa ia pastikan jika Mamanya itu akan menyuruhnya pulang karena memang waktu sudah larut malam.

Mamasakoo❤
Re, udh malem. Klo mau lama-lama sma Regal bisa dilanjutin bsk. Skrng pulang dulu, Papa kmu udah nyariin.

Renata Agatha
Iya Ma, hbis ini Renata pulang.

Mamasakoo❤
Hati-hati dijalan, kalo perlu suruh anterin Revan.

Renata Agatha
Iya Ma, iya.

Renata menutup handphonenya tidak berniat menunggu balasan dari sang Mama. Regal hanya menautkan satu alisnya melihat sikap Renata. Lantas ia pun berniat untuk bertanya.

"Siapa?" Tanyanya singkat.

"Nyokap gue. Biasa udah malem nyuruh pulang." Jawab Renata dengan posisi masih berjaga-jaga dengan kondisi tubuh Regal yang terlihat sangat lemas.

"Pulang gih, Nat. Nggak enak gue sama nyokap lo nanti malah dimarahin," Perintah Regal.

"Iya habis ini juga mau pulang, sekarang biar gue anter kekamar lo dulu."

"Enggak usah, Nat. Gue bisa sendiri orang cuman beberapa langkah aja." Tolak Regal.

"Badan lo lemas, Gal. Takutnya nanti kenapa-kenapa."

"Berapa kali Nat gue bilang, kalo gue itu enggak papa, masuk kamar aja juga bisa toh cuman jalan enggak lari."

"Enggak, pokoknya lo harus gue anterin kalo perlu sampe lo tertidur gue baru mau pulang." Ucap Renata dengan paksaan.

"Emangnya gue anak kecil? Enggak papa, Nat. Mending lo pulang sekarang, kasihan nyokap lo nungguin dirumah."

Ditengah pembicaraan kedua remaja itu tiba-tiba ada suara langkah kaki yang menghampiri mereka. Terlihat wanita paruh baya sedang menatap keduanya. Regal menunduk, berbeda dengan Renata yang langsung mencium tangan orang itu kemudian berbicara.

Tentang RegalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang