Serial SHALIH SQUAD - 13. Tentang Hujan
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 12 April
-::-
Pagi masih gelap ketika Bima mendengar suara Queen dari arah kamar mandi.
"Maaas," panggil Queen, membuat Bima yang sedang menyapu teras depan, bergegas melangkah ke dalam rumah.
"Kenapa, Ta?" tanya Bima. Kepalanya melongok ke dalam kamar mandi, bersisian dengan tubuh istrinya.
Kamar mandi tergenang!
Hujan memang sudah turun sejak sebelum azan Subuh tadi. Rupanya cukup deras sampai membuat kamar mandi mereka dimasuki air selokan depan rumah.
"Kayaknya gara-gara sampah. Mungkin tersumbat gotnya," kata Bima kemudian. Dia menarik diri dan bergegas ke depan.
Seingatnya, dia sudah memastikan selokan di depan rumahnya selalu bersih dari sampah. Dan tetangga lain mestinya memerhatikan kebersihan selokan di depan rumah masing-masing.
Menyusul suaminya ke depan rumah, Queen mengernyitkan kening karena melihat Bima mulai mengenakan sandal untuk keluar tanpa repot-repot membawa payung.
"Mas Bim, ngga bawa payung?" tanya Queen, mengeraskan suara demi memenangkan perlombaan dengan suara derasnya hujan.
"Pakai payung juga percuma, Ta," sorak Bima yang sudah mulai menerobos hujan.
Queen hanya memerhatikan suaminya dari teras depan. Merasakan serbuan beberapa tetes hujan di kakinya, sementara tangannya mengelus perutnya yang didiami janin berusia tujuh bulan.
Bima kembali tak lama kemudian.
"Tolong ambilin kresek, Ta," pinta Bima. "Yang ukuran sedang aja."
Queen lekas ke dapur, mengambil satu kresek putih, lalu memberikannya pada Bima. Suaminya kemudian berlalu lagi, membiarkan Queen menatap punggungnya yang dibalut kaos putih, lepek oleh air hujan.
Tak seberapa lama, Bima kembali dengan kantung kresek yang nyaris penuh terisi oleh sampah.
"Sampah dari mana tuh, Mas?" tanya Queen. Bima meletakkan kresek berisi sampah itu di dekat motornya yang terparkir di teras.
"Dari nomor 28. Kayaknya abis nyapu halaman, ketiup angin kali, Ta," ucap Bima.
Queen mengangguk. Paham betul bahwa suaminya ini senantiasa punya seribu baik sangka atas orang lain.
Rasul yang ngajarin begitu, Ta. Muslim yang baik selalu punya dugaan udzur syar'i ke saudaranya sendiri.
Begitu kata Bima setiap kali Queen menduga-duga sesuatu atas orang lain.
"Aku bikin sarapan dulu ya, Mas," kata Queen yang baru saja hendak masuk rumah, namun tangan kanannya ditarik Bima. "Kenapa deh?" tanya Queen, tak paham.
"Kita main hujan dulu, Ta," kata Bima. Senyumnya merekah. Persis anak kecil yang baru diizinkan main hujan oleh ibunya.
Terperangah, Queen hanya sanggup melongo.
Seolah berkata; Main hujan? Kayak anak kecil aja...
"Iya, main hujan, kayak waktu masih kecil dulu," kata Bima. Berkata seolah mereka kanak-kanak bersama.
Queen sampai tersipu dibuatnya. Dia memang kerap mandi hujan kan saat bocah dulu.
"Nanti masuk angin," tolak Queen, tapi Bima menariknya hingga sebagian tubuhnya tersiram hujan. Langit belum seberapa terang. "Mas, Mas..."
"Hujan itu berkah, Ta," kata Bima. "Sehat, dan bikin subur tanaman. Apalagi buat kita."
Queen mengerucutkan bibir. Mulai bungkam kalau Bima sudah bawa-bawa berkah. Iya sih. Kan suaminya ini selalu meminta Queen untuk tak lupa berdoa; Allaahumma shayyiban naafi'aa, setiap kali hujan turun.
Tapi main hujan...
MasyaaAllah...
"Rasul juga pernah kehujanan bareng sahabat, terus lanjut hujan-hujanan," jelas Bima. "Pas sahabat tanya, Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian? Lantas Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda; Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan. Di hujan begini, banyak banget berkah, Ta. Rahmat Allah turun barengan hujan..."
Nyengir, Queen mengangguk setuju. Dia tergelak dalam detik-detik berikutnya. Bajunya sudah basah kuyup dan Bima beberapa kali mengusap wajah Queen, yang basah, dengan penuh rasa sayang.
"Dilihat tetangga malu, Mas..." kata Queen. "Terus, aku juga mau siapin sarapan..."
"Sarapan pagi ini biar bubur ayam aja," balas Bima, tergelak melihat Queen berusaha berlindung dari hantaman tetesan hujan yang mengenai wajahnya. "Tetangga juga ngga ada yang keluar lagi hujan begini..."
TIN!
Sebuah klakson mobil menyela keasikan mereka berdua. Queen sigap sembunyi di balik punggung suaminya. Sementara Bima semringah, membalas klakson mobil tadi dengan lambaian tangannya. Itu tetangga sebelah mereka. Mungkin berangkat bekerja jam segini. Tapi karena kaca mobilnya tidak terbuka, jadi baik Queen dan Bima tidak tahu apa respons tetangga mereka itu.
"Tuuuh kaaan..." Queen merajuk. Malu ketahuan tetangganya mereka asik main hujan berdua begini.
Bima tertawa. "Kita lanjut di dalam aja yuk, Ta!"
Bima menggamit pergelangan tangan istrinya, kemudian mengajaknya masuk rumah.
"Kamu udah kedinginan, padahal baru sebentar main hujannya. Kalau gitu, lanjutnya di kamar mandi aja ya?" kata Bima lebih lanjut, membuat Queen geregetan. "Paling genangannya udah surut. Sekalian bersih---"
"Mas Bim, ini masih pagi..."
"Ya terus kenapa? Kita udah halal juga? Mandi bareng juga termasuk kebaikan yang diajarkan Rasul?"
Dan Queen tidak tahu harus menjawab apa. Dia sibuk menahan gigil tubuhnya. Apa pun itu, dia hanya butuh ganti pakaian kering sekarang.
[][][]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BIMAQUEEN
Espiritual(Sudah dicetak) (Baca aja ya selagi ada) Rumah Tangga Mas Bima dengan Qanita ?