Langit selalu ada awan, bulan selalu ada bintang, dan fajar selalu ada senja.
Lalu, Dunia ada apa jika Matahari selalu mengabaikannya?
-Regal Benua Amalta-Jangan bilang tidak apa-apa, jika faktanya selalu ada apa-apa.
-Reyna Atha Amalta-***
Malam ini Regal telah sampai dirumah. Sepulang dari mengantar Renata tadi, dirinya langsung berniat untuk mandi dan tidur. Karna tubuhnya yang terasa sangat lelah, kepalanya pun kembali merasakan sakit yang luar biasa. Padahal Regal sudah meminum obat itu, tetapi rasa sakit itu seolah ingin mempermainkannya.
Sebenarnya saat dirumah sakit tadi, Regal mati-matian menahan rasa sakit itu, ia diam dan tidak bersuara satu kata pun. Ditambah lagi ucapan yang dilontarkan sang bunda yang membuat rasa sakitnya menjadi berlipat-lipat ganda. Menurut Regal rasa sakit yang sekarang ia rasakan ditubuhnya, sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang diperbuat oleh bundanya. Karena jujur, ucapan dari bundanya itu yang lebih menyakitkan daripada rasa sakit yang ia rasakan sekarang. Jika Regal boleh memilih, ia akan lebih memilih sakit parah, dibandingkan harus menanggung semua ucapan bundanya yang hanya terus membekas dihati, tanpa tau apa obatnya.
Dan sekarang Tuhan telah mengabulkannya bukan? Penyakit itu datang tanpa diundang. Tapi kenapa dirinya juga harus merasakan dua-duanya? Bukankah keinginannya hanya satu? Regal ikhlas jika memang Tuhan memberikan penyakit ini didalam tubuhnya, tapi kenapa hatinya juga selalu ikut merasakan sakit? Bahkan lebih sakit dari segala apapun.
Regal selalu saja ingin menyerah, tapi disisi lain ia juga sangat menyadari, menyerah bukan solusi yang baik dari keluarnya sebuah masalah. Karna bagaimana pun segala sesuatu itu harus dilakukan dengan berjuang. Selama ini Regal terus berjuang untuk bisa mendapatkan kasih sayang itu, ia berjuang untuk selalu menjadi apa yang bundanya inginkan, bahkan ia juga selalu berjuang untuk membuat bundanya itu bisa menganggapnya ada. Tapi kenapa perjuangannya itu seolah hanya angin lewat saja? Kemana hasil yang ia tunggu selama bertahun-tahun? Apa memang sakit ini hasilnya? Jujur, Regal lelah. Regal ingin menyerah.
Bayangan masa lalu itu terus muncul dipikiran Regal, mulai dari waktu bundanya masih menyayanginya, sampai dimana bundanya mulai mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Dulu, ia sangat ingat saat masih ada ayahnya, dirinya selalu menyuruh mereka untuk menemaninya saat tidak bisa tidur. Ya..Regal masih mengingat hal itu, bahkan untuk melupakannya pun tidak ada niat sekalipun.
"Bunda, ayah. Buka pintunya." Terdengar suara dari balik pintu kamar kedua pria dan wanita yang sepertinya sudah tertidur. Saat mendengarnya pun salah satu dari mereka segera membukakan pintu, dan telah didapati satu anak mereka yang tengah berdiri didepan pintu sambil membawa guling didekapannya.
"Regal kok belum tidur, ini udah malam. Kenapa sayang?" Ucap wanita itu dengan lembut.
"Bunda, Legal nggak bisa tidul. Legal mau tidul disini sama bunda sama ayah boleh?" Tanyanya dengan wajah polos.
"Loh, nanti kak Revan sendiri. Kalo nanti nyariin Regal gimana waktu Regal tidur disini?"
"Kak Lepan udah tidul bunda, nggak bakal tahu. Ya bunda, boleh ya?"
Karna kasihan dengan anaknya, wanita yang dipanggil bunda tersebut mengiyakan permintaan anaknya. Ia juga sangat tahu bahwa anaknya yang satu itu memang sedikit penakut saat tidak bisa tidur dimalam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Regal
Teen FictionRegal Benua Amalta : Pendiam✔ Lebih suka sendiri✔ Belum pernah pacaran✔ Tingkat pendiamnya menurun saat bersama sahabat✔ Tidak terlalu pintar✔ Senang menyimpan masalah sendiri✔ Mendadak nakal saat pikiran kacau✔ Satu hal...